(e-SH) 15 Juli -- Kisah Para Rasul 26:1-11 - Berbicara ketika Dipersilakan

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Selasa, 15 Juli 2025
Ayat SH: Kisah Para Rasul 26:1-11

Judul: Berbicara ketika Dipersilakan

Mendominasi percakapan adalah kebiasaan buruk yang kerap tidak disadari oleh banyak orang. Secara psikologis, hal itu disebabkan oleh perasaan tidak aman (insecure) yang dipicu oleh rasa tidak percaya diri.

Paulus jelas tidak seperti itu. Ia menahan diri sampai kesempatan untuk berbicara diberikan kepadanya (1). Ia tidak mencemaskan hilangnya kesempatan baginya untuk mendominasi percakapan sejak awal. Namun, lihatlah, betapa percaya dirinya Paulus dalam menarik perhatian dan menyampaikan pembelaannya.

Dengan tegas, ia memberi klaim bahwa jalan hidupnya yang lurus telah diketahui oleh semua orang Yahudi dan dapat disaksikan oleh para pendakwanya sendiri (4-5). Kini, dengan teguh ia menyatakan bahwa apa yang ia lakukan adalah mengharapkan janji Allah yang diberikan kepada nenek moyang mereka dan yang dinantikan oleh semua orang Yahudi tentang kebangkitan orang mati (6-8). Bahkan, dengan jujur, ia mengakui bahwa ia sendiri pernah memiliki sangkaan dan kemarahan yang sama seperti mereka (9-11).

Pembelaan diri Paulus di hadapan Agripa membuktikan betapa berkuasanya perkataan bila disertai hidup benar dan pengenalan akan Allah. Berkali-kali para pendakwa berebut bicara menuduh Paulus dan menuntut hukuman mati.

Namun, itu tak ada artinya karena Paulus tanpa harus terburu-buru angkat bicara pun dapat membuktikan ketidakbersalahannya.

Keyakinan doktrinal yang telah dijalani dan disaksikan oleh banyak orang sukar dibantah oleh siapa pun. Maka, berapa pun usia, apa pun status dan gelar lawan bicara kita, tidak lagi kita merasa perlu mendominasi percakapan.

Dengan mengingat firman Tuhan: "siapa yang menahan bibirnya, ia berakal budi" (Ams. 10:19b), kita belajar menahan diri untuk berbicara pada giliran kita. Beri kesempatan kepada orang lain untuk mengutarakan pendapatnya, dengarkan dia baik-baik, lalu siap sedialah untuk mencurahkan hikmat secara sopan dan rendah hati. Berdoalah agar kita dilepaskan dari rasa insecure dan diberi ketenangan untuk berbicara ketika dipersilakan. [PHM]

e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2025/07/15/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Kisah+Para+Rasul+26:1-11
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Kisah+Para+Rasul+26:1-11

Kisah Para Rasul 26:1-11

 1  Kata Agripa kepada Paulus: "Engkau diberi kesempatan untuk membela diri." Paulus memberi isyarat dengan tangannya, lalu memberi pembelaannya seperti berikut:
 2  "Ya raja Agripa, aku merasa berbahagia, karena pada hari ini aku diperkenankan untuk memberi pertanggungan jawab di hadapanmu terhadap segala tuduhan yang diajukan orang-orang Yahudi terhadap diriku,
 3  terutama karena engkau tahu benar-benar adat istiadat dan persoalan orang Yahudi. Sebab itu aku minta kepadamu, supaya engkau mendengarkan aku dengan sabar.
 4  Semua orang Yahudi mengetahui jalan hidupku sejak masa mudaku, sebab dari semula aku hidup di tengah-tengah bangsaku di Yerusalem.
 5  Sudah lama mereka mengenal aku dan sekiranya mereka mau, mereka dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama kita.
 6  Dan sekarang aku harus menghadap pengadilan oleh sebab aku mengharapkan kegenapan janji, yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita,
 7  dan yang dinantikan oleh kedua belas suku kita, sementara mereka siang malam melakukan ibadahnya dengan tekun. Dan karena pengharapan itulah, ya raja Agripa, aku dituduh orang-orang Yahudi.
 8  Mengapa kamu menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati?
 9  Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret.
10  Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati.
11  Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing."


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab

0 komentar:

Posting Komentar