(e-RH) April 01 -- KASIH YANG MENGUBAHKAN

Posted On // Leave a Comment
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Selasa, 1 April 2014
Bacaan : Hakim-hakim 11:1-11
Setahun: 1 Samuel 1-3
Nats: Maka Yefta ikut dengan para tua-tua Gilead, lalu bangsa itu
mengangkat dia menjadi kepala dan panglima mereka. Tetapi Yefta
membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan TUHAN, di Mizpa.
(Hakim-hakim 11:11)

Judul:

KASIH YANG MENGUBAHKAN

Pada usia 12 tahun, Guy Gabaldon melarikan diri dari rumahnya di
Los Angeles dan bergabung dengan geng anak jalanan. Kemudian ia
diadopsi keluarga keturunan Jepang, Nakano. Hidupnya berubah. Pada
Perang Dunia II, Gabaldon bergabung dengan Korps Marinir Amerika
Serikat dan dikirim ke Pulau Saipan melawan tentara Jepang. Ia
menerobos hutan lebat, keluar masuk gua, berusaha meyakinkan musuh
untuk menyerah daripada mati. Ketika Saipan kalah, hampir 31.000
tentara Jepang dan 25.000 penduduk setempat tewas dalam pertempuran
atau bunuh diri. Namun, Gabaldon berhasil menyelamatkan 1.500
tawanan perang, yang diperlakukan dengan sangat manusiawi.


Yefta, salah satu pahlawan Israel, memiliki masa lalu yang kelam.
Ibunya pelacur (ay. 1-3). Saat remaja, ia terusir dari keluarga dan
kampung halaman, lalu bergabung dengan perampok di Tanah Tob. Saat
bangsanya terdesak musuh, tanpa malu para penatua yang pernah
mengusirnya meminta pertolongannya (ay. 5-10). Yefta pun membawa
perkaranya ke hadapan Tuhan, yang melembutkan hatinya dan
memenuhinya dengan Roh Tuhan (ay. 11, 29). Sebelum berperang, Yefta
mengajak bangsa Amon berdamai, namun mereka memilih berperang (ay.
12-28). Akhirnya Yefta berhasil mengalahkan bangsa Amon dan
menyelamatkan bangsanya (ay. 33).


Yefta bukan saja menundukkan Bani Amon (ay. 32). Kasih Tuhan, yang
menutupi segala sesuatu dan sabar menanggung segala sesuatu, juga
memampukannya mengatasi kegetiran hidup. Bagaimana dengan kita?
--Susanto /Renungan Harian

KITA TIDAK BISA MEMILIH LAHIR DI MANA, OLEH SIAPA, DARI BANGSA APA,
NAMUN KITA BISA MEMILIH HENDAK MENGASIHI ATAU MEMBENCI.

e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2014/04/01/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Hakim-hakim+11:1-11

Hakim-hakim 11:1-11

1 Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang
gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah
Yefta ialah Gilead.
2 Juga isteri Gilead melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah
besar anak-anak isterinya ini, maka mereka mengusir Yefta,
katanya kepadanya: "Engkau tidak mendapat milik pusaka dalam
keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain."
3 Maka larilah Yefta dari saudara-saudaranya itu dan diam di tanah
Tob; di sana berkumpullah kepadanya petualang-petualang yang
pergi merampok bersama-sama dengan dia.
4 Beberapa waktu kemudian bani Amon berperang melawan orang
Israel.
5 Dan ketika bani Amon itu berperang melawan orang Israel,
pergilah para tua-tua Gilead menjemput Yefta dari tanah Tob.
6 Kata mereka kepada Yefta: "Mari, jadilah panglima kami dan
biarlah kita berperang melawan bani Amon."
7 Tetapi kata Yefta kepada para tua-tua Gilead itu: "Bukankah kamu
sendiri membenci aku dan mengusir aku dari keluargaku? Mengapa
kamu datang sekarang kepadaku, pada waktu kamu terdesak?"
8 Kemudian berkatalah para tua-tua Gilead kepada Yefta: "Memang,
kami datang kembali sekarang kepadamu, ikutilah kami dan
berperanglah melawan bani Amon, maka engkau akan menjadi kepala
atas kami, atas seluruh penduduk Gilead."
9 Kata Yefta kepada para tua-tua Gilead: "Jadi, jika kamu membawa
aku kembali untuk berperang melawan bani Amon, dan TUHAN
menyerahkan mereka kepadaku, maka akulah yang akan menjadi
kepala atas kamu?"
10 Lalu kata para tua-tua Gilead kepada Yefta: "Demi TUHAN yang
mendengarkannya sebagai saksi antara kita: Kami akan berbuat
seperti katamu itu."
11 Maka Yefta ikut dengan para tua-tua Gilead, lalu bangsa itu
mengangkat dia menjadi kepala dan panglima mereka. Tetapi Yefta
membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan TUHAN, di Mizpa.

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?1+Samuel+1-3
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/1+Samuel+1-3


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

(e-SH) 01 April -- Yohanes 13:31-38 - Yudas dan Petrus

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Selasa, 1 April 2014
Ayat SH: Yohanes 13:31-38

Judul: Yudas dan Petrus

Kepergian Yudas membuka jalan bagi Yesus untuk mempersiapkan
murid-murid-Nya yang sejati dalam menghadapi apa yang akan terjadi
di waktu mendatang.Kepergian Yudas juga menandai permulaan
pemuliaan Anak Manusia. Bagi Yesus, penderitaan dan salib yang
akan Dia tanggung merupakan kemuliaan dan bukan merupakan
kehinaan. Kemuliaan itu pun merupakan kemuliaan bagi Allah Bapa
(31-32).

Namun pemuliaan itu akan membuat Yesus terpisah dari murid-murid-Nya
untuk sementara waktu (33). Maka Yesus memberikan pesan terakhir
agar mereka saling mengasihi satu sama lain. Tujuannya, "agar
dunia tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu..." Dengan tujuan itu,
mengasihi bukan lagi perintah yang bersifat fakultatif (pilihan/
tidak wajib). Kasih menjadi kesaksian hubungan para murid dengan
Yesus.

Lalu Petrus kembali ke masalah kepergian Yesus yang dirasa belum jelas
(33). Ia menolak berpisah dengan Yesus. Ia bahkan rela mati
daripada harus berpisah dengan Yesus (37). Petrus seolah sangat
mengasihi dan berkomitmen kuat terhadap Yesus. Namun ia tak
menyadari kelemahannya. Mungkin ia ingin menyatakan bahwa dia
bukan murid yang akan melawan Yesus (bdk. Yoh. 13:21).

Namun Yesus menyatakan ketidakmampuan Petrus untuk mengikuti Dia. Ini
disebabkan oleh ketidaksiapannya sehingga ia kemudian justru akan
menyangkal Yesus (38). Meski demikian, ketidakmampuan itu hanya
bersifat sementara saja (36). Lagi pula, bukan Petrus yang akan
mati bagi Yesus melainkan Yesuslah yang akan terlebih dahulu
menyerahkan hidupnya bagi Petrus (bdk. Yoh. 10:15; 11:50-52).

Kisah Yudas dan Petrus memperlihatkan bagaimana kasih mereka
sesungguhnya terhadap Yesus. Ini menjadi peringatan tentang
kesetiaan kita terhadap Tuhan. Apakah kita mengikut Tuhan hanya
selama Ia menyenangkan kita? Lalu saat kita merasa bahwa Ia tidak
lagi menyenangkan maka meninggalkan Dia merupakan jalan terbaik?
Kiranya Tuhan mengoreksi hati kita dalam mengikut Dia.

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2014/04/01/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+13:31-38
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Yohanes+13:31-38

Yohanes 13:31-38

31 Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia
dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.
32 Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan
mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan
Dia dengan segera.
33 Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu.
Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada
orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu
datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.
34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling
mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula
kamu harus saling mengasihi.
35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah
murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
36 Simon Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau
pergi?" Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat
mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku."
37 Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti
Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!"
38 Jawab Yesus: "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku
berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal
Aku tiga kali."


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---

Anda terdaftar dalam i-kan-akar-santapan-harian sebagai [stefanus.777.renungan@blogger.com]
Untuk berhenti, silakan forward pesan ini ke leave-4861034-4407379.a48c7cdc0d4a88c1ce6ec770adb0f694@hub.xc.org

Santapan Rohani Hari Ini: Menikmati Air Minum Kemasan

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Menikmati Air Minum Kemasan


Menikmati Air Minum Kemasan

Posted: 30 Mar 2014 10:00 AM PDT

Senin, 31 Maret 2014

Menikmati Air Minum Kemasan

Baca: Roma 5:12-21

5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.

5:13 Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.

5:14 Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.

5:15 Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.

5:16 Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran.

5:17 Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.

5:18 Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.

5:19 Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.

5:20 Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah,

5:21 supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. —Roma 5:18

Menikmati Air Minum Kemasan

Di Amerika Serikat, sudah bertahun-tahun kami menikmati air minum kemasan secara berlebihan. Meski kebanyakan orang memiliki persediaan air yang layak minum dan tersedia cuma-cuma dari keran dan pancuran minum, mereka masih saja membeli air minum kemasan. Bagi saya, memilih untuk membeli sesuatu yang sebenarnya bisa diperoleh secara cuma-cuma tidaklah masuk akal. Namun sebagian orang meyakini bahwa suatu produk yang mereka beli pastilah lebih unggul daripada apa pun yang bisa mereka terima secara cuma-cuma.

Terkadang pandangan itu mempengaruhi juga kehidupan rohani kita. Ada sejumlah orang yang sulit untuk menerima kenyataan bahwa keselamatan itu suatu pemberian atau anugerah. Mereka merasa perlu melakukan sesuatu agar pantas memperolehnya. Masalahnya, tidak seorang pun sanggup melakukannya. Harga untuk keselamatan itu adalah kesempurnaan (Mat. 19:21), dan Yesus adalah satu-satunya Pribadi yang sanggup membayar harga itu (Rm. 5:18). Kepada siapa pun yang haus, Dia berjanji untuk memberi "minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan" (Why. 21:6).

Sebagian orang berusaha membeli air hidup keselamatan dengan jalan berbuat baik dan memberikan amal. Meski perbuatan-perbuatan tersebut merupakan bentuk pelayanan rohani yang dihargai Allah, itu semua bukanlah syarat yang dituntut Allah untuk pengampunan atas dosa kita. Yesus telah membayar harganya dengan jalan mati menggantikan kita, dan Dia menawarkan untuk memuaskan dahaga jiwa kita tatkala kita minum sepuas-puasnya dari mata air Allah yang tidak akan pernah kering. —JAL

Yesus adalah Air Hidup—
Satu regukan akan memulihkanmu;
Minum dari mata air itu setiap hari
Jiwamu akan disegarkan oleh-Nya. —D. DeHaan

Yesus adalah satu-satunya mata air yang bisa memuaskan dahaga jiwa.

(e-RH) Maret 31 -- JIMAT PEDE

Posted On // Leave a Comment
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Senin, 31 Maret 2014
Bacaan : 1 Samuel 4:1b-22
Setahun: Rut 1-4
Nats: Mengapa TUHAN membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin
pada hari ini? Marilah kita mengambil dari Silo tabut perjanjian
TUHAN, supaya Ia datang ke tengah-tengah kita dan melepaskan
kita dari tangan musuh kita. (1 Samuel 4:3)

Judul:

JIMAT PEDE

Ada begitu banyak hal yang membuat orang pede (percaya diri) dalam
mengarungi kehidupan. Percaya tidak percaya, para anggota legislatif
dan pejabat tinggi banyak yang membawa jimat. Dapat berupa keris,
tombak, atau kertas berisi tulisan yang dianggap berkekuatan gaib.
Orang kaya dan berjiwa petualang lain lagi. Mereka jadi pede ketika
mengendarai motor gede. Apalagi ketika sedang berkonvoi, lampu lalu
lintas tak mereka hiraukan lagi. Seolah-olah merekalah penguasa
jalan.


Orang Israel pada awalnya menjadi tidak pede, kehilangan kepercayaan
diri, ketika mengalami kekalahan yang besar. Mereka berintropeksi
mencari penyebab kekalahan itu. Sayangnya, mereka mengambil
kesimpulan keliru: bahwa mereka kalah gara-gara tidak membawa Tabut
Perjanjian. Mereka menganggap Tabut Perjanjian sebagai "jimat"
kemenangan. Esoknya kepercayaan diri mereka bangkit lagi. Hasilnya?
Mereka kalah lagi, dan Tabut Perjanjian dirampas pula! Mereka keliru
karena mengandalkan Tabut Perjanjian, bukan mengandalkan penyertaan
Tuhan.


Nah, apakah yang menjadikan kita percaya diri dalam menjalani hidup
ini? Apakah kita mengandalkan "jimat" tertentu? Mari kita renungkan:
Benarkah motor, keris, benda pusaka, atau benda keramat lain itu
sungguh-sungguh menguntungkan kita? Iblis telah mengecoh kita jika
kita memercayai hal itu. Hanya dengan mengandalkan penyertaan dan
perlindungan Tuhan, kita memiliki kepercayaan diri yang sejati.
--Reza M Adipratama /Renungan Harian

RASA PERCAYA DIRI YANG SEJATI BUKAN BERASAL DARI JIMAT,
MELAINKAN DARI PENYERTAAN DAN PERLINDUNGAN TUHAN.

e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2014/03/31/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?1+Samuel+4:1b-22

1 Samuel 4:1b-22

1 Dan perkataan Samuel sampai ke seluruh Israel. (4-1b) Orang
Israel maju berperang melawan orang Filistin dan berkemah dekat
Eben-Haezer, sedang orang Filistin berkemah di Afek.
1 Lalu Daud pergi dari sana dan melarikan diri ke gua Adulam.
Ketika saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya mendengar hal
itu, pergilah mereka ke sana mendapatkan dia.
2 Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran,
setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang
yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama
dengan dia ada kira-kira empat ratus orang.
3 Dari sana Daud pergi ke Mizpa di Moab dan berkata kepada raja
negeri Moab: "Izinkanlah ayahku dan ibuku tinggal padamu, sampai
aku tahu, apa yang dilakukan Allah kepadaku."
4 Lalu diantarkannyalah mereka kepada raja negeri Moab, dan mereka
tinggal bersama dia selama Daud ada di kubu gunung.
5 Tetapi Gad, nabi itu, berkata kepada Daud: "Janganlah tinggal di
kubu gunung itu, pergilah dan pulanglah ke tanah Yehuda." Lalu
pergilah Daud dan masuk ke hutan Keret.
6 Hal itu terdengar oleh Saul, sebab Daud dan orang-orang yang
bersama-sama dengan dia telah diketahui tempatnya. Adapun Saul
ada di Gibea, sedang duduk di bawah pohon tamariska di bukit,
dengan tombaknya di tangan dan semua pegawainya berdiri di
dekatnya.
7 Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya yang berdiri di
dekatnya: "Cobalah dengar, ya orang-orang Benyamin! Apakah anak
Isai itu juga akan memberikan kepada kamu sekalian ladang dan
kebun anggur, apakah ia akan mengangkat kamu sekalian menjadi
kepala atas pasukan seribu dan atas pasukan seratus,
8 sehingga kamu sekalian mengadakan persepakatan melawan aku dan
tidak ada seorangpun yang menyatakan kepadaku, bahwa anakku
mengikat diri dengan anak Isai itu? Tidak ada seorangpun dari
kamu yang cemas karena aku, atau yang menyatakan kepadaku, bahwa
anakku telah menghasut pegawaiku melawan aku menjadi penghadang
seperti sekarang ini."
9 Lalu menjawablah Doeg, orang Edom itu, yang berdiri dekat para
pegawai Saul, katanya: "Telah kulihat, bahwa anak Isai itu
datang ke Nob, kepada Ahimelekh bin Ahitub.
10 Ia menanyakan TUHAN bagi Daud dan memberikan bekal kepadanya;
juga pedang Goliat, orang Filistin itu, diberikannya kepadanya."
11 Lalu raja menyuruh memanggil Ahimelekh bin Ahitub, imam itu,
bersama-sama dengan seluruh keluarganya, para imam yang di Nob;
dan datanglah sekaliannya menghadap raja.
12 Kata Saul: "Cobalah dengar, ya anak Ahitub!" Jawabnya: "Ya,
tuanku."
13 Kemudian bertanyalah Saul kepadanya: "Mengapa kamu mengadakan
persepakatan melawan aku, engkau dengan anak Isai itu, dengan
memberikan roti dan pedang kepadanya, menanyakan Allah baginya,
sehingga ia bangkit melawan aku menjadi penghadang seperti
sekarang ini?"
14 Lalu Ahimelekh menjawab raja: "Tetapi siapakah di antara segala
pegawaimu yang dapat dipercaya seperti Daud, apalagi ia menantu
raja dan kepala para pengawalmu, dan dihormati dalam rumahmu?
15 Bukan ini pertama kali aku menanyakan Allah bagi dia.
Sekali-kali tidak! Janganlah kiranya raja melontarkan tuduhan
kepada hambamu ini, bahkan kepada seluruh keluargaku, sebab
hambamu ini tidak tahu apa-apa tentang semuanya itu, baik
tentang perkara kecil maupun perkara besar."
16 Tetapi raja berkata: "Engkau mesti dibunuh, Ahimelekh, engkau
dan seluruh keluargamu."
17 Lalu raja memerintahkan kepada bentara yang berdiri di dekatnya:
"Majulah dan bunuhlah para imam TUHAN itu sebab mereka membantu
Daud; sebab walaupun mereka tahu, bahwa ia melarikan diri,
mereka tidak memberitahukan hal itu kepadaku." Tetapi para
pegawai raja tidak mau mengangkat tangannya untuk memarang
imam-imam TUHAN itu.
18 Lalu berkatalah raja kepada Doeg: "Majulah engkau dan paranglah
para imam itu." Maka majulah Doeg, orang Edom itu, lalu memarang
para imam itu. Ia membunuh pada hari itu delapan puluh lima
orang, yang memakai baju efod dari kain lenan.
19 Juga penduduk Nob, kota imam itu, dibunuh raja dengan mata
pedang; laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak yang
menyusu, pula lembu, keledai dan domba dibunuhnya dengan mata
pedang.
20 Tetapi seorang anak Ahimelekh bin Ahitub, namanya Abyatar luput;
ia melarikan diri menjadi pengikut Daud.
21 Ketika Abyatar memberitahukan kepada Daud, bahwa Saul telah
membunuh para imam TUHAN,
22 berkatalah Daud kepada Abyatar: "Memang pada hari itu juga
ketika Doeg, orang Edom itu, ada di sana, aku telah tahu, bahwa
pasti ia akan memberitahukannya kepada Saul. Akulah sebab utama
dari pada kematian seluruh keluargamu.
23 Tinggallah padaku, janganlah takut; sebab siapa yang ingin
mencabut nyawamu, ia juga ingin mencabut nyawaku; di dekatku
engkau aman."

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Rut+1-4
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Rut+1-4


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

(e-SH) 31 Maret -- Yohanes 13:21-30 - Tipikal orang yang menolak Yesus

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Senin, 31 Maret 2014
Ayat SH: Yohanes 13:21-30

Judul: Tipikal orang yang menolak Yesus

Perasaan terharu biasanya berkonotasi positif, misalnya orang tua yang
merasa terharu karena anaknya lulus menjadi sarjana. Atau seorang
bawahan yang merasa terharu karena atasan memberi penghargaan atas
kerja keras dan kesetiaannya.

Akan tetapi, perasaan terharu yang ada pada Yesus tidak seperti itu.
Rasa terharu itu timbul karena Ia tahu bahwa salah seorang dari
murid-murid-Nya akan mengkhianati Dia. Namun jangan salah
mengerti. Perasaan itu bukanlah rasa marah akibat dikhianati,
melainkan karena Ia mengasihi Yudas dan sedih sebab tahu bagaimana
akhir hidup Yudas akibat segala perbuatannya.

Namun murid-murid yang lain tidak mengetahui hal ini. Maka Yesus
memberitahukan hal ini kepada mereka (21). Pemberitahuan itu
membuat murid-murid bertanya-tanya, siapakah yang dimaksud Yesus
(22). Meski ingin tahu, Petrus tampaknya tidak bisa bertanya
secara langsung kepada Yesus, sehingga ia meminta murid yang
dikasihi-Nya (Yohanes) untuk menanyakan hal itu. Namun Yesus
menjawab pertanyaan ini bukan dengan perkataan melainkan dengan
sebuah tanda, yaitu orang yang diberi roti oleh Yesus, dialah yang
dimaksud Yesus (25-26).

Tindakan memberikan roti, yang sudah dicelupkan, pada saat perjamuan
Paskah biasa dilakukan oleh tuan rumah bagi tamu kehormatan. Maka
tindakan Yesus itu memperlihatkan kasih-Nya yang begitu besar bagi
Yudas, dan itu dapat menjadi kesempatan bagi Yudas untuk bertobat.
Namun Yudas hanya mau menerima roti dari Yesus, tetapi tidak mau
menerima kasih-Nya. Bukannya bertobat, Yudas tetap bertahan dalam
niat jahatnya. Ini membuka jalan bagi Iblis untuk menguasai dia
(27).

Yudas adalah tipikal orang-orang yang menolak Yesus. Orang-orang
seperti ini sebenarnya tidak kekurangan kesempatan untuk bertobat.
Setidaknya, mereka dapat melihat contoh atau teladan dari
orang-orang di sekitar mereka. Kisah Yudas menjadi peringatan
penting bagi kita. Jangan biarkan dosa dan Iblis menguasai kita.
Bila demikian, maka kita akan menolak Tuhan dan segala
kebenaran-Nya.

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2014/03/31/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+13:21-30
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Yohanes+13:21-30

Yohanes 13:21-30

21 Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan
menyerahkan Aku."
22 Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka
ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya.
23 Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya,
bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.
24 Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata:
"Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!"
25 Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya:
"Tuhan, siapakah itu?"
26 Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti,
sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil
roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon
Iskariot.
27 Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka
Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah
dengan segera."
28 Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan
itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas.
29 Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh
dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi
apa-apa kepada orang miskin.
30 Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari
sudah malam.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---

Anda terdaftar dalam i-kan-akar-santapan-harian sebagai [stefanus.777.renungan@blogger.com]
Untuk berhenti, silakan forward pesan ini ke leave-4860459-4407379.a48c7cdc0d4a88c1ce6ec770adb0f694@hub.xc.org

Santapan Rohani Hari Ini: Berbahagialah Orang Yang Lemah Lembut

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Berbahagialah Orang Yang Lemah Lembut


Berbahagialah Orang Yang Lemah Lembut

Posted: 29 Mar 2014 10:00 AM PDT

Minggu, 30 Maret 2014

Berbahagialah Orang Yang Lemah Lembut

Baca: Matius 5:1-10

5:1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.

5:2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:

5:3 “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.

5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.

5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

5:7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.

5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.

5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. —Matius 5:5

Berbahagialah Orang Yang Lemah Lembut

Dalam bahasa Inggris, istilah meek (lemah lembut) sering kali disalahkaitkan dengan kata weak (kelemahan). Sebuah kamus yang populer memberikan pengertian sekunder tentang istilah "lemah lembut": "terlalu tunduk; mudah dipengaruhi; tidak bernyali; tidak bersemangat". Pengertian itu membuat sebagian orang bertanya-tanya mengapa Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi" (Mat. 5:5).

W. E. Vine, seorang ahli bahasa Yunani, mengatakan bahwa kelemahlembutan dalam Alkitab merupakan suatu sikap di hadapan Allah "ketika kita menerima perlakuan-Nya terhadap kita sebagai kebaikan, dan kita tidak menolak atau melawannya". Kita melihat hal itu dalam Yesus yang melakukan kehendak Bapa-Nya dengan penuh sukacita.

Selanjutnya, Vine berkata bahwa "kelemahlembutan yang diperlihatkan Tuhan dan diberikan kepada orang percaya ini adalah hasil dari kuasa . . . Tuhan itu 'lemah lembut' karena Dia memiliki sumber daya tak terbatas dari Allah yang dapat dipergunakan-Nya." Yesus bisa saja memanggil para malaikat dari surga untuk mencegah penyaliban-Nya.

Yesus berkata kepada para pengikut-Nya yang letih lesu dan berbeban berat, "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan" (Mat. 11:29). Dialah teladan sempurna dari kelemahlembutan.

Ketika kita sedang lelah dan bersusah hati, Yesus mengundang kita untuk menerima damai sejahtera yang dialami ketika kita mempercayai-Nya dengan lemah lembut. —DCM

Kasih membuat Juruselamat mati gantiku.
Mengapakah Dia begitu mengasihiku?
Tanpa melawan, Dia dibawa ke salib Kalvari.
Mengapakah Dia begitu mengasihiku? —Harkness

Allah berdiam di surga dan juga di dalam hati yang lemah lembut dan penuh syukur. —Walton

(e-RH) Maret 30 -- CELAH GUNUNG BATU

Posted On // Leave a Comment
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Minggu, 30 Maret 2014
Bacaan : Amsal 30:24-28
Setahun: Hakim-Hakim 20-21
Nats: Pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di
bukit batu. (Amsal 30:26)

Judul:

CELAH GUNUNG BATU

Pada 1763, Pendeta Augustus M. Toplady, pengkhotbah Inggris,
terjebak badai dalam perjalanan. Ia beruntung menemukan celah di
gunung batu untuk berlindung sampai badai berakhir. Selama berteduh,
ia merenungkan bahwa Allah juga seperti gunung batu itu dan celah
tempat ia berteduh itu serupa dengan luka di lambung Kristus yang
darah-Nya mengalir untuk membersihkan dosanya. Ia pun menuliskan
inspirasi itu pada sebuah kartu dan kemudian menggubahnya menjadi
lagu yang sangat terkenal, Rock of Ages, Cleft for Me (Batu Karang
yang Teguh).


Dalam kitab Mazmur, kita sering menemukan penggambaran Allah sebagai
gunung atau bukit batu untuk menunjukkan kekuatan-Nya. Celah atau
rongga pada gunung batu dapat dijadikan tempat persembunyian dan
perlindungan. Menariknya, bukan hanya manusia yang menyadari itu.
Beragam jenis hewan juga memanfaatkan gunung atau bukit batu untuk
keselamatan mereka. Contohnya pelanduk, sejenis kambing bertubuh
kecil. Mereka dianggap hewan lemah dan menjadi target empuk berbagai
hewan pemangsa. Namun, pelanduk menyadarinya sehingga mereka membuat
rumah di bukit batu demi keselamatan.


Jika kita peka, banyak peristiwa yang dapat memperjelas pemahaman
kita akan Allah. Berbagai kejadian sehari-hari dapat menjadi
petualangan mengasyikkan yang semakin membangun iman, asalkan kita
dapat melihat kaitannya dengan Allah. Bahkan kita pun dapat belajar
dari makhluk yang lain. Pelanduk mengingatkan kita agar menyadari
kelemahan kita sehingga kita selalu bergantung kepada Allah, Gunung
Batu keselamatan kita. --Hembang Tambun /Renungan Harian

MENYADARI KELEMAHAN SAJA TIDAKLAH CUKUP,
KITA PUN HARUS MENGENAL ALLAH, SUMBER KEKUATAN KITA.

e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2014/03/30/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Amsal+30:24-28

Amsal 30:24-28

24 Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat
cekatan:
25 semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan
makanannya di musim panas,
26 pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di
bukit batu,
27 belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris
dengan teratur,
28 cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada
di istana-istana raja.

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Hakim-Hakim+20-21
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Hakim-Hakim+20-21


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

(e-SH) 30 Maret -- Ratapan 3:49-66 - Percaya akan pemeliharaan Tuhan

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Minggu, 30 Maret 2014
Ayat SH: Ratapan 3:49-66

Judul: Percaya akan pemeliharaan Tuhan

Nabi Habakuk pernah bergumul seperti ini, "Tuhan, mengapa Engkau
memakai bangsa Kasdim yang jauh lebih jahat untuk menghukum
umat-Mu sendiri yang berdosa?" (Hab. 1:12-17). Apa yang Tuhan
lakukan sulit diterima oleh akal sehat. Akan tetapi, Tuhan memang
berdaulat.Dia bisa memakai siapa saja. Yang tidak boleh kita
lupakan ialah, yang dipakai Tuhan pun kalau bertindak melangkapi
pembatasan dari Tuhan akan dihukum pula!

Peratap mewakili umat sudah terbuka menerima hukuman Allah atas
dosa-dosa mereka. Keterbukaan itu membawa pengharapan, bahwa
setelah dihukum pasti ada pengampunan dan pemulihan.Akan tetapi,
yang sulit justru masih harus dialami. Tuhan menghukum mereka
memakai bangsa lain. Ternyata bangsa musuh tersebut bertindak
melampaui batas. Bukan hanya bangsa tersebut, banyak bangsa lain
yang mengambil kesempatan dalam kesempitan Yehuda. Mereka berdiri
di atas penderitaan umat Tuhan!

Peratap memohon agar Tuhan sendiri bertindak menyelamatkan mereka dari
perlakuan yang kejam para musuh terhadap umat.Tuhan sendiri pasti
bertindak adil, tetapi para musuh yang Tuhan pakailah yang
bertindak melampaui batas (52-54; 59-63).Peratap meyakini bahwa
Tuhan pasti mendengarkan seruannya karena Dia dahulu sudah pernah
menolongnya (57-59). Dengan keyakinan itulah peratap berani
memastikan para musuh pun tidak akan luput dari penghukuman Tuhan
(64-66).

Selalu akan ada orang yang mengambil kesempatan dalam kesempitan orang
lain. Anak Tuhan pun tidak luput dari dimanfaatkan seperti itu.
Akan tetapi, tidak usah khawatir.Tuhan tahu menjaga milik-Nya.
Mereka yang berniat jahat tidak akan mampu melawan Tuhan! Yang
penting kita senantiasa terbuka di hadapan Tuhan, dan menjaga diri
tidak ikut-ikutan mengail di air keruh.

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2014/03/30/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Ratapan+3:49-66
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Ratapan+3:49-66

Ratapan 3:49-66

49 Air mataku terus-menerus bercucuran, dengan tak henti-hentinya,
50 sampai TUHAN memandang dari atas dan melihat dari sorga.
51 Mataku terasa pedih oleh sebab keadaan puteri-puteri kotaku.
52 Seperti burung aku diburu-buru oleh mereka yang menjadi seteruku
tanpa sebab.
53 Mereka melemparkan aku hidup-hidup dalam lobang, melontari aku
dengan batu.
54 Air membanjir di atas kepalaku, kusangka: "Binasa aku!"
55 "Ya TUHAN, aku memanggil nama-Mu dari dasar lobang yang dalam.
56 Engkau mendengar suaraku! Janganlah Kaututupi telinga-Mu terhadap
kesahku dan teriak tolongku!
57 Engkau dekat tatkala aku memanggil-Mu, Engkau berfirman: Jangan
takut!"
58 "Ya Tuhan, Engkau telah memperjuangkan perkaraku, Engkau telah
menyelamatkan hidupku.
59 Engkau telah melihat ketidakadilan terhadap aku, ya TUHAN;
berikanlah keadilan!
60 Engkau telah melihat segala dendam mereka, segala rancangan mereka
terhadap aku."
61 "Engkau telah mendengar cercaan mereka, ya TUHAN, segala rancangan
mereka terhadap aku,
62 percakapan orang-orang yang melawan aku, dan rencana mereka
terhadap aku sepanjang hari.
63 Amatilah duduk bangun mereka! Aku menjadi lagu ejekan mereka."
64 "Engkau akan mengadakan pembalasan terhadap mereka, ya TUHAN,
menurut perbuatan tangan mereka.
65 Engkau akan mengeraskan hati mereka; kiranya kutuk-Mu menimpa
mereka!
66 Engkau akan mengejar mereka dengan murka dan memunahkan mereka
dari bawah langit, ya TUHAN!"


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---

Anda terdaftar dalam i-kan-akar-santapan-harian sebagai [stefanus.777.renungan@blogger.com]
Untuk berhenti, silakan forward pesan ini ke leave-4860100-4407379.a48c7cdc0d4a88c1ce6ec770adb0f694@hub.xc.org

Santapan Rohani Hari Ini: Dunia Yang Lebih Baik

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Dunia Yang Lebih Baik


Dunia Yang Lebih Baik

Posted: 28 Mar 2014 10:00 AM PDT

Sabtu, 29 Maret 2014

Dunia Yang Lebih Baik

Baca: 1 Petrus 2:9-12

2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

2:10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

2:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.

2:12 Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.

Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya . . . mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah. —1 Petrus 2:12

Dunia Yang Lebih Baik

Dalam Peanuts, salah satu kartun kegemaran saya yang menampilkan Charlie Brown, tokoh Lucy yang selalu percaya diri menyatakan, "Bagaimana mungkin dunia ini menjadi semakin buruk dengan aku hidup di dalamnya? Sejak aku lahir, jelas-jelas dunia menjadi semakin baik!"

Tentu saja, Lucy sedang menunjukkan suatu pendapat yang tidak masuk akal dan ia sedang meninggikan dirinya sendiri. Akan tetapi, maksud yang hendak disampaikannya itu memang menarik. Apa yang akan terjadi apabila kita memang berusaha membuat dunia ini menjadi lebih baik dengan cara memperlihatkan kasih Kristus di mana pun Allah menempatkan kita?

Tatkala Petrus menulis kepada orang-orang percaya yang sedang teraniaya, ia menasihati mereka untuk memiliki "cara hidup yang baik" (1Ptr. 2:12) dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik yang pada akhirnya akan memuliakan Allah. Dengan kata lain, kita bisa menjadikan dunia lebih baik melalui setiap tindakan kita. Bayangkan perubahan yang akan terjadi di tengah dunia ini ketika kasih, belas kasihan, pengampunan, keadilan, dan damai sejahtera tersebar melalui perbuatan-perbuatan kita yang meneladani Kristus. Saya selalu meyakini, andai kata kita menerapkan ayat tersebut dalam hidup kita sehari-hari, orang mungkin akan berkata, "Kantor kami menjadi lebih baik karena ______ bekerja di sini" atau "Lingkungan kami menjadi lebih baik" atau "Sekolah kami menjadi lebih baik."

Kita tidak bisa seorang diri saja mengubah seluruh dunia ini, tetapi oleh anugerah Allah, kita bisa memakai perubahan yang Kristus telah perbuat dalam diri kita untuk mengubah dunia di sekitar kita. —JMS

Kasih berarti memberikan yang dunia butuhkan,
Kasih berarti berbagi menuruti pimpinan Roh,
Kasih berarti mau peduli ketika dunia menangis,
Kasih berarti melayani dengan belas kasih Kristus. —Brandt

Setiap orang bisa menjadikan dunia ini lebih baik— dengan membuat kemuliaan Kristus bersinar melalui kita.

Ucapan yang Buruk

Posted: 28 Mar 2014 01:00 AM PDT

ucapan-yang-buruk

Setidaknya ada empat implikasi yang muncul ketika kita memikirkan tentang buah yang tidak baik, seperti yang disebutkan Tuhan Yesus dalam Matius 12:

1. Buah itu tidak bermanfaat
Pertama-tama, buah yang sudah rusak atau busuk tidaklah bermanfaat. Demikian pula dengan perkataan yang tidak baik. Tidak menguatkan, tidak membangun, tidak menolong. Tidak ada gunanya selain untuk dibuang di tempat sampah.

2. Buah itu bisa membuatmu sakit.
Yang kedua, buah yang tidak baik bisa membuatmu sakit jika kamu mencoba memakannya. Demikian pula perkataan yang tidak baik bisa membuat orang sakit. Dengan kata lain, perkataan yang tidak baik bukan hanya gagal untuk memberikan manfaat yang baik, tetapi juga bisa menyebabkan sesuatu yang buruk. Kata-kata bisa melukai orang sangat dalam. Kata-kata bisa seperti virus yang menularkan penyakit "kebencian" atau "kekurangajaran" dari orangtua kepada anak, dari satu teman kepada teman lain, atau dari satu rekan kerja kepada rekan kerja lainnya. Perkataan yang tidak baik dapat membuat orang yang dipaksa "memakannya" menjadi sakit.

3. Baunya tidak enak dan membuat suasana di sekitarnya ikut tidak enak.
Ketiga, buah yang rusak atau busuk mengeluarkan aroma yang tidak enak dan membuat udara di sekitarnya ikut tidak enak. Aku ingat beberapa teman di sekolah yang selalu membawa aroma vulgar ke mana pun mereka pergi. Mereka selalu membuat lelucon yang jorok. Yang menyedihkan, makin jorok leluconnya, makin keras mereka tertawa. Dengan perkataan mereka membuat suasana sekitarnya sangat tidak enak. Semua orang merasa tidak nyaman, kecuali diri mereka sendiri. Dan dalam suasana semacam itu, akan sangat sulit untuk memikirkan hal-hal yang baik, indah, dan mulia. Sulit menikmati keindahan dari sebuah tempat pembuangan sampah.

4. Kemungkinan buah itu berasal dari pohon yang terserang penyakit.
Hal keempat yang bisa dipikirkan tentang buah yang rusak atau busuk, adalah kemungkinan bahwa itu berasal dari sebuah pohon yang terserang penyakit. Jika begitu muncul pada batang pohon, buah itu sudah tidak baik, tentulah pohonnya sendiri tidak baik. Demikian pula jika kata-kata yang keluar dari mulut sudah tidak baik, kita tahu bahwa ada masalah dengan sumbernya.

Tuhan Yesus berkata, "yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Aku berkata kepada-Mu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." (Matius 12:34-37)

Perkataan yang keluar dari hati yang tidak meletakkan pengharapan di dalam Tuhan, tidak akan menunjukkan kasih kepada mereka yang mendengarnya. Bagaimana kita dapat menjadikan perkataan kita sebagai sarana kasih karunia bagi orang lain jika kita sendiri tidak memiliki pengharapan di dalam anugerah Tuhan? Dari hati yang tanpa pengharapan, penuh frustrasi, kemarahan, dan kepahitan, muncullah semua perkataan yang tidak baik dan menyakitkan.

Orang yang peduli dengan nilai-nilai moral yang baik akan bertanya: Apakah aku sudah menghindari perkataan yang kotor? Tetapi pengikut Kristus akan bertanya lebih jauh: Apakah aku membangun iman orang lain dengan apa yang aku ucapkan? Apakah perkataanku telah menjadi sarana untuk menunjukkan kasih karunia?

diadaptasi dari: Make Your Mouth a Means of Grace oleh John Piper

(e-RH) Maret 29 -- SMS TERBATAS

Posted On // Leave a Comment
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 29 Maret 2014
Bacaan : Mazmur 90
Setahun: Hakim-Hakim 18-19
Nats: Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami
beroleh hati yang bijaksana. (Mazmur 90:12)

Judul:

SMS TERBATAS

Provider telepon seluler saya memiliki program SMS tak terbatas.
Saya dapat menggirim SMS kapan pun berkali-kali tanpa cemas
kehabisan pulsa. Namun, beberapa bulan kemudian, provider itu
menggantinya dengan program baru. Jumlah SMS gratis per hari
dibatasi. Hasilnya, saya tidak dapat lagi mengirim SMS secara
asal-asalan. Saya perlu "lebih bijaksana" dalam melakukannya. Setiap
kali mau mengirim SMS, saya menimbang-nimbang apakah pesan itu
memang penting untuk disampaikan.


Lalu, bagaimana kita memandang masa hidup, yang sama-sama terbatas,
namun jauh lebih penting dari SMS? Alkitab menulis bahwa umur
manusia itu singkat, antara 60 hingga 70 tahun saja, kalaupun kuat
80 tahun. Tidak sedikit orang yang bahkan tidak mencapai usia
sepanjang itu. Kita memiliki pilihan untuk mengisi kehidupan:
menggunakannya dengan bijaksana atau menyia-nyiakannya. Jika kita
menyadari hidup ini singkat, kita perlu menghargai waktu yang kita
lewati. Banyak orang mengisi kehidupan dengan kesia-siaan dan secara
sembrono. Tidak memiliki waktu untuk keluarga, mengembangkan diri,
dan beribadah.


Kiranya kita sungguh-sungguh menyadari keterbatasan masa hidup ini
sehingga kesadaran itu memengaruhi cara pandang kita terhadap
hari-hari yang kita lewati. Aktivitas apa saja yang akan kita
lakukan? Apakah aktivitas yang berguna? Atau kita melewati hari
begitu saja tanpa melakukan hal yang bermakna? Apa yang kita lakukan
menjadi berkat bagi orang lain? Menginspirasi? Membuat diri kita
bertumbuh? --Hendro Saputro /Renungan Harian

KESADARAN AKAN KETERBATASAN MASA HIDUP
MENGGUGAH KITA UNTUK BIJAK DALAM MENJALANI HIDUP.

e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2014/03/29/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+90

Mazmur 90

1 Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami
turun-temurun.
2 Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia
diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya
Engkaulah Allah.
3 Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata:
"Kembalilah, hai anak-anak manusia!"
4 Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila
berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.
5 Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti
rumput yang bertumbuh,
6 di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut
dan layu.
7 Sungguh, kami habis lenyap karena murka-Mu, dan karena
kehangatan amarah-Mu kami terkejut.
8 Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami yang
tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu.
9 Sungguh, segala hari kami berlalu karena gemas-Mu, kami
menghabiskan tahun-tahun kami seperti keluh.
10 Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan
puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan;
sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.
11 Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada
gemas-Mu?
12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami
beroleh hati yang bijaksana.
13 Kembalilah, ya TUHAN--berapa lama lagi? --dan sayangilah
hamba-hamba-Mu!
14 Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya
kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami.
15 Buatlah kami bersukacita seimbang dengan hari-hari Engkau
menindas kami, seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami
celaka.
16 Biarlah kelihatan kepada hamba-hamba-Mu perbuatan-Mu, dan
semarak-Mu kepada anak-anak mereka.
17 Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah
perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah
itu.

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Hakim-Hakim+18-19
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Hakim-Hakim+18-19


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

(e-SH) 29 Maret -- Yohanes 13:1-20 - Merendahkan diri dan melayani

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 29 Maret 2014
Ayat SH: Yohanes 13:1-20

Judul: Merendahkan diri dan melayani

Saat penangkapan dan penyaliban Yesus sudah semakin dekat. Itulah
saat-saat terakhir bagi Yesus bersama para murid-Nya. Pada saat
itulah Yesus mengajar tentang kasih dan memberi diri untuk
melayani. Namun pengajaran itu diberikan bukan melalui kata-kata,
melainkan dengan tindakan nyata.

Usai makan, Yesus -Sang Guru- memakai perlengkapan pelayan lalu
membasuh kaki murid-muridNya (4-5)! Biasanya hal ini dilakukan
oleh seorang pelayan. Para murid sendiri pada waktu itu tengah
sibuk memperdebatkan siapa yang terbesar di antara mereka (bdk.
Luk. 22:24). Dengan isi perdebatan semacam itu, mana mungkin ada
yang mau merendahkan diri dengan membasuh kaki yang lain? Namun
saat dibasuh Yesus, murid-murid diam saja. Berbeda dengan Petrus,
yang tidak bisa menerima bila Sang Guru membasuh kakinya, yang
adalah murid-Nya. Namun usai mendengar penjelasan Yesus, Petrus
malah meminta agar seluruh tubuhnya dibasuh (6-9).

Melalui tindakan-Nya, Yesus mengajarkan bahwa Ia telah mengambil
peranan yang sangat rendah untuk melayani murid-murid-Nya. Karena
itu murid-murid pun seharusnya mau melayani dan menempatkan
kepentingan orang lain di atas prestise mereka sendiri (bdk. Flp.
2:1-11). Bila dunia bertanya, "Berapa banyak pelayanmu?" maka
murid-murid Yesus seharusnya bertanya "Berapa orang yang
kulayani?" Sebab itu, murid-murid Yesus seharusnya tidak berpikir
bahwa melayani merupakan suatu tindakan yang bernilai rendah,
karena Guru mereka pun telah merendahkan diri untuk melayani
mereka (15).

Dunia bahkan murid-murid Tuhan masa kini banyak dipenuhi semangat
kompetisi, sehingga yang terjadi adalah saling mengritik dan ingin
memperlihatkan siapa yang terbaik dan terbesar. Akibatnya,
pengetahuan bertambah, tetapi kasih berkurang. Dan dalam situasi
seperti itu, melayani akan dianggap sebagai sesuatu yang
merendahkan harga diri. Namun Yesus berkata, "Jikalau kamu tahu
semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya." (17)

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2014/03/29/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+13:1-20
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Yohanes+13:1-20

Yohanes 13:1-20

1 Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu,
bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada
Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya
demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada
kesudahannya.
2 Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana
dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.
3 Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu
kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada
Allah.
4 Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil
sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,
5 kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai
membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang
terikat pada pinggang-Nya itu.
6 Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya:
"Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?"
7 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu
sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."
8 Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai
selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau,
engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."
9 Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja,
tetapi juga tangan dan kepalaku!"
10 Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah
membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih
seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."
11 Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia
berkata: "Tidak semua kamu bersih."
12 Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan
kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah
kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?
13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab
memang Akulah Guru dan Tuhan.
14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan
Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu;
15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu
juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
16 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih
tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia
yang mengutusnya.
17 Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu
melakukannya.
18 Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah
Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku,
telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.
19 Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi,
supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.
20 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang
Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima
Dia yang mengutus Aku."


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---

Anda terdaftar dalam i-kan-akar-santapan-harian sebagai [stefanus.777.renungan@blogger.com]
Untuk berhenti, silakan forward pesan ini ke leave-4859561-4407379.a48c7cdc0d4a88c1ce6ec770adb0f694@hub.xc.org

Santapan Rohani Hari Ini: Menanti . . .

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Menanti . . .


Menanti . . .

Posted: 27 Mar 2014 10:00 AM PDT

Jumat, 28 Maret 2014

Menanti . . .

Baca: Mazmur 130

130:1 Nyanyian ziarah. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN!

130:2 Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.

130:3 Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?

130:4 Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang.

130:5 Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.

130:6 Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.

130:7 Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel! Sebab pada TUHAN ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.

130:8 Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! —Roma 12:12

Menanti . . .

Selama bertahun-tahun, hari demi hari, Harry mencurahkan beban hatinya kepada Tuhan tentang John, menantunya, yang telah meninggalkan Allah. Namun suatu hari, Harry meninggal dunia. Beberapa bulan kemudian, John pun bertobat dan kembali percaya kepada Allah. Ketika ibu mertuanya, Marsha, memberitahukan kepada John bahwa Harry telah berdoa baginya setiap hari, John menjawab, "Aku telah menunda terlalu lama." Namun Marsha dengan penuh sukacita mengatakan kepada John: "Tuhan masih menjawab doa-doa yang dipanjatkan Harry semasa hidupnya."

Kisah Harry dan doa-doanya menjadi suatu dorongan bagi kita yang sedang berdoa dan menanti. Harry tetap "[bertekun] dalam doa" dan menanti dengan sabar (Rm. 12:12).

Penulis dari Mazmur 130 mengalami penantian akan jawaban dari doanya. Ia berkata, "Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti" (ay.5). Ia menemukan pengharapan dalam Allah karena percaya bahwa "pada TUHAN ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan" (ay.7).

Penulis Samuel Enyia menulis demikian tentang waktunya Allah: "Allah tidak bergantung pada waktu yang kita jalani. Waktu yang kita jalani bersifat kronologis dan linear, tetapi Allah . . . tidak dibatasi oleh waktu. Dia akan bertindak tepat pada waktu-Nya. Doa kita . . . mungkin tidak mendesak Allah untuk segera bertindak, tetapi. . . akan menempatkan kita di hadapan-Nya dalam persekutuan dengan-Nya."

Alangkah istimewanya kita dapat bersekutu dengan Allah dalam doa dan dalam menantikan jawaban doa itu digenapi Allah pada waktu-Nya. —AMC

Berdoalah! Berdoalah! Jangan lelah berdoa,
Dan jika jawabannya tak kaulihat, menantilah;
Allahmu akan datang, Dia pasti datang,
Dia takkan pernah datang terlambat. —Chisholm

Allah mungkin menunda jawaban atas permohonan kita, tetapi Dia tak pernah mengecewakan kepercayaan kita.

Berbagi Kasih, Bukan Sampah

Posted: 27 Mar 2014 01:00 AM PDT

Oleh: Melody Tjan

rotten fruit

Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. —Efesus 4:29

Tiap kali aku membaca ayat ini, aku tidak pernah menganggapnya sebagai bagian Firman Tuhan yang ditujukan kepadaku. Perkataan kotor dalam pengertianku selama ini adalah caci maki dan kata-kata yang jorok. Aku sendiri anti dengan kata-kata semacam itu. Dalam bayanganku, ayat ini cocok untuk beberapa orang yang kukenal. Mereka yang kasar nada bicaranya. Yang suka menyebut orang dengan nama-nama penghuni kebun binatang. Yang suka bully orang. Yang bahasanya vulgar. Tetapi tidak untuk aku.

Namun, suatu hari aku membaca terjemahan ayat ini dalam bahasa lain. Kata "kotor" juga diterjemahkan sebagai "rotten" yang mengingatkanku pada telur busuk atau buah yang sudah seharusnya dibuang di tempat sampah. Terjemahan lainnya adalah "corrupt" alias rusak atau jahat. Atau "unwholesome" yang biasanya menggambarkan sesuatu yang tidak sehat. Penasaran, aku pun mencari bahasa aslinya di website SABDA. Kata "kotor" itu rupanya adalah terjemahan dari kata Yunani: Sapros. Artinya: "jelek", "busuk", "tidak berharga", "tidak baik", "jahat" atau "berbahaya". Wah, itu memperluas pengertianku tentang apa yang disebut sebagai "perkataan kotor" dalam ayat ini. Bukan cuma makian dan kata-kata jorok, semua ucapan yang jelek, tidak enak, enggak bermanfaat, tidak dilandasi itikad baik, semua rupanya termasuk di sini.

Tuhan Yesus juga menggunakan istilah sapros ketika berbicara tentang tidak ada pohon baik yang menghasilkan buah tidak baik (Lukas 6:43; Matius 7:17; 12:33). Ketika kita melihat buah yang jelek, asam, atau berulat, sudah tentu kita menduga ada masalah dengan pohonnya. Buah hanyalah hasil yang kelihatan. Masalah ada pada sumber, atau pohonnya. Demikian pula dengan perkataan. Baik tidaknya perkataan kita keluar dari baik tidaknya kondisi hati kita. Bayangin betapa berbedanya kata-kata yang akan terdengar dari orang yang hatinya sedang hancur lebur dibanding dengan yang hatinya sedang berbunga-bunga. Dari orang yang hatinya penuh dengki dibanding dengan yang hatinya penuh welas asih. Dari orang yang hatinya hampa dibanding dengan yang hatinya penuh damai dan sukacita.

Well, menariknya, Efesus 4:29 tidak berhenti dengan sebuah peringatan untuk menghindari perkataan sampah. Sebagai orang yang sudah diperbarui hidupnya dalam Kristus (ayat 20-24), kita diingatkan untuk secara aktif menggunakan kata-kata yang membangun, kata-kata yang menunjukkan kasih kepada orang yang mendengarnya. Kata-kata yang lahir dari perubahan hati setelah mengenal dan mengecap kasih Kristus.

Aku mulai banyak merenungkan kembali bagaimana aku berkata-kata tiap hari. Memang aku tidak memaki orang atau bercanda dengan kata-kata yang jorok. Tapi, aku tidak bisa mengatakan bahwa semua kata-kataku selalu baik apalagi membangun orang-orang di sekitarku. Tak jarang aku bahkan menyesali apa yang terlanjur kuucapkan, apalagi di saat aku sedang bete, atau menghadapi orang-orang yang bikin bete. Aku kerap terburu-buru bicara tanpa lebih dulu memikirkan dampak kata-kataku kepada orang lain. Entahkah itu menunjukkan kasih atau tidak, aku sering tak peduli. Yang penting aku puas bisa mengekspresikan apa yang ingin aku sampaikan. Adakalanya aku dengan sengaja menyerang orang lewat kata-kata. Adakalanya pula aku ikut bersemangat membicarakan keburukan orang. Kesibukan sering membuat kata-kata simpatiku hanya sebatas basa-basi, tidak benar-benar berangkat dari hati. Mencela orang rasanya lebih mudah daripada menyemangati mereka untuk menjadi lebih baik. Ah, mengapa aku malah menganggap ayat ini hanya cocok untuk orang lain? Tutur kataku setiap hari menunjukkan berapa banyak sampah dan berapa banyak kasih yang siap kubagikan dari hatiku.

Bagaimana dengan tutur katamu?

(e-RH) Maret 28 -- MENGELABUI

Posted On // Leave a Comment
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 28 Maret 2014
Bacaan : Kejadian 27:1-40
Setahun: Hakim-Hakim 15-17
Nats: Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya.
Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia.
(Kejadian 27:27)

Judul:

MENGELABUI

Seorang perempuan batal terbang ke Jogja sehingga tiket promo yang
sudah dibelinya terancam hangus. Kebetulan, adiknya sendiri
memerlukan tiket ke Jogja pada tanggal yang sama. Kakak beradik ini
lalu sepakat untuk bertukar identitas. Si adik akan terbang dengan
menggunakan tiket dan KTP si kakak. Namun, pada saat pemeriksaan
menuju ruang tunggu penerbangan, petugas curiga akan identitas palsu
si adik. Petugas memintanya untuk membubuhkan tanda tangan, dan
kebenaran pun terungkap.


Kejadian ini mengingatkan saya pada kisah Esau dan Yakub dalam
mendapatkan berkat dari Ishak, ayah mereka. Atas dorongan Ribka,
sang ibu, Yakub mengelabui Ishak dengan membawa olahan daging
kambing, bukan hewan buruan (ay. 14), mengenakan pakaian Esau (ay.
15), dan membungkus tangan dan lehernya dengan kulit kambing (ay.
16). Ishak yang penglihatannya sudah rabun mencurigai Yakub beberapa
kali (ay. 20, 21, 26), tetapi Yakub dapat berdalih dengan baik dan
tampil sebagai "aktor" yang cakap. Akhirnya ia berhasil mendapat
berkat dari Ishak walaupun lalu harus melarikan diri dari Esau
selama bertahun-tahun.


Mungkin kita juga pernah bersekongkol untuk mengelabui orang lain
atau untuk mendapatkan sesuatu, seperti pendapatan tambahan,
kedudukan, harga diri. Mungkin muslihat kita berhasil, dan orang
tidak berhasil membongkar kebohongan kita. Namun, dapatkah kita
terus mengabaikan suara nurani kita? Dapatkah kita menyembunyikan
diri dari mata Allah yang mahatahu? --Nirisa D Y Kristiana /Renungan
Harian

KITA MUNGKIN BISA MENGELABUI MANUSIA,
TETAPI MANA MUNGKIN KITA MENGELABUI TUHAN?

e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2014/03/28/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+27:1-40

Kejadian 27:1-40

1 Ketika Ishak sudah tua, dan matanya telah kabur, sehingga ia
tidak dapat melihat lagi, dipanggilnyalah Esau, anak sulungnya,
serta berkata kepadanya: "Anakku." Sahut Esau: "Ya, bapa."
2 Berkatalah Ishak: "Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu bila
hari kematianku.
3 Maka sekarang, ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu,
pergilah ke padang dan burulah bagiku seekor binatang;
4 olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari, sesudah
itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku memberkati
engkau, sebelum aku mati."
5 Tetapi Ribka mendengarkannya, ketika Ishak berkata kepada Esau,
anaknya. Setelah Esau pergi ke padang memburu seekor binatang
untuk dibawanya kepada ayahnya,
6 berkatalah Ribka kepada Yakub, anaknya: "Telah kudengar ayahmu
berkata kepada Esau, kakakmu:
7 Bawalah bagiku seekor binatang buruan dan olahlah bagiku makanan
yang enak, supaya kumakan, dan supaya aku memberkati engkau di
hadapan TUHAN, sebelum aku mati.
8 Maka sekarang, anakku, dengarkanlah perkataanku seperti yang
kuperintahkan kepadamu.
9 Pergilah ke tempat kambing domba kita, ambillah dari sana dua
anak kambing yang baik, maka aku akan mengolahnya menjadi
makanan yang enak bagi ayahmu, seperti yang digemarinya.
10 Bawalah itu kepada ayahmu, supaya dimakannya, agar dia
memberkati engkau, sebelum ia mati."
11 Lalu kata Yakub kepada Ribka, ibunya: "Tetapi Esau, kakakku,
adalah seorang yang berbulu badannya, sedang aku ini kulitku
licin.
12 Mungkin ayahku akan meraba aku; maka nanti ia akan menyangka
bahwa aku mau memperolok-olokkan dia; dengan demikian aku akan
mendatangkan kutuk atas diriku dan bukan berkat."
13 Tetapi ibunya berkata kepadanya: "Akulah yang menanggung kutuk
itu, anakku; dengarkan saja perkataanku, pergilah ambil
kambing-kambing itu."
14 Lalu ia pergi mengambil kambing-kambing itu dan membawanya
kepada ibunya; sesudah itu ibunya mengolah makanan yang enak,
seperti yang digemari ayahnya.
15 Kemudian Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak
sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah
dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya.
16 Dan kulit anak kambing itu dipalutkannya pada kedua tangan Yakub
dan pada lehernya yang licin itu.
17 Lalu ia memberikan makanan yang enak dan roti yang telah
diolahnya itu kepada Yakub, anaknya.
18 Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya serta berkata: "Bapa!"
Sahut ayahnya: "Ya, anakku; siapakah engkau?"
19 Kata Yakub kepada ayahnya: "Akulah Esau, anak sulungmu. Telah
kulakukan, seperti yang bapa katakan kepadaku. Bangunlah,
duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini, agar bapa
memberkati aku."
20 Lalu Ishak berkata kepada anaknya itu: "Lekas juga engkau
mendapatnya, anakku!" Jawabnya: "Karena TUHAN, Allahmu, membuat
aku mencapai tujuanku."
21 Lalu kata Ishak kepada Yakub: "Datanglah mendekat, anakku,
supaya aku meraba engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau
bukan."
22 Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya
serta berkata: "Kalau suara, suara Yakub; kalau tangan, tangan
Esau."
23 Jadi Ishak tidak mengenal dia, karena tangannya berbulu seperti
tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak memberkati dia,
24 tetapi ia masih bertanya: "Benarkah engkau ini anakku Esau?"
Jawabnya: "Ya!"
25 Lalu berkatalah Ishak: "Dekatkanlah makanan itu kepadaku, supaya
kumakan daging buruan masakan anakku, agar aku memberkati
engkau." Jadi didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya, lalu
ia makan, dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum.
26 Berkatalah Ishak, ayahnya, kepadanya: "Datanglah dekat-dekat dan
ciumlah aku, anakku."
27 Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya.
Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia,
katanya: "Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang
diberkati TUHAN.
28 Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan
tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur
berlimpah-limpah.
29 Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan
sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan
anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau,
terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah
ia."
30 Setelah Ishak selesai memberkati Yakub, dan baru saja Yakub
keluar meninggalkan Ishak, ayahnya, pulanglah Esau, kakaknya,
dari berburu.
31 Ia juga menyediakan makanan yang enak, lalu membawanya kepada
ayahnya. Katanya kepada ayahnya: "Bapa, bangunlah dan makan
daging buruan masakan anakmu, agar engkau memberkati aku."
32 Tetapi kata Ishak, ayahnya, kepadanya: "Siapakah engkau ini?"
Sahutnya: "Akulah anakmu, anak sulungmu, Esau."
33 Lalu terkejutlah Ishak dengan sangat serta berkata: "Siapakah
gerangan dia, yang memburu binatang itu dan yang telah
membawanya kepadaku? Aku telah memakan semuanya, sebelum engkau
datang, dan telah memberkati dia; dan dia akan tetap orang yang
diberkati."
34 Sesudah Esau mendengar perkataan ayahnya itu, meraung-raunglah
ia dengan sangat keras dalam kepedihan hatinya serta berkata
kepada ayahnya: "Berkatilah aku ini juga, ya bapa!"
35 Jawab ayahnya: "Adikmu telah datang dengan tipu daya dan telah
merampas berkat yang untukmu itu."
36 Kata Esau: "Bukankah tepat namanya Yakub, karena ia telah dua
kali menipu aku. Hak kesulunganku telah dirampasnya, dan
sekarang dirampasnya pula berkat yang untukku." Lalu katanya:
"Apakah bapa tidak mempunyai berkat lain bagiku?"
37 Lalu Ishak menjawab Esau, katanya: "Sesungguhnya telah kuangkat
dia menjadi tuan atas engkau, dan segala saudaranya telah
kuberikan kepadanya menjadi hambanya, dan telah kubekali dia
dengan gandum dan anggur; maka kepadamu, apa lagi yang dapat
kuperbuat, ya anakku?"
38 Kata Esau kepada ayahnya: "Hanya berkat yang satu itukah ada
padamu, ya bapa? Berkatilah aku ini juga, ya bapa!" Dan dengan
suara keras menangislah Esau.
39 Lalu Ishak, ayahnya, menjawabnya: "Sesungguhnya tempat
kediamanmu akan jauh dari tanah-tanah gemuk di bumi dan jauh
dari embun dari langit di atas.
40 Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba
adikmu. Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha
sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari
tengkukmu."

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Hakim-Hakim+15-17
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Hakim-Hakim+15-17


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA