(e-RH) November 01 -- MENGHINA PENCIPTA?

Posted On // Leave a Comment
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 1 November 2014
Bacaan : Amsal 14:14-35
Setahun: Yohanes 1-3
Nats: Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi
siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia.
(Amsal 14:31)

Judul:

MENGHINA PENCIPTA?

Peraturan Daerah tentang Kesetaraan dan Pemberdayaan Difabel
(2013) di Wonogiri, Jawa Tengah, menarik untuk dicermati. Menurut
peraturan tersebut, orang yang terbukti menghina kaum difabel dapat
dikenai denda sebesar 50 juta rupiah. Banyak pihak memberi apresiasi
tinggi atas kebijakan ini. Diharapkan, hal itu berdampak positif dan
menyadarkan orang untuk lebih menghargai kaum difabel.


Dalam perikop bacaan hari ini, sikap menghina dan menindas sesama
diulang hingga dua kali (ay. 21, 31). Menunjukkan betapa rawannya
umat Tuhan untuk bersikap tidak benar kepada sesama, terutama kepada
orang yang lemah atau tidak sempurna secara fisik (difabel). Sikap
menghina bisa berarti merendahkan, memandang rendah atau hina,
menganggap tidak penting. Sebagaimana dinyatakan oleh Tuhan Yesus,
sikap kita terhadap orang-orang seperti mereka memancarkan sikap
kita terhadap Tuhan (Mat. 25:40).


Tindakan menghina atau menindas orang lemah adalah penghinaan
terhadap Sang Pencipta. Di sekitar kita, tidak sedikit orang hidup
dalam kelemahan, miskin secara materi, atau tidak sempurna secara
fisik (difabel). Sementara itu, tidak sedikit pula orang yang
memperlakukan mereka dengan cara yang tidak patut, merendahkan,
bahkan menghina dan menyepelekan. Bagaimana dengan kita? Sudahkah
kita memancarkan kasih Tuhan dengan mengasihi sesama, khususnya
mereka yang lemah? Kiranya kasih-Nya memotivasi kita untuk
memperlakukan sesama dengan benar, bukan karena takut hukuman atau
denda. --Samuel Yudi Susanto /Renungan Harian

CARA KITA MEMPERLAKUKAN MANUSIA
MENUNJUKKAN SIKAP KITA KEPADA TUHAN.

e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2014/11/01/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Amsal+14:14-35

Amsal 14:14-35

14 Orang yang murtad hatinya menjadi kenyang dengan jalannya, dan
orang yang baik dengan apa yang ada padanya.
15 Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan,
tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya.
16 Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang
bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman.
17 Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang
bijaksana, bersabar.
18 Orang yang tak berpengalaman mendapat kebodohan, tetapi orang
yang bijak bermahkotakan pengetahuan.
19 Orang jahat tunduk di dekat orang baik, orang fasik di depan
pintu gerbang orang benar.
20 Juga oleh temannya orang miskin itu dibenci, tetapi sahabat
orang kaya itu banyak.
21 Siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah
orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita.
22 Tidak sesatkah orang yang merencanakan kejahatan? Tetapi yang
merencanakan hal yang baik memperoleh kasih dan setia.
23 Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka
mendatangkan kekurangan saja.
24 Mahkota orang bijak adalah kepintarannya; tajuk orang bebal
adalah kebodohannya.
25 Saksi yang setia menyelamatkan hidup, tetapi siapa
menyembur-nyemburkan kebohongan adalah pengkhianat.
26 Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada
perlindungan bagi anak-anak-Nya.
27 Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang
terhindar dari jerat maut.
28 Dalam besarnya jumlah rakyat terletak kemegahan raja, tetapi
tanpa rakyat runtuhlah pemerintah.
29 Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah
membesarkan kebodohan.
30 Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan
tulang.
31 Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi
siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia.
32 Orang fasik dirobohkan karena kejahatannya, tetapi orang benar
mendapat perlindungan karena ketulusannya.
33 Hikmat tinggal di dalam hati orang yang berpengertian, tetapi
tidak dikenal di dalam hati orang bebal.
34 Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda
bangsa.
35 Raja berkenan kepada hamba yang berakal budi, tetapi
kemarahannya menimpa orang yang membuat malu.

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+1-3
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Yohanes+1-3


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

(e-SH) 01 November -- Yeremia 38:1-13 - Bebal atau peduli?

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 1 November 2014
Ayat SH: Yeremia 38:1-13

Judul: Bebal atau peduli?

Konsistensi hamba Tuhan dalam melayani seharusnya tidak tergoyahkan
oleh apapun yang dihadapinya. Namun, justru konsistensi itu bisa
menimbulkan juga reaksi antipati bahkan penolakan. Yeremia
konsisten dengan pemberitaannya karena ia tahu, Tuhan sudah
berfirman dengan jelas kepadanya (2-3).

Paling sedikit dua sikap negatif menjadi respons terhadap konsistensi
Yeremia. Pertama, dari para pejabat kerajaan yang sangat membenci
Yeremia (1, 3-4). Mungkin sekali mereka ialah para pemuka Yehuda
yang pro-Mesir. Mereka menuduh Yeremia sebagai seorang provokator
yang melemahkan semangat juang prajurit Yehuda terhadap Babel. Apa
yang mereka lakukan kepada Yeremia sangat tidak manusiawi, yaitu
dengan menaruhnya di sebuah sumur yang berlumpur agar mati
perlahan (6).

Kedua, dari Zedekia yang plin plan. Zedekia sudah beberapa kali
meminta petunjuk Yeremia. Setiap kali ia mendengar berita yang
konsisten dari Yeremia, yaitu penghukuman akan menimpa Yehuda dan
dirinya kalau tidak mau bertobat. Namun Zedekia mengeraskan
hatinya untuk menolak berita tersebut. Di sisi lain, Zedekia tidak
mau menurunkan tangan sendiri atas Yeremia, ia memakai tangan para
pejabatnya. Toh, ia sendiri yang akhirnya mengizinkan Yeremia
dipindahkan dari tempat pemenjaraannya yang sangat buruk tersebut.

Lain halnya dengan Ebed-Melekh, juga seorang pejabat istana. Ia
menentang pejabat-pejabat jahat tersebut, dan berupaya
menyelamatkan Yeremia. Tidak dijelaskan motivasinya, tetapi kita
dapat menduga Ebed-Melekh percaya akan nubuat Yeremia. Buktinya,
kelak Tuhan sendiri yang meluputkannya dari kemalangan kota
Yerusalem (Yer. 39:18).

Sikap menolak dari pemuka Yehuda maupun sang raja merupakan sikap
bebal. Sudah tahu kebenaran, malah berupaya menindasnya. Sikap
yang pasti akan dihukum Tuhan. Apalagi sebagai pemimpin, sikap
sedemikian pasti membawa para pengikut mereka tersesat. Semoga
kita memiliki sikap seperti Ebed-Melekh, yang tidak membiarkan
pelayan Tuhan diperlakukan tidak adil dan tidak manusiawi.

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2014/11/01/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Yeremia+38:1-13
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Yeremia+38:1-13

Yeremia 38:1-13

1 Tetapi Sefaca bin Matan, Gedalya bin Pasyhur, Yukhal bin Selemya
dan Pasyhur bin Malkia mendengar perkataan yang tidak henti-henti
diucapkan oleh Yeremia kepada segenap orang banyak itu:
2 "Beginilah firman TUHAN: Siapa yang tinggal di kota ini akan mati
karena pedang, karena kelaparan dan karena penyakit sampar; tetapi
siapa yang keluar dari sini mendapatkan orang Kasdim, ia akan
tetap hidup; nyawanya akan menjadi jarahan baginya dan ia tetap
hidup.
3 Beginilah firman TUHAN: Kota ini akan pasti diserahkan ke dalam
tangan tentara raja Babel yang akan merebutnya."
4 Maka berkatalah para pemuka itu kepada raja: "Baiklah orang ini
dihukum mati! Sebab sebenarnya dengan mengatakan hal-hal seperti
itu maka ia melemahkan semangat prajurit-prajurit yang masih
tinggal di kota ini dan semangat segenap rakyat. Sungguh, orang
ini tidak mengusahakan kesejahteraan untuk bangsa ini, melainkan
kemalangan."
5 Raja Zedekia menjawab: "Baiklah, ia ada dalam kuasamu! Sebab raja
tidak dapat berbuat apa-apa menentang kamu!"
6 Maka mereka mengambil Yeremia dan memasukkannya ke dalam perigi
milik pangeran Malkia yang ada di pelataran penjagaan itu; mereka
menurunkan Yeremia dengan tali. Di perigi itu tidak ada air, hanya
lumpur, lalu terperosoklah Yeremia ke dalam lumpur itu.
7 Tetapi ketika didengar Ebed-Melekh, orang Etiopia itu--ia seorang
sida-sida yang tinggal di istana raja--bahwa Yeremia telah
dimasukkan ke dalam perigi--pada waktu itu raja sedang duduk di
pintu gerbang Benyamin--
8 maka keluarlah Ebed-Melekh dari istana raja itu, lalu berkata
kepada raja:
9 "Ya tuanku raja, perbuatan orang-orang ini jahat dalam segala apa
yang mereka lakukan terhadap nabi Yeremia, yakni memasukkan dia ke
dalam perigi; ia akan mati kelaparan di tempat itu! Sebab tidak
ada lagi roti di kota."
10 Lalu raja memberi perintah kepada Ebed-Melekh, orang Etiopia itu,
katanya: "Bawalah tiga orang dari sini dan angkatlah nabi Yeremia
dari perigi itu sebelum ia mati!"
11 Ebed-Melekh membawa orang-orang itu dan masuk ke istana raja, ke
gudang pakaian di tempat perbendaharaan; dari sana ia mengambil
pakaian yang buruk-buruk dan pakaian yang robek-robek, lalu
menurunkannya dengan tali kepada Yeremia di perigi itu.
12 Berserulah Ebed-Melekh, orang Etiopia itu, kepada Yeremia:
"Taruhlah pakaian yang buruk-buruk dan robek-robek itu di bawah
ketiakmu sebagai ganjal tali!" Yeremiapun berbuat demikian.
13 Kemudian mereka menarik dan mengangkat Yeremia dengan tali dari
perigi itu. Demikianlah Yeremia tinggal di pelataran penjagaan
itu.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---

Anda terdaftar dalam i-kan-akar-santapan-harian sebagai [stefanus.777.renungan@blogger.com]
Untuk berhenti, silakan forward pesan ini ke leave-4972508-4407379.a48c7cdc0d4a88c1ce6ec770adb0f694@hub.xc.org

Santapan Rohani Hari Ini: Makna Kasih

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Makna Kasih


Makna Kasih

Posted: 30 Oct 2014 10:00 AM PDT

Jumat, 31 Oktober 2014

Makna Kasih

Baca: Roma 5:1-8

5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.

5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.

5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,

5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.

5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

5:6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.

5:7 Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar–tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati–.

5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. —Roma 5:8

Makna Kasih

Bertahun-tahun lalu saya pernah bertanya kepada seorang pria muda yang sudah bertunangan, “Bagaimana engkau tahu bahwa kau mencintainya?” Pertanyaan tersebut begitu sarat makna, dan dimaksudkan untuk membantu pria itu menyadari maksud hatinya dalam melangkah menuju ke jenjang pernikahan. Setelah memikirkannya sejenak, ia pun menjawab, “Aku tahu aku mencintainya, karena aku ingin menghabiskan sisa hidupku untuk membuatnya bahagia.”

Kami lalu membahas makna dari jawabannya itu, serta harga penyangkalan diri yang harus dibayar ketika seseorang senantiasa rindu mengusahakan yang terbaik bagi orang lain dan mengesampingkan kepentingan dirinya. Kasih sejati memang berkaitan erat dengan kerelaan berkorban.

Pandangan tersebut selaras dengan pelajaran yang terkandung dalam Alkitab. Dalam Kitab Suci kita mendapati sejumlah kata dalam bahasa Yunani untuk kasih, tetapi bentuk tertingginya adalah kasih agape—kasih yang didasari dan didorong oleh sikap rela berkorban. Kasih itu tampak paling nyata dalam kasih yang telah ditunjukkan oleh Bapa kita di surga dalam diri Kristus. Kita semua sungguh berharga di mata-Nya. Paulus menyatakan, “Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Rm. 5:8).

Bila pengorbanan menjadi ukuran sejati dari kasih, maka tidak ada pemberian yang lebih berharga daripada Yesus: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal” (Yoh. 3:16). —WEC

Akulah pangkal siksa-Nya,
Yang menyebabkan mati-Nya.
Agung benar, ya Tuhanku:
Engkau tersiksa gantiku!. —Wesley
(Kidung Jemaat, No. 31)

Kasih diukur dari apa yang rela kamu lepaskan demi mendapatkan kasih itu.

Ditolong Oleh Firman

Posted: 29 Oct 2014 09:30 AM PDT

Oleh: Helen Maria Veronica

ditolong-firman

Pernahkah kamu kecewa sama Tuhan? Aku pernah.

Aku kecewa karena aku merasa diciptakan Tuhan sebagai seorang yang bodoh. Nilai-nilaiku di sekolah sejak kelas 1 SD selalu banyak merahnya. Sempat mencoba les, tetapi sia-sia, nilaiku tetap saja jelek. Sampai-sampai, guruku sendiri pun menyebutku sebagai anak yang bodoh. Sakit rasanya dicap sebagai orang bodoh. Aku jadi mudah patah semangat, lebih sering mengeluh karena merasa diriku tidak bisa apa-apa. Mungkin karena putus asa membayariku les tanpa hasil, orangtuaku memutuskan agar aku berhenti saja. Jadi, aku mulai belajar sendiri di rumah dengan dibantu mama.

Melihat teman-teman yang punya ranking di kelas, aku sering merasa iri. Mengapa Tuhan ciptakan mereka pintar dan aku bodoh? Diam-diam aku suka mengamati teman-temanku yang pintar. Betapa aku ingin menjadi seperti mereka. Aku perhatikan kebiasaan mereka, gerak-gerik mereka, untuk aku tirukan. Ketika aku mendengar teman yang pintar suka makan banyak protein seperti ikan dan telur, aku pun ikut suka makan ikan dan telur supaya pintar seperti mereka. Ketika aku melihat teman yang pintar mengelap keringat di keningnya dengan gaya tertentu (dan ia bilang bahwa cara itu bisa membuat pikiran lebih encer), aku pun sering menirukannya. Ada sisi positifnya, karena aku yang tadinya malas jadi mulai rajin belajar, yang tadinya pilih-pilih makanan jadi suka makan banyak makanan berprotein. Nilaiku mulai membaik meski masih naik turun tak jelas. Namun, sekalipun lebih sering belajar, tetap saja aku masih merasa bodoh. Sepertinya sia-sia berusaha, karena aku merasa memang aku ini diciptakan sebagai orang bodoh. Mau apa lagi?

Lalu, suatu saat aku mendengar kesaksian yang mengatakan bahwa membaca Alkitab tiap hari dapat membuat orang menjadi pintar dan berhikmat. Wow, tentu saja aku mau mencobanya. Aku pun mendisiplin diri untuk membaca Alkitab. Meski hanya berawal dari rasa penasaran, Tuhan memakai waktu-waktu pembacaan Alkitab itu untuk menyapaku secara pribadi. Dia berfirman dalam Matius 11:28: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." Tuhan sungguh tahu bahwa menjalani hidup di dunia ini tidaklah mudah, termasuk untuk seorang anak muda seperti aku. Apalagi dengan tekanan dari orang-orang di sekelilingku yang menganggap aku bodoh. Tuhan memberiku undangan untuk datang kepada-Nya. Aku tidak perlu menanggung semua beban hidup ini sendirian.

Tuhan juga meluruskan pikiranku tentang apa yang sebenarnya disebut sebagai orang bodoh. Amsal 1:7 berkata "Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang yang bodoh menghina hikmat dan didikan." Tidak ada yang diciptakan Tuhan sebagai orang bodoh. Semua orang diberi-Nya kemampuan untuk belajar. Orang bodoh adalah orang yang "menghina hikmat dan didikan" alias tidak mau belajar atau tidak merasa butuh diajar. Sebaliknya, orang yang takut akan Tuhan menyadari keterbatasannya dan bersedia dituntun Tuhan untuk belajar hal-hal baru. Ayat Alkitab ini sangat menguatkanku dan terus aku ingat dalam menghadapi tiap masalah dalam pelajaran.

Aku mulai menyadari bahwa selama ini pikiranku terlalu penuh dengan keluhan dan sakit hati pada Tuhan dan orang-orang di sekitarku. Aku jadi tidak bisa melihat kebaikan Tuhan dan kesempatan-kesempatan belajar yang Dia sediakan. Ketika aku membaca Alkitab secara teratur, Tuhan menolongku untuk melihat masalah-masalahku dari sudut pandang-Nya. Dengan pikiran yang diperbarui itu, aku pun bisa belajar tanpa beban, yakin bahwa Tuhan punya rencana bagi hidupku yang indah pada waktu-Nya. Aku jadi semangat belajar, tahu bahwa Tuhan sesungguhnya tidak pernah menciptakanku sebagai orang bodoh. Percaya atau tidak, sejak saat itu aku mulai sering dapat ranking, bahkan pernah meraih juara umum di sekolahku.

Salah satu kata motivasi yang pernah kudengar adalah: “terimalah apa yang tidak bisa kamu ubah, dan ubahlah apa yang tidak bisa kamu terima“. Adakalanya kita kecewa karena hal-hal yang memang tidak bisa kita ubah. Misalnya saja, bagaimana orang lain memahami dan memperlakukan kita. Menghadapi hal-hal semacam itu, kita dapat bersandar pada janji Tuhan bahwa Dia dapat bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan, membentuk kita makin serupa Kristus. Namun, adakalanya juga, kekecewaan kita muncul dari hal-hal yang sebenarnya bisa dan perlu kita ubah. Misalnya saja: pola pikir kita yang keliru, kebiasaan-kebiasaan buruk kita, pengetahuan atau keterampilan kita yang kurang. Betapa kita perlu terus-menerus ditolong Firman Tuhan, agar kita tidak cepat menjadi kecewa dan menyalahkan Tuhan. Betapa kita perlu terus-menerus diajar Firman Tuhan, agar kita dapat memiliki sudut pandang yang tepat dalam menghadapi masalah-masalah kita.

Firman Tuhan telah menolongku dari pemikiran yang keliru tentang Tuhan dan tentang diriku sendiri. Dan itu mengubah hidupku. Bagaimana Firman Tuhan telah menolongmu dan mengubah hidupmu?

(e-RH) Oktober 31 -- AMBISI

Posted On // Leave a Comment
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 31 Oktober 2014
Bacaan : Matius 20:20-28
Setahun: Lukas 23-24
Nats: Kata Yesus, "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya, "Berilah
perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam
Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang
lagi di sebelah kiri-Mu." (Matius 20:21)

Judul:

AMBISI

Katak dapat melambangkan sikap yang ambisius. Coba perhatikan gaya
katak mencari mangsa. Mereka akan menendang ke bawah agar bisa
meloncat ke atas dengan lidah dijulurkan, sedangkan kaki depannya
mengayuh ke belakang. Bukankah hal itu mengingatkan pada lagak orang
yang ambisius? Mereka menjulurkan lidah untuk menjilat atasan.
Atasan yang tidak sadar pasti menjadi mangsanya. Terhadap rekan
selevel ia mencoba menyingkirkannya. Apalagi terhadap orang-orang
yang berada di bawahnya. Agar bisa naik, ia memanfaatkan bawahannya
sebagai tumpuan kakinya.


Permintaan ibu dari anak-anak Zebedeus menunjukkan hal itu. Mereka
tak segan datang kepada Yesus untuk mendapatkan jabatan. Bahkan
ketika Yesus mengatakan bahwa di setiap jabatan selalu ada
konsekuensi logis yang menyertainya, ibu dan kedua anaknya
menyatakan sanggup, padahal jabatan yang mereka incar hanya bisa
ditentukan oleh hak prerogatif Tuhan. Mereka menempatkan
kepemimpinan sebagai jabatan yang harus dikejar secara ambisius.


Yesus menawarkan gaya kepemimpinan yang berlawanan dengan model
dunia. Bukan memerintah-merintah dan menindas bawahan, melainkan
melayani dan memberdayakan sesama. Bukan ingin menonjolkan diri,
melainkan siap memberikan yang terbaik sekalipun berperan di balik
layar. Bukan memanfaatkan orang lain, melainkan bersedia berkorban
demi kesejahteraan bersama. Kepemimpinan ditempatkan sebagai fungsi
yang dijalani dalam konteks pelayanan. Bagaimana sikap kita terhadap
kepemimpinan? --Xavier Q Pranata /Renungan Harian

KEPEMIMPINAN BUKANLAH JABATAN UNTUK DIKEJAR,
MELAINKAN FUNGSI PELAYANAN UNTUK DIJALANI.

e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2014/10/31/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Matius+20:20-28

Matius 20:20-28

20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu
kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu
kepada-Nya.
21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah
perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam
Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang
lagi di sebelah kiri-Mu."
22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu
minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata
mereka kepada-Nya: "Kami dapat."
23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum,
tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku,
Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada
orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."
24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua
saudara itu.
25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa
pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan
tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan
keras atas mereka.
26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi
besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu,
hendaklah ia menjadi hambamu;
28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan
untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan
bagi banyak orang."

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Lukas+23-24
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+23-24


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

(e-SH) 31 Oktober -- Yeremia 37:1-21 - Pikul salib seorang nabi

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 31 Oktober 2014
Ayat SH: Yeremia 37:1-21

Judul: Pikul salib seorang nabi

Catatan sejarah berlanjut dari zaman Yoyakim hingga raja terakhir
Zedekia. Ternyata keduanya setali tiga uang. Sama-sama menolak
percaya pada pemberitaan firman. Zedekia lebih keterlaluan. Dia
sendiri yang memanggil Yeremia karena minta didoakan, tetapi ia
tidak mau mendengar dan mematuhi firman Tuhan sebagai syarat doa
yang didengar.

Memang saat Zedekia memerintah, pasukan Mesir menekan pasukan Babel
sehingga pasukan Babel mengundurkan diri dari pengepungan mereka
terhadap Yerusalem. Rupanya kesempatan itu dipakai Zedekia untuk
mengadakan persepakatan dengan Mesir melawan Babel. Yeremia
menyampaikan peringatan keras bahwa Babel akan datang lagi dan
kalau sampai Zedekia memberontak, pasti ia akan dilibas habis.
Bukannya percaya dan segera bertobat, raja menambah dosa lagi
dengan membiarkan Yeremia ditangkap oleh pegawai raja, dipukuli,
lalu dimasukkan ke talang air di bawah tanah. Baru ketika Yeremia
memprotes tindakan yang tidak adil itu, raja memindahkan dia ke
tempat yang lebih baik, tetapi tetap sebagai tawanan. Inilah
kenyataan 'pikul salib' seorang nabi. Pemberitaannya ditolak
mentah-mentah dan dirinya dituduh sebagai pengkhianat bangsa.
Padahal hati Yeremia penuh dengan kasih dan kepedihan saat melihat
bangsanya menuju kehancuran karena mereka keras kepala. Termasuk
Zedekia yang bebal. Di satu sisi, ia tahu bahwa Yeremia adalah
nabi yang setia memberitakan firman Tuhan, dan ia mau
mendengarnya. Namun di sisi lain, ia mengeraskan hati dan menolak
untuk percaya, apalagi bertobat.

Tidak semua dari antara kita diberi karunia untuk menderita pikul
salib seperti Yeremia. Namun setiap kita memang harus siap untuk
itu. Jadilah pemberita kabar baik yang berani menghadapi risiko
penolakan bahkan penganiayaan. Tuhan akan memberi kekuatan yang
kita perlukan. Penyertaan-Nya akan memampukan kita bertahan
sehingga konsisten dalam pelayanan, dan dalam anugerah-Nya, kita
boleh melihat petobat-petobat baru yang dimenangkan kepada
Kristus.

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2014/10/31/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Yeremia+37:1-21
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Yeremia+37:1-21

Yeremia 37:1-21

1 Zedekia bin Yosia menjadi raja menggantikan Konya bin Yoyakim;
Nebukadnezar, raja Babel, telah mengangkat dia menjadi raja atas
negeri Yehuda.
2 Tetapi baik ia, baik pegawai-pegawainya maupun rakyat negeri itu,
tidak mendengarkan firman yang disampaikan TUHAN dengan
perantaraan nabi Yeremia.
3 Pada suatu kali raja Zedekia menyuruh Yukhal bin Selemya dan imam
Zefanya bin Maaseya kepada Yeremia untuk meminta: "Berdoalah
hendaknya untuk kami kepada TUHAN, Allah kita!"
4 Adapun pada waktu itu Yeremia masih bebas pergi datang di
tengah-tengah rakyat; ia belum dimasukkan orang ke dalam penjara.
5 Adapun tentara Firaun telah berangkat keluar dari Mesir; mendengar
kabar itu maka orang-orang Kasdim yang mengepung Yerusalem angkat
kaki dari Yerusalem.
6 Lalu datanglah firman TUHAN kepada nabi Yeremia, bunyinya:
7 "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel. Kepada raja Yehuda, yang
menyuruh kamu kepada-Ku untuk meminta petunjuk, harus kamu katakan
begini: Lihat, tentara Firaun yang telah berangkat keluar untuk
membantu kamu akan kembali ke negerinya, ke Mesir.
8 Tetapi orang-orang Kasdim akan datang kembali memerangi kota ini,
merebutnya dan menghanguskannya dengan api.
9 Beginilah firman TUHAN: Janganlah kamu membohongi dirimu sendiri
dengan mengatakan: Orang-orang Kasdim itu telah pergi untuk
selamanya dari pada kita! Padahal mereka tidak pergi untuk
selamanya!
10 Dan seandainya kamu memukul kalah segenap tentara orang Kasdim
yang telah memerangi kamu itu, sehingga di antara mereka hanya
tinggal orang-orang yang luka parah, masing-masing di kemahnya
mereka akan bangun dan menghanguskan kota ini dengan api."
11 Ketika tentara orang Kasdim itu telah angkat kaki dari Yerusalem
oleh karena takut kepada tentara Firaun,
12 maka keluarlah Yeremia dari Yerusalem untuk pergi ke daerah
Benyamin dengan maksud mengurus di sana pembagian warisan di
antara kaum keluarga.
13 Tetapi ketika ia sampai ke pintu gerbang Benyamin, maka di sana
ada seorang kepala jaga yang bernama Yeria bin Selemya bin
Hananya; ia menangkap nabi Yeremia sambil berteriak: "Engkau mau
menyeberang kepada orang Kasdim!"
14 Dan sekalipun Yeremia menjawab: "Itu bohong, aku tidak hendak
menyeberang kepada orang Kasdim!", tetapi Yeria tidak
mendengarkan, lalu ia menangkap Yeremia dan membawanya menghadap
para pemuka.
15 Para pemuka ini menjadi marah kepada Yeremia; mereka memukul dia
dan memasukkannya ke dalam rumah tahanan, rumah panitera Yonatan
itu; adapun rumah itu telah dibuat mereka menjadi penjara.
16 Demikianlah halnya Yeremia masuk ke dalam ruang cadangan air di
bawah tanah itu. Dan lama Yeremia tinggal di sana.
17 Pada suatu kali raja Zedekia menyuruh orang mengambil dia. Lalu
dengan diam-diam bertanyalah raja di istananya kepadanya: "Adakah
datang firman dari TUHAN?" Jawab Yeremia: "Ada!" Lagi katanya:
"Bunyinya: Engkau akan diserahkan ke dalam tangan raja Babel!"
18 Kemudian berkatalah Yeremia kepada raja Zedekia: "Apakah dosa yang
kuperbuat kepadamu, kepada pegawai-pegawaimu dan kepada bangsa
ini, sehingga kamu memasukkan aku ke dalam penjara?
19 Di manakah gerangan para nabimu yang telah bernubuat kepadamu,
bahwa raja Babel tidak akan datang menyerang kamu dan negeri ini?
20 Sekarang, dengarkanlah, hai tuanku raja! Biarlah permohonanku
sampai di hadapanmu: janganlah kembalikan aku ke rumah panitera
Yonatan, nanti aku mati di sana."
21 Raja Zedekia memberi perintah, lalu orang menahan Yeremia di
pelataran penjagaan dan memberikan setiap hari kepadanya sepotong
roti dari jalan tukang roti, sampai pada waktu segala roti habis
di kota itu. Demikianlah Yeremia tinggal di pelataran penjagaan
itu.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---

Anda terdaftar dalam i-kan-akar-santapan-harian sebagai [stefanus.777.renungan@blogger.com]
Untuk berhenti, silakan forward pesan ini ke leave-4972022-4407379.a48c7cdc0d4a88c1ce6ec770adb0f694@hub.xc.org

Santapan Rohani Hari Ini: Musik Dan Pengeras Suara

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Musik Dan Pengeras Suara


Musik Dan Pengeras Suara

Posted: 29 Oct 2014 10:00 AM PDT

Kamis, 30 Oktober 2014

Musik Dan Pengeras Suara

Baca: 2 Korintus 3:17-4:7

3:17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.

3:18 Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.

4:1 Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.

4:2 Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.

4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,

4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

4:5 Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.

4:6 Sebab Allah yang telah berfirman: “Dari dalam gelap akan terbit terang!”, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.

4:7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.

Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. —2 Korintus 4:7

Musik Dan Pengeras Suara

Christopher Locke membeli sejumlah trompet, trombon, dan trompet tanduk kuno, lalu mengubah semua itu menjadi pengeras suara akustik untuk perangkat iPhone dan iPad. Kreasinya itu didasarkan pada pengeras suara berbentuk trompet yang digunakan pada alat pemutar piringan hitam di akhir abad ke-19. Musik yang dimainkan melalui karya Christopher yang dinamai AnalogTelePhonographers itu memiliki “suara yang lebih keras, jernih, kaya, dan dalam” jika dibandingkan suara yang dihasilkan oleh pengeras-pengeras suara mungil di dalam perangkat digital. Selain menjadi karya seni yang menarik, alat-alat musik bekas berbahan perunggu itu tidak memerlukan daya listrik untuk memperkeras suara musik agar dapat didengar orang.

Perkataan Paulus kepada jemaat di Korintus mengingatkan kita bahwa dalam penyerahan hidup kita bagi Kristus dan upaya kita memberitakan nama-Nya kepada sesama, kita tidaklah menjadi musiknya dan hanya menjadi pengeras suara. “Bukan diri kami yang kami beritakan,” tulis Paulus, “tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus” (2Kor. 4:5). Kita tidak bermaksud menjadi inti pesannya, melainkan untuk menyampaikan pesan itu lewat hidup dan perkataan kita. “Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami” (ay.7).

Jika sebuah trompet tua saja dapat memperkeras suara musik, maka hidup kita yang jauh dari sempurna ini pun dapat juga menjadi alat untuk menyebarluaskan kebaikan Allah. Kita hanyalah alat pengeras suara; musik dan dayanya berasal dari Allah! —DCM

Terima kasih, ya Tuhan, karena Engkau dapat menggunakan
hidup kami dengan cara-cara yang tak pernah terpikirkan
oleh kami sebelumnya. Tolong kami, agar hidup ini menjadi alat
di tangan-Mu untuk mengumandangkan kebaikan kasih-Mu.

Tidak ada yang tak berguna di tangan Allah.

Kecewa Kepada Tuhan

Posted: 29 Oct 2014 12:30 AM PDT

Oleh: Stephen Iskandar

kecewa-01

Kecewa kepada Tuhan. Kita tahu pernyataan ini secara logika tidak valid, sebab Tuhan adalah pribadi yang tidak pernah gagal dan sempurna. Namun tidak dipungkiri, cetusan ini kerap muncul dalam hati kita, terutama ketika apa yang kita alami tidak seperti yang kita harapkan.

Kita kecewa ketika sepertinya Tuhan membiarkan mimpi kita sirna. Dia diam saja ketika kita mengambil keputusan-keputusan yang salah. Tidak ada malaikat yang diutus memberitahu kita ketika kita salah berharap. Kita kecewa ketika keinginan-keinginan kita tidak terpenuhi, doa-doa kita tak kunjung dijawab, orang-orang yang mempersulit hidup kita malah hidup berlimpah materi; dan tak habis mengerti mengapa Tuhan yang Mahakuasa sepertinya tidak berbuat apa-apa melihat kita mengalami semua itu.

Kita tidak sendirian. Alkitab mencatat sejumlah orang yang pernah "kecewa" kepada Tuhan. Yunus kecewa karena Tuhan mengampuni orang-orang jahat yang bertobat (Yunus 4:1-2). Habakuk kecewa karena Tuhan tidak menjawab dan tidak menolong meski ia sudah berdoa sekian lama (Habakuk 1:2-3). Naomi kecewa karena Tuhan mengizinkan hal-hal buruk menimpa hidupnya (Rut 1:20-21). Seorang muda yang kaya kecewa karena setelah berusaha keras menaati segala perintah Tuhan, ia justru diminta meninggalkan semua hartanya (Markus 10:20-22).

Peristiwa yang "menyakitkan" akan selalu dan terus ada. Dunia memang sakit! Mungkinkah kita bebas dari rasa kecewa? Dapatkah kita menanggapi peristiwa-peristiwa yang Tuhan izinkan kita alami dengan penuh ucapan syukur?

Saya teringat sebuah lagu dari film animasi tentang Yusuf (Joseph King of Dreams). Liriknya berkata:

You know better than I, You know the way.
I've let go the need to know why, for You know better than I

[Kau tahu yang lebih baik, Kau tahu jalannya.
Aku tak harus tahu mengapa, karena Kau tahu yang lebih baik]

Lirik lagu ini saya pikir menyimpulkan dengan baik apa yang mungkin dirasakan oleh Yusuf. Dijual oleh kakak sendiri di usia 17 tahun, hidup sebagai budak di negeri orang, difitnah dan dijebloskan dalam penjara, jelas bukan hal-hal yang mudah untuk dilalui. Mimpi-mimpi masa mudanya yang begitu indah, hancur berantakan. Menariknya, Alkitab tidak mencatat ungkapan kekecewaan Yusuf. Mungkin sekali ia bertanya-tanya apa rencana Tuhan melalui tahun-tahun yang penuh ketidakpastian. Namun, daripada kecewa dan menjauh dari Tuhan, Yusuf rupanya memilih untuk mendekat, terus taat dan bergantung kepada Tuhan (Kejadian 39:9; 40:8). Ia percaya akan pengaturan Tuhan, meski setelah tigabelas tahun berlalu, barulah Yusuf mengerti bahwa semua yang ia alami diizinkan Tuhan untuk memelihara keluarga dan bangsanya (Kejadian 45:5-8).

Bicara tentang “kecewa” mau tidak mau membawa kita bicara tentang “apa yang kita percayai” di dasar hati. Tentang Tuhan. Tentang diri kita. Tentang kehidupan. Di balik kemarahan dan kekecewaan Yunus, ada ketidakpercayaan terhadap bijaksana tidaknya keputusan Tuhan. Sebab itu kepada Yunus, Tuhan balik bertanya, "Layakkah engkau marah?" (Yunus 4:4). Di balik pertanyaan Yohanes Pembaptis tentang siapa Yesus, ada keraguan terhadap kuasa Sang Mesias. Kepadanya, Tuhan mengingatkan: "Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."

Sebagai manusia, kita hanya bisa melihat apa yang ada di depan mata, dan seringkali apa yang kita lihat membuat kita kecewa. Namun, apa yang kita percayai tentang pribadi dan karya Tuhan akan memampukan kita melihat melampaui apa yang ada di depan mata. Memampukan kita bersyukur dalam hari-hari yang paling sulit. Memampukan kita menghadapi hal-hal di luar ekspektasi kita dengan pikiran yang jernih. Kita tidak menjadi kecewa kepada Tuhan dan lari menjauh dari-Nya, tetapi justru makin mendekat dan bergantung kepada-Nya.

He knows better than us.

(e-RH) Oktober 30 -- ALAM DAN MANUSIA

Posted On // Leave a Comment
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 30 Oktober 2014
Bacaan : Kejadian 3:14-19
Setahun: Lukas 21-22
Nats: ... terkutuklah tanah karena engkau... semak duri dan rumput
duri yang akan dihasilkannya bagimu. (Kejadian 3:17-18)

Judul:

ALAM DAN MANUSIA

Terusirnya manusia dari Taman Eden adalah konsekuensi dari dosa
yang tidak diakui dan diselesaikan. Selain merusak hubungan
Allah-manusia dan antarmanusia, dosa juga merusak hubungan antara
manusia dan alam tempat tinggalnya. Bumi menjadi tempat yang
terkutuk—bahkan menumbuhkan semak duri. Bencana alam mewakili betapa
tak bersahabatnya bumi terhadap manusia penghuninya. Sungguh, sangat
kontras dengan keadaan Eden yang indah dan nyaman.


Manusia juga berulah mengeksploitasi bumi. Dengan rakus mereka
mengeruk isi perut bumi hingga bumi semakin rusak dan semakin panas.
Belum lagi terjadi efek rumah kaca, banjir karena penebangan hutan
yang tak bertanggung jawab, sungai yang penuh sampah, juga
pencemaran laut dan bumi oleh limbah zat logam berat. Manusia tidak
menjalankan mandat untuk mengeksplorasi bumi demi kesejahteraan
bersama, melainkan menjadikannya sasaran eksploitasi serakah demi
memuaskan hawa nafsu mereka.


Sebagai orang yang sudah ditebus oleh Kristus dan menjadi ciptaan
baru, mari kita menjaga bumi ini dengan cara-cara sederhana.
Misalnya, dengan tidak membuang sampah, apalagi oli bekas dan residu
bahan kimia, secara sembarangan. Menebang pohon secara bertanggung
jawab. Menghemat hasil bumi yang tak terbarukan, seperti bahan bakar
minyak. Karena bumi ini bukan milik pribadi yang kita wariskan ke
anak cucu. Bumi adalah milik Sang Pencipta, yang dipercayakan kepada
kita dalam tanggung jawab kepada-Nya dan kepada keturunan kita.
--Susanto /Renungan Harian

BUMI BUKAN MILIK KITA YANG BOLEH DIPERLAKUKAN SEENAKNYA.
TUHAN MENGARUNIAKAN BUMI AGAR KITA NYAMAN TINGGAL DI DALAMNYA.

e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2014/10/30/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+3:14-19

Kejadian 3:14-19

14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau
berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan
di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan
menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini,
antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan
meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
16 Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung
akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan
melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan
ia akan berkuasa atasmu."
17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan
perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah
Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka
terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau
akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan
tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau
kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil;
sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Lukas+21-22
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+21-22


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

(e-SH) 30 Oktober -- Yeremia 36:1-32 - Terang-terangan menolak firman

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 30 Oktober 2014
Ayat SH: Yeremia 36:1-32

Judul: Terang-terangan menolak firman

Mulai pasal 36 sampai 45, catatan kitab Yeremia ini berbentuk
sepenuhnya narasi sejarah yang memuncak pada kehancuran Yerusalem
dan bait Allahnya (pasal 39). Lalu dilanjutkan kemudian dengan
peristiwa-peristiwa sesudahnya. Yang unik dari kumpulan ini ialah,
Barukh sebagai sekretaris Yeremia muncul di pasal 36 dan muncul
kembali di pasal 45.

Di pasal 36, kita bertemu dengan kondisi keagamaan Yerusalem dan
penduduknya, serta para pemimpinnya. Bisa dikatakan mereka
religius karena melaksanakan puasa bersama (9). Namun kerohanian
mereka sebenarnya kosong, sekadar ritual belaka. Ini terbukti dari
sikap raja terhadap firman yang disampaikan oleh Yeremia, yang
ditulis dan dibacakan oleh Barukh di bait Allah. Padahal berita
firman membuka kesempatan untuk bertobat sebelum murka Allah
dinyatakan kepada mereka (3, 7). Baik raja maupun para pegawainya
bukan hanya mengabaikan kebenaran firman Tuhan itu. Malahan raja
Yoyakim dengan berani merobek dan membakar gulungan firman itu
tanpa rasa bersalah sedikit pun (23-24).

Sikap terang-terangan Yoyakim mewakili sikap penduduk Yerusalem yang
bebal terhadap nubuat Yeremia yang terus dikumandangkan dan
dibacakan kepada mereka. Mereka telah memutuskan untuk menolak
ancaman Tuhan mengenai penghukuman, apalagi untuk bertobat. Maka
di dalam catatan penutup pasal 36 ini, Yeremia kembali
diperintahkan membacakan firman Tuhan (28) dan Barukh
menuliskannya lagi (32). Ini menjadi sebuah kepastian bahwa
penghukuman tidak akan dibatalkan. Yoyakim dan
pengikut-pengikutnya akan menerima hukumannya (30-31).

Dalam terang pengajaran Tuhan Yesus, sikap terang-terangan menolak
firman merupakan bukti belenggu dosa atas diri seseorang. Hanya
anugerah Allah di dalam Kristus yang bisa melepaskan belenggu
tersebut (Yoh. 8:36). Maka lembutkan hati ketika mendengar firman,
dan jangan menolak. Dan bila Anda tahu, ada orang yang secara
terang-terangan menghujat Allah, doakan dia. Kiranya belas kasih
Kristus dinyatakan kepadanya!

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2014/10/30/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Yeremia+36:1-32
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Yeremia+36:1-32

Yeremia 36:1-32

1 Dalam tahun yang keempat pemerintahan Yoyakim bin Yosia, raja
Yehuda, datanglah firman ini dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya:
2 "Ambillah kitab gulungan dan tulislah di dalamnya segala perkataan
yang telah Kufirmankan kepadamu mengenai Israel, Yehuda dan segala
bangsa, dari sejak Aku berbicara kepadamu, yakni dari sejak zaman
Yosia, sampai waktu ini.
3 Mungkin apabila kaum Yehuda mendengar tentang segala malapetaka
yang Aku rancangkan hendak mendatangkannya kepada mereka, maka
mereka masing-masing akan bertobat dari tingkah langkahnya yang
jahat itu, sehingga Aku mengampuni kesalahan dan dosa mereka."
4 Jadi Yeremia memanggil Barukh bin Neria, lalu Barukh menuliskan
dalam kitab gulungan itu langsung dari mulut Yeremia segala
perkataan yang telah difirmankan TUHAN kepadanya.
5 Pada suatu kali Yeremia memberi perintah kepada Barukh: "Aku ini
berhalangan, tidak dapat pergi ke rumah TUHAN.
6 Jadi pada hari puasa engkaulah yang pergi membacakan
perkataan-perkataan TUHAN kepada orang banyak di rumah TUHAN dari
gulungan yang kautuliskan langsung dari mulutku itu; kepada
segenap orang Yehuda yang datang dari kota-kotanya haruslah
kaubacakannya juga.
7 Mungkin permohonan mereka sampai di hadapan TUHAN dan mereka
masing-masing bertobat dari tingkah langkahnya yang jahat itu,
sebab besar murka dan kehangatan amarah yang diancamkan TUHAN
kepada bangsa ini."
8 Lalu Barukh bin Neria melakukan tepat seperti yang diperintahkan
kepadanya oleh nabi Yeremia untuk membacakan perkataan-perkataan
TUHAN dari kitab itu di rumah TUHAN. --
9 Adapun dalam tahun yang kelima pemerintahan Yoyakim bin Yosia,
raja Yehuda, dalam bulan yang kesembilan, orang telah memaklumkan
puasa di hadapan TUHAN bagi segenap rakyat di Yerusalem dan bagi
segenap rakyat yang telah datang dari kota-kota Yehuda ke
Yerusalem. --
10 Maka Barukh membacakan kepada segenap rakyat perkataan Yeremia
dari kitab itu, di rumah TUHAN, di kamar Gemarya anak panitera
Safan, di pelataran atas di muka pintu gerbang baru dari rumah
TUHAN.
11 Ketika Mikhaya bin Gemarya bin Safan mendengar segala firman TUHAN
dari kitab itu,
12 turunlah ia ke istana raja, ke kamar panitera. Di sana tampak
duduk semua pemuka, yakni panitera Elisama, Delaya bin Semaya,
Elnatan bin Akhbor, Gemarya bin Safan, Zedekia bin Hananya dan
semua pemuka lain.
13 Lalu Mikhaya memberitahukan kepada mereka segala firman yang telah
didengarnya, ketika Barukh membacakan kitab itu kepada orang
banyak.
14 Kemudian para pemimpin itu menyuruh Yehudi bin Netanya bin Selemya
bin Kusyi kepada Barukh mengatakan: "Bawalah gulungan yang telah
kaubacakan kepada orang banyak itu dan datanglah ke mari!" Maka
Barukh bin Neria membawa gulungan itu dan datang kepada mereka.
15 Berkatalah mereka kepadanya: "Silakan duduk dan bacakan itu kepada
kami!" Lalu Barukh membacakannya kepada mereka.
16 Setelah mereka mendengar segala perkataan itu, maka terkejutlah
mereka dan berkata seorang kepada yang lain: "Kita harus dengan
segera memberitahukan segala perkataan ini kepada raja!"
17 Bertanyalah mereka kepada Barukh, katanya: "Beritahukanlah kepada
kami, bagaimana caranya engkau menuliskan segala perkataan ini!"
18 Jawab Barukh kepada mereka: "Segala perkataan ini langsung dari
mulut Yeremia kepadaku, dan aku menuliskannya dengan tinta dalam
kitab."
19 Lalu berkatalah para pemuka itu kepada Barukh: "Pergilah,
sembunyikanlah dirimu bersama Yeremia! Janganlah ada orang yang
mengetahui di mana tempatmu!"
20 Kemudian pergilah mereka menghadap raja di pelataran, sesudah
mereka menyimpan gulungan itu di kamar panitera Elisama. Mereka
memberitahukan segala perkataan ini kepada raja.
21 Raja menyuruh Yehudi mengambil gulungan itu, lalu ia mengambilnya
dari kamar panitera Elisama itu. Yehudi membacakannya kepada raja
dan semua pemuka yang berdiri dekat raja.
22 Waktu itu adalah bulan yang kesembilan dan raja sedang duduk di
balai musim dingin, sementara di depannya api menyala di perapian.
23 Setiap kali apabila Yehudi selesai membacakan tiga empat lajur,
maka raja mengoyak-ngoyaknya dengan pisau raut, lalu dilemparkan
ke dalam api yang di perapian itu, sampai seluruh gulungan itu
habis dimakan api yang di perapian itu.
24 Baik raja maupun para pegawainya, yang mendengarkan segala
perkataan ini, seorangpun tidak terkejut dan tidak mengoyakkan
pakaiannya.
25 Elnatan, Delaya dan Gemarya memang mendesak kepada raja, supaya
jangan membakar gulungan itu, tetapi raja tidak mendengarkan
mereka.
26 Bahkan raja memerintahkan pangeran Yerahmeel, Seraya bin Azriel
dan Selemya bin Abdeel untuk menangkap juru tulis Barukh dan nabi
Yeremia, tetapi TUHAN menyembunyikan mereka.
27 Sesudah raja membakar gulungan berisi perkataan-perkataan yang
dituliskan oleh Barukh langsung dari mulut Yeremia itu, maka
datanglah firman TUHAN kepada Yeremia, bunyinya:
28 "Ambil pulalah gulungan lain, tuliskanlah di dalamnya segala
perkataan yang semula ada di dalam gulungan yang pertama yang
dibakar oleh Yoyakim, raja Yehuda.
29 Mengenai Yoyakim, raja Yehuda, haruslah kaukatakan: Beginilah
firman TUHAN: Engkau telah membakar gulungan ini dengan berkata:
Mengapakah engkau menulis di dalamnya, bahwa raja Babel pasti akan
datang untuk memusnahkan negeri ini dan untuk melenyapkan dari
dalamnya manusia dan hewan?
30 Sebab itu beginilah firman TUHAN tentang Yoyakim, raja Yehuda: Ia
tidak akan mempunyai keturunan yang akan duduk di atas takhta
Daud, dan mayatnya akan tercampak, sehingga kena panas di waktu
siang dan kena dingin di waktu malam.
31 Aku akan menghukum dia, keturunannya dan hamba-hambanya karena
kesalahan mereka; Aku akan mendatangkan atas mereka, atas segala
penduduk Yerusalem dan atas orang Yehuda segenap malapetaka yang
Kuancamkan kepada mereka, yang mereka tidak mau mendengarnya."
32 Maka Yeremia mengambil gulungan lain dan memberikannya kepada juru
tulis Barukh bin Neria yang menuliskan di dalamnya langsung dari
mulut Yeremia segala perkataan yang ada di dalam kitab yang telah
dibakar Yoyakim, raja Yehuda dalam api itu. Lagipula masih
ditambahi dengan banyak perkataan seperti itu.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---

Anda terdaftar dalam i-kan-akar-santapan-harian sebagai [stefanus.777.renungan@blogger.com]
Untuk berhenti, silakan forward pesan ini ke leave-4971535-4407379.a48c7cdc0d4a88c1ce6ec770adb0f694@hub.xc.org

Santapan Rohani Hari Ini: Dibayangi

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Dibayangi


Dibayangi

Posted: 28 Oct 2014 10:00 AM PDT

Rabu, 29 Oktober 2014

KomikStrip-WarungSateKamu-20141029-Bayangan

Baca: Yeremia 42:1-12

42:1 Kemudian datanglah semua perwira tentara, di antaranya Yohanan bin Kareah dan Azarya bin Hosaya, beserta seluruh rakyat, dari yang kecil sampai kepada yang besar,

42:2 dan mereka berkata kepada nabi Yeremia: "Biarlah kiranya permohonan kami sampai di hadapanmu! Berdoalah untuk kami kepada TUHAN, Allahmu, untuk seluruh sisa ini; sebab dari banyak orang hanya sedikit saja kami yang tinggal, seperti yang kaulihat dengan matamu sendiri.

42:3 Semoga TUHAN, Allahmu, memberitahukan kepada kami jalan yang harus kami tempuh dan apa yang harus kami lakukan."

42:4 Jawab nabi Yeremia kepada mereka: "Permohonanmu sudah kudengar! Lihat, aku akan berdoa kepada TUHAN, Allahmu, seperti yang kamu minta itu, dan segala firman, yang diberi TUHAN sebagai jawab, akan kuberitahukan kepadamu; sepatah katapun tidak akan kudiamkan kepadamu!"

42:5 Berkatalah mereka kepada Yeremia: "Biarlah TUHAN menjadi saksi yang benar dan yang dapat dipercaya terhadap kami, jika kami tidak berbuat menurut segala firman yang disuruh TUHAN, Allahmu, kausampaikan kepada kami.

42:6 Maupun baik ataupun buruk, kami akan mendengarkan suara TUHAN, Allah kita, yang kepada-Nya kami mengutus engkau, supaya keadaan kami baik, oleh karena kami mendengarkan suara TUHAN, Allah kita."

42:7 Sesudah sepuluh hari datanglah firman TUHAN kepada Yeremia.

42:8 Lalu Yeremia memanggil Yohanan bin Kareah dan semua perwira tentara yang ada bersama-sama dengan dia, dan seluruh rakyat, dari yang kecil sampai kepada yang besar.

42:9 Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel yang kepada-Nya kamu telah mengutus aku untuk menyampaikan permohonanmu ke hadapan-Nya:

42:10 Jika kamu tinggal tetap di negeri ini, maka Aku akan membangun dan tidak akan meruntuhkan kamu, akan membuat kamu tumbuh dan tidak akan mencabut kamu; sebab Aku menyesal telah mendatangkan malapetaka kepadamu.

42:11 Janganlah takut kepada raja Babel yang kamu takuti itu. Janganlah takut kepadanya, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku menyertai kamu untuk menyelamatkan kamu dan untuk melepaskan kamu dari tangannya.

42:12 Aku akan membuat kamu mendapat belas kasihan, sehingga ia merasa belas kasihan kepadamu dan membiarkan kamu tinggal di tanahmu.

TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? —Mazmur 27:1

Dibayangi

Rasanya ada seseorang yang membayang-bayangi saya. Saat berjalan menyusuri sebuah lorong yang gelap, saya berbelok dan menaiki sebuah tangga. Tiba-tiba saya merinding dan terpaku ketika saya melihat sebuah bayangan yang menakutkan. Kejadian itu terulang lagi beberapa hari kemudian. Saya sedang melewati jalan di belakang kedai kopi langganan saya dan melihat bayangan besar berwujud manusia sedang mendekati saya. Namun demikian, kedua kejadian tersebut berakhir dengan senyuman. Ternyata saya telah ditakut-takuti oleh bayangan saya sendiri!

Nabi Yeremia berbicara tentang perbedaan antara kengerian yang nyata dengan ketakutan yang sekadar imajinasi belaka. Sekelompok orang sebangsanya meminta Yeremia untuk mencari tahu apakah Tuhan menghendaki mereka tinggal di Yerusalem atau kembali ke Mesir untuk menyelamatkan diri karena ketakutan mereka pada raja Babel (Yer. 42:1-3). Yeremia mengatakan kepada mereka, apabila mereka tetap tinggal dan mempercayai Allah, mereka tidak perlu merasa takut (ay.10-12). Namun jika mereka kembali ke Mesir, raja Babel akan menemukan mereka (ay.15-16).

Di tengah keadaan yang jelas-jelas berbahaya, Allah telah memberi Israel alasan untuk mempercayai-Nya di Yerusalem. Dia sudah pernah menyelamatkan mereka dari Mesir. Berabad-abad kemudian, Sang Mesias yang telah lama dinantikan mati bagi kita demi membebaskan kita dari dosa dan kengerian maut. Kiranya Allah kita yang Mahakuasa menolong kita pada hari ini untuk hidup di bawah sayap perlindungan-Nya, agar kita tidak lagi hidup di bawah bayang-bayang kengerian yang kita ciptakan sendiri. —MRD II

Percaya saat langitmu berubah kelam,
Percaya saat pelitamu mulai pudar,
Percaya saat bayangan gelap membesar,
Percaya dan berharaplah pada-Nya. —NN.

Di bawah sayap perlindungan Allah, kengerian bayang-bayang gelap dalam hidup akan dienyahkan.

(e-RH) Oktober 29 -- BUKAN ASAL ENAK

Posted On // Leave a Comment
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Rabu, 29 Oktober 2014
Bacaan : 1 Korintus 6:12-20
Setahun: Lukas 19-20
Nats: "Segala sesuatu halal bagiku, " tetapi bukan semuanya berguna.
Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak mau membiarkan
diriku diperhamba oleh apa pun. (1 Korintus 6:12)

Judul:

BUKAN ASAL ENAK

"Mengapa kamu makan makanan ini? Makanan ini tidak sehat, " tanya
Berta. "Enak sih!" jawab Nindy sambil nyengir.
Memang, dalam Kekristenan, tidak ada makanan yang diharamkan, dan
kita dapat menikmati berbagai makanan dengan ucapan syukur.
Sayangnya, tidak sedikit orang yang kebablasan. Seperti Nindy,
mereka makan asal enak, kurang mempertimbangkan pola makan yang
sehat dan keseimbangan asupan gizi. Bila gaya hidup ini bertahan
dalam jangka panjang, tubuh pun rentan terkena berbagai penyakit:
kanker, darah tinggi, jantung, diabetes, asam urat. Eh, saat terdera
penyakit, Tuhan pula yang disalahkan!


Rasul Paulus menunjukkan sikap yang bijaksana. Memang benar segala
sesuatu halal bagi dirinya, tetapi tidak semuanya berguna. Ia tidak
membiarkan dirinya diperhamba oleh apa pun, termasuk oleh makanan
dan percabulan. Sebagai orang yang telah dibeli lunas oleh Kristus,
ia tidak lagi hidup untuk kesenangan diri sendiri, melainkan untuk
Kristus. Ya, tubuh kita adalah bait Allah, sudah sepatunya kita
merawatnya untuk kemuliaan Tuhan.


Menikmati makanan yang enak tentu saja tidak ada salahnya. Tetapi,
kalau kelezatan menjadi fokus utama, dengan mengabaikan aspek nilai
gizi dan pola makan yang sehat, apa lagi sampai berkembang menjadi
kebiasaan yang tak terkontrol, kita perlu memikirkannya ulang. Makan
adalah bagian dari ibadah, bagian dari kesempatan untuk memuliakan
Tuhan dengan tubuh kita. Dengan kesadaran ini, kita dapat
mempertimbangkan kembali kebiasaan dan pola makan kita. --Vonny Thay
/Renungan Harian

POLA MAKAN SEHAT BERMANFAAT UNTUK MEMELIHARA TUBUH,
AGAR DAPAT KITA GUNAKAN UNTUK MEMULIAKAN TUHAN.

e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2014/10/29/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?1+Korintus+6:12-20

1 Korintus 6:12-20

12 Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna.
Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku
diperhamba oleh suatu apapun.
13 Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi
kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk
percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.
14 Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga
oleh kuasa-Nya.
15 Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan
kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada
percabulan? Sekali-kali tidak!
16 Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya
pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab,
demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging."
17 Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu
roh dengan Dia.
18 Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang
dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang
melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.
19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus
yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah,
--dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena
itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Lukas+19-20
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+19-20


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

(e-SH) 29 Oktober -- Yeremia 35:1-19 - Contoh kesetiaan

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Rabu, 29 Oktober 2014
Ayat SH: Yeremia 35:1-19

Judul: Contoh kesetiaan

Kisah kaum Rekhab ini secara kronologis tidak menyambung dengan kisah
ketidaksetiaan Zedekia di perikop sebelumnya. Kisah Rekhab terjadi
sebelum masa pemerintahan Zedekia, yaitu pada masa Yoyakim (1).
Akan tetapi, oleh Yeremia sengaja ditaruh berdampingan sebagai
alat pembanding, sekaligus pembuktian betapa raja Zedekia adalah
seorang yang tidak setia.

Kaum Rekhab tidak termasuk suku-suku Israel. 1 Tawarikh 2:55
menjelaskan bahwa kaum Rekhab itu keturunan dari suku Keni, yaitu
suku dari mertua Musa (Hak. 1:1). Yonadab bin Rekhab rupanya
pernah menjadi penyokong raja Yehu yang dipakai Tuhan untuk
menghukum Ahab dan keturunannya dari dinasti kerajaan Israel Utara
(2Raj. 10:15-31). Kaum ini bukan bangsawan dan tidak berstatus
sosial tinggi. Mereka rupanya suku yang semi nomaden,
berpindah-pindah tempat sesuai kebutuhan hidup mereka dalam
beternak. Di bawah kepemimpinan Yonadab, kaum Rekhab pernah
berkomitmen untuk tidak minum anggur. Komitmen ini kemudian
dijalankan dengan setia oleh mereka, turun temurun.

Betapa kontras kaum Rekhab dalam kesetiaan mereka memegang teguh
komitmen mereka kepada nenek moyang mereka, dibandingkan dengan
kesetiaan tipis Zedekia, dan juga pemimpin-pemimpin umat dalam
menaati Taurat Tuhan. Itulah sebabnya, setelah vonis dijatuhkan
kepada Zedekia, para pemimpin, maupun penduduk Yerusalem, berkat
justru dicurahkan kepada kaum Rekhab. Tuhan memberi kepercayaan
kepada mereka untuk terus menerus dan turun temurun melayani
Tuhan.

Apakah kita termasuk umat Tuhan yang setia kepada firman-Nya, setia
hanya mengikut dan menyembah Tuhan? Bisakah kita dibandingkan
dengan kaum Rekhab atau justru kelakuan kita lebih mirip dengan
Zedekia? Kiranya Tuhan menolong kita semua menjadi umat yang setia
walaupun tantangan untuk itu besar dan berat. Tuhan akan menyertai
kita, dan Dia pasti memberkati kita.

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2014/10/29/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Yeremia+35:1-19
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Yeremia+35:1-19

Yeremia 35:1-19

1 Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia di zaman Yoyakim bin
Yosia, raja Yehuda, bunyinya:
2 "Pergilah kepada kaum orang Rekhab, bicaralah dengan mereka dan
bawalah mereka ke rumah TUHAN, ke dalam salah satu kamar, kemudian
berilah mereka minum anggur!"
3 Maka aku menjemput Yaazanya bin Yeremia bin Habazinya beserta
saudara-saudaranya dan semua anaknya, pendeknya segenap kaum orang
Rekhab.
4 Aku membawa mereka ke rumah TUHAN, ke dalam kamar anak-anak Hanan
bin Yigdalya, abdi Allah; itulah kamar yang di sebelah kamar para
pembesar, di atas kamar Maaseya bin Salum, penjaga pintu.
5 Di depan anggota-anggota kaum orang Rekhab itu aku meletakkan
piala-piala penuh anggur dan cawan-cawan, lalu aku berkata kepada
mereka: "Silakan minum anggur!"
6 Tetapi mereka menjawab: "Kami tidak minum anggur, sebab Yonadab
bin Rekhab, bapa leluhur kami, telah memberi perintah kepada kami,
katanya: Janganlah kamu atau anak-anakmupun minum anggur sampai
selama-lamanya;
7 janganlah kamu mendirikan rumah, janganlah kamu menabur benih;
janganlah kamu membuat atau mempunyai kebun anggur, melainkan
haruslah kamu diam di kemah-kemah selama hidupmu, supaya lama kamu
hidup di tanah, di mana kamu tinggal sebagai orang asing!
8 Kami mentaati suara Yonadab bin Rekhab, bapa leluhur kami dalam
segala apa yang diperintahkannya kepada kami, agar kami tidak
minum anggur selama hidup kami, yakni kami sendiri, isteri kami,
anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan kami;
9 agar kami tidak mendirikan rumah-rumah untuk kami diami, tidak
mempunyai kebun anggur atau ladang serta benih,
10 melainkan kami diam di kemah-kemah dan taat melakukan tepat
seperti yang diperintahkan kepada kami oleh Yonadab, bapa leluhur
kami.
11 Tetapi ketika Nebukadnezar, raja Babel, bergerak maju melawan
negeri ini, maka kami berkata: Marilah kita mengungsi ke
Yerusalem, karena tentara orang Kasdim dan tentara orang Aram itu!
Demikianlah kami diam di Yerusalem."
12 Pada waktu itu datanglah firman TUHAN kepada Yeremia, bunyinya:
13 "Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Pergilah dan
katakanlah kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem:
Tidakkah kamu mau menerima penghajaran, yaitu mendengarkan
perkataan-perkataan-Ku?
14 Memang perintah Yonadab bin Rekhab itu masih ditepati; ia telah
memerintahkan kepada keturunannya, supaya mereka jangan minum
anggur, dan sampai sekarang ini mereka tidak meminumnya, sebab
mereka mendengarkan perintah bapa leluhur mereka. Aku sendiri
telah berbicara kepada kamu, terus-menerus, tetapi kamu tidak
mendengarkan Aku.
15 Aku telah mengutus kepadamu segala hamba-Ku, yakni para nabi,
terus-menerus, mengatakan: Kembalilah kamu masing-masing dari
tingkah langkahmu yang jahat itu, perbaikilah perbuatanmu,
janganlah mengikuti allah lain untuk beribadah kepada mereka, maka
kamu akan tetap diam di tanah yang telah Kuberikan kepadamu dan
kepada nenek moyangmu. Tetapi kamu tidak mau memperhatikannya dan
kamu tidak mau mendengarkan Aku.
16 Sungguh, keturunan Yonadab bin Rekhab menepati perintah yang
diberikan bapa leluhurnya kepada mereka, tetapi bangsa ini tidak
mau mendengarkan Aku!
17 Sebab itu beginilah firman TUHAN, Allah semesta alam, Allah
Israel: Sesungguhnya, Aku mendatangkan kepada Yehuda dan kepada
segenap penduduk Yerusalem segala malapetaka yang Kuancamkan atas
mereka; karena Aku telah berbicara kepada mereka, tetapi mereka
tidak mau mendengarkan, dan Aku telah berseru kepada mereka,
tetapi mereka tidak mau menjawab."
18 Tetapi berkatalah Yeremia kepada kaum orang Rekhab: "Beginilah
firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Oleh karena kamu telah
mendengarkan perintah Yonadab, bapa leluhurmu, telah berpegang
pada segala perintahnya dan telah melakukan tepat seperti yang
diperintahkannya kepadamu,
19 maka beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Keturunan
Yonadab bin Rekhab takkan terputus melayani Aku sepanjang masa."


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---

Anda terdaftar dalam i-kan-akar-santapan-harian sebagai [stefanus.777.renungan@blogger.com]
Untuk berhenti, silakan forward pesan ini ke leave-4970996-4407379.a48c7cdc0d4a88c1ce6ec770adb0f694@hub.xc.org

Santapan Rohani Hari Ini: Menjaring Angin

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Menjaring Angin


Menjaring Angin

Posted: 27 Oct 2014 10:00 AM PDT

Selasa, 28 Oktober 2014

Menjaring Angin

Baca: Pengkhotbah 5:9-16

5:9 Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia.

5:10 Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya?

5:11 Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur.

5:12 Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri.

5:13 Dan kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada suatupun padanya untuk anaknya.

5:14 Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatupun yang dapat dibawa dalam tangannya.

5:15 Inipun kemalangan yang menyedihkan. Sebagaimana ia datang, demikianpun ia akan pergi. Dan apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah menjaring angin?

5:16 Malah sepanjang umurnya ia berada dalam kegelapan dan kesedihan, mengalami banyak kesusahan, penderitaan dan kekesalan.

Apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah menjaring angin? —Pengkhotbah 5:15

Menjaring Angin

Howard Levitt kehilangan mobil Ferrari senilai 2,4 milyar rupiah miliknya di suatu ruas jalan raya yang sedang kebanjiran di Toronto, Kanada. Saat itu ia sedang berusaha mengemudikan mobilnya untuk melintasi sebuah genangan air yang ternyata cukup dalam dan yang ketinggiannya naik dengan sangat cepat. Ketika air sudah mencapai bumper mobil, mesin berkekuatan 450 tenaga kuda itu pun mogok. Untunglah, ia berhasil keluar dari mobil dan menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi.

Mobil sport mewah milik Howard yang basah kuyup itu mengingatkan saya pada pernyataan Salomo yang mengamati bahwa “kekayaan itu binasa oleh kemalangan” (Pkh. 5:13). Berbagai bencana alam, pencurian, dan kecelakaan dapat merenggut harta milik kita yang sangat berharga. Sekalipun kita dapat menjaganya, pastilah kita tidak dapat membawa semua itu ke surga (ay.14). Salomo bertanya, “Apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah menjaring angin?” (ay.15). Alangkah sia-sianya apabila kita bekerja semata-mata untuk memperoleh harta benda yang pada akhirnya akan lenyap.

Namun ada sesuatu yang tidak akan rusak dan yang dapat kita bawa hingga keabadian. Kita semua diberikan kesempatan untuk mengumpulkan harta surgawi yang abadi. Mengejar sifat-sifat mulia seperti kemurahan (Mat. 19:21), kerendahan hati (5:3), dan ketekunan iman (Luk. 6:22-23) akan membuahkan hasil abadi yang tidak dapat dirusakkan. Apakah harta yang kamu kejar sekarang akan musnah di bumi? Ataukah kamu sedang mengejar “perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah”? (Kol. 3:1). —JBS

Ya Allahku, berilah aku kerinduan untuk mengejar upah kekal
dan tidak kasat mata yang Engkau tawarkan.
Ajarlah aku untuk mengabaikan kesenangan sementara
yang ditawarkan oleh dunia ini.

Harta di dunia sama sekali tidak sebanding dengan harta di surga.

Ulasan Buku: It’s OK To Be Not OK

Posted: 27 Oct 2014 12:30 AM PDT

Oleh: Devina Stephanie

kala segalanya tidak oke

Judul : Kala Segalanya Tidak Oke
Penulis : Rico G. Villanueva
Tahun Terbit : 2013
Jumlah Halaman : 228 halaman
Penerbit : Yayasan Komunikasi Bina Kasih

"What?! Apa-apaan sih judul buku ini? It's ok to be not ok?! Wah, jangan-jangan buku ini ngajarin orang buat bergalau ria lagi sepanjang hidupnya. Ckckck", omelku dalam batin saat melihat buku ini dipajang pada rak toko buku. But, ketika aku membaca cover belakangnya, ungkapan "Don't judge the book by its cover" menampar hatiku. Alhasil, aku beli juga bukunya, hehehe. Dan, setelah dibaca, ternyata buku ini sangat cocok dengan pergumulanku.

Yang diangkat sebagai judul untuk tiap bab dalam buku ini adalah "emosi negatif" yang mungkin sangat tidak ingin diakui oleh kebanyakan orang Kristen zaman sekarang. Menarik yah? Bukankah kita kerap merasa berdosa dan lemah iman jika kita sedang terpuruk, bersedih, menangis, takut, bergumul, marah, mempertanyakan Tuhan, serta mengalami kegagalan dalam hidup? Sadar ato gak sadar, kebanyakan kita lebih senang mendengar khotbah yang mendorong kita "selalu berkemenangan dalam Tuhan". Kita lebih suka memujikan lagu-lagu gembira dalam ibadah, seolah-olah hidup kita selalu ceria dan indah. Bahkan, kesaksian yang biasanya dibagikan dalam pertemuan-pertemuan gerejawi pun lebih banyak berkisar pada hal-hal positif, seperti masalah yang terpecahkan dengan baik atau doa yang terjawab.

Buku ini mengingatkanku bahwa kita sangat perlu juga diisi dengan menu makanan rohani yang dapat mempersiapkan kita menghadapi masa-masa sulit. Bayangkan kalau kita hanya berpikir bahwa kehidupan Kristen itu pasti selalu dijaga Tuhan lancar dan berhasil, mungkin kita gak tahu bagaimana harus berespons saat hidup kita diterpa masalah, bencana, dan kehilangan yang bertubi-tubi. Apa yang harus kita lakukan ketika realita kehidupan berbanding terbalik dengan pemahaman teologis kita?

Dengan gaya bahasanya yang sederhana dan gampang dicerna, Pendeta Rico mengajak kita memiliki cara pandang baru dalam menghadapi setiap musim kehidupan, khususnya musim penuh kekalahan yang kerap dipandang tabu. Beliau membawa kita meneliti mazmur-mazmur ratapan, catatan nabi Yeremia serta kitab Ratapan yang ditulisnya, juga tokoh-tokoh Alkitab yang pernah meratap, seperti Ayub, Abraham, Hizkia, dan bahkan Tuhan Yesus sendiri. Melalui semua itu, kita belajar bahwa "it's ok to be not ok". Semua emosi negatif itu oke di hadapan Tuhan. Pencipta kita tahu segala keterbatasan kita. Yang Tuhan mau ialah hati yang terbuka dan jujur di hadapan-Nya. Tuhan ingin membawa kita lebih dekat dan intim dengan-Nya. Dengan kata lain, jujur di hadapan Tuhan itu jauh lebih baik, berharga, dan bermakna (Mat 11:28).

Eits, bukan hanya itu saja yang bisa kita dapatkan dari buku ini. Setelah membacanya, kita bisa lebih memahami teman-teman yang sedang mengalami pergumulan berat dalam hidup. Aku pribadi merasa dibentuk menjadi seorang sahabat yang gak gampang menghakimi temen kita dengan memberi teologi A-Z. Sebaliknya, aku didorong untuk mau memberi telinga, hati, dan doa kita untuk temen-temenku. Menolong mereka menerima keberadaan emosi atau perasaan negatif tersebut, dan meresponinya sesuai dengan Firman Tuhan.

Pada akhir setiap bab, buku ini juga menyajikan pertanyaan renungan untuk refleksi pribadi, sharing dengan keluarga/sahabat, dan bisa juga jadi bahan diskusi kelompok kecil di gereja. Menurutku, sangat baik jika hal-hal semacam ini bisa dibicarakan dengan leluasa dalam komunitas orang percaya. Jika kita, gereja-Nya, gak belajar hidup dengan kesedihan, kehancuran, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang jujur dalam hidup ini, kita juga gak akan pernah belajar bagaimana berespon ketika peristiwa-peristiwa tragis Tuhan izinkan terjadi. Bukan hanya "respon positif" doang yang bisa diterima untuk memuliakan Allah, namun respon yang dianggap cemen-pun bisa dipakai Allah untuk memuliakan Dia, ketika itu keluar dari hati yang mau jujur dan terbuka di hadapan-Nya.

So, jangan lewatkan buku yang satu ini, guys! Selamat membaca dan bertumbuh! =)

 
TENTANG PENULIS :
Rico G. Villanueva mendapat gelar Ph.D bidang Perjanjian Lama dari University of Bristol, Inggris. Disertasinya telah diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul The Uncertainty of a Hearing: A Study of the Sudden Change of Mood in the Lament Psalms.