Santapan Rohani Hari Ini: Kebaikan Hati Allah

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Kebaikan Hati Allah


Kebaikan Hati Allah

Posted: 01 Aug 2015 10:00 AM PDT

Minggu, 2 Agustus 2015

Kebaikan Hati Allah

Baca: Roma 5:1-11

5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.

5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.

5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,

5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.

5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

5:6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.

5:7 Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar–tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati–.

5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

5:9 Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.

5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!

5:11 Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.

Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan. —Yakobus 1:2

Kebaikan Hati Allah

Roger telah melewati masa-masa yang sangat sulit. Ia pernah menjalani operasi jantung untuk memperbaiki katup yang bocor. Lalu, dua Minggu kemudian, para dokter mengoperasinya lagi karena ia mengalami komplikasi. Baru saja Roger memulai pemulihan lewat terapi fisik, ia mengalami kecelakaan saat bersepeda dan tulang selangkanya patah. Di waktu yang sama, kesedihan menghantam Roger karena ibunya meninggal dunia. Ia pun merasa patah semangat. Ketika seorang teman bertanya apakah ia melihat campur tangan Allah dalam hal-hal yang kecil sekalipun, Roger mengakui bahwa ia tidak merasakannya sama sekali.

Saya menghargai kejujuran Roger. Perasaan kecewa atau ragu juga menjadi bagian dari hidup saya. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Rasul Paulus berkata, “Kita pun gembira di dalam penderitaan, sebab kita tahu bahwa penderitaan membuat orang menjadi tekun, dan ketekunan akan membuat orang tahan uji; inilah yang menimbulkan pengharapan” (Rm. 5:3-4 BIS). Namun hal itu tidak berarti bahwa kita akan selalu merasakan kegembiraan di tengah penderitaan. Mungkin yang kita butuhkan hanyalah seseorang yang mau duduk di sebelah kita dan mendengarkan curahan hati kita, dan untuk berbicara kepada Allah. Terkadang kita perlu melihat kembali masalah yang ada di masa lalu sebelum kita menyadari bahwa iman kita telah bertumbuh di sepanjang beragam ujian dan keraguan yang kita alami.

Dengan memahami bahwa Allah ingin memakai berbagai kesulitan hidup untuk menguatkan iman kita, kita dapat ditolong untuk mempercayai kebaikan hati Allah atas kita. —Anne Cetas

Bagaimana Allah telah memakai ujian dan pencobaan untuk membentuk hidupmu? Apakah kamu belajar untuk semakin mempercayai Dia?

Terkadang Allah mengizinkan persoalan terjadi di dalam hidup ini agar kita semakin mempercayai Dia.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 60–62; Roma 5

Wallpaper: Sahabat Sejati

Posted: 01 Aug 2015 02:00 AM PDT

“Kamu adalah sahabat-Ku,
jikalau kamu berbuat
apa yang Kuperintahkan kepadamu,”
Yesus bersabda.

Aku memandang-Nya ragu.

“Tetapi …”
beribu alasan memenuhi pikiranku.

…perintah-Mu banyak yang sukar
…perintah-Mu kadang tak masuk akal
…perintah-Mu bisa membuatku kehilangan muka
…perintah-Mu bisa membuatku tidak diterima
…perintah-Mu bisa membuatku menderita

sungguhkah Engkau mengasihiku
sungguhkah Engkau menganggapku sahabat-Mu
dengan menyuruhku menaati semua itu?

“Tuhan, seberapa besar kasih-Mu padaku?”
tanyaku lirih.

Jawaban-Nya membuatku tertegun
Yesus merentangkan tangan-Nya
dan menyerahkan nyawa-Nya di atas salib
menanggung hukuman atas dosa-dosaku
adakah kasih yang lebih besar dari itu?

Dan setiap kali ku memandang salib-Nya,
aku tahu pasti sabda Yesus bukan basa-basi.
Meski kadang perintah-Nya tak kupahami,
aku tahu Dia berikan itu untuk kebaikanku,
karena … Dia sungguh mengasihiku.

0 komentar:

Posting Komentar