Santapan Rohani Hari Ini: Melepaskan Diri

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Melepaskan Diri


Melepaskan Diri

Posted: 04 Aug 2014 10:00 AM PDT

Selasa, 5 Agustus 2014

Melepaskan Diri

Baca: Roma 8:1-11

8:1 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.

8:2 Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.

8:3 Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,

8:4 supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.

8:5 Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

8:6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.

8:7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.

8:8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.

8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.

8:10 Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.

8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.

Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. —Roma 8:1

Melepaskan Diri

Gajah adalah binatang yang terbesar di atas muka bumi—dan salah satu yang terkuat. Namun hanya dibutuhkan seutas tali untuk mengendalikannya. Berikut ini caranya. Ketika gajah masih muda, gajah itu diikat pada sebatang pohon besar. Selama berminggu-minggu, ia akan memberontak dan berusaha menarik tali pengikatnya. Namun, tali itu tetap mengikatnya dengan kencang. Pada akhirnya gajah itu pun menyerah.

Lalu, ketika gajah itu mencapai ukuran dewasa dan berada pada puncak kekuatannya, ia tidak akan memberontak lagi untuk membebaskan diri; sekali saja merasakan perlawanan, gajah itu akan berhenti. Gajah itu percaya bahwa ia masih ditawan dan tidak akan dapat melepaskan diri.

Iblis dapat memainkan tipu daya yang sama untuk membelenggu dan mengikat kita. Alkitab meyakinkan kita bahwa “sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus” (Rm. 8:1). Kita telah mengalami kemerdekaan “dari hukum dosa dan hukum maut” (ay.2). Namun musuh dari jiwa kita, berusaha memperdaya kita untuk percaya bahwa kita masih dibelenggu oleh dosa.

Jika demikian, apa yang harus kita lakukan? Renungkan apa yang telah dilakukan oleh Kristus. Dia mati demi dosa kita dan menyatakan berakhirnya kuasa dosa atas kita (ay.3). Kristus bangkit dari kematian dan memberi kita Roh Kudus. Sekarang kita dimampukan untuk hidup dalam kemenangan bersama-Nya karena “Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam [kita]” (ay.11).

Di dalam Kristus, kita telah dimerdekakan. —PFC

Dia telah merebut keselamatan kita,
Dia menebus jiwa kita yang tertawan,
Dia mendamaikan kita dengan Allah,
Dia membasuh kita dalam darah-Nya. —Wesley

Alamilah kemerdekaan sejati dengan menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.

Pemerintah Baru — So What?

Posted: 03 Aug 2014 07:00 PM PDT

Oleh: Rio Susanto

indonesiaku

Euforia Pemilu baru saja berlalu. Sebentar lagi kita akan memiliki jajaran pemerintah yang baru. Pernahkah kamu membayangkan apa yang akan terjadi jika sebuah negara tidak memiliki pemerintah? Setiap orang bisa berbuat menurut kehendaknya masing-masing. Tidak ada yang mengatur, tidak ada yang menghukum, tidak ada yang membela hak-hak kita sebagai warga negara. Akankah kita menikmati negara yang semacam itu? Well, kemungkinan besar tidak. Kekacauan bisa terjadi di mana-mana, penjahat bisa beraksi kapan saja, orang bahkan bebas membunuh sesama yang tidak disukainya. Mengerikan! Mungkin seperti kondisi yang digambarkan dalam kitab Hakim-Hakim:

Pada zaman itu tidak ada raja … setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri" (Hakim-Hakim 21:25)

Tanpa pemerintahan, situasi negara mana pun bisa sangat mengerikan mengingat pada dasarnya semua manusia sudah berdosa. Kecenderungan hati kita jahat. Sebab itu kita bersyukur untuk keberadaan pemerintah. Kalau kita bisa pergi ke sekolah atau ke kampus dengan aman, jalan-jalan ke mall tanpa khawatir kena peluru nyasar, naik angkutan umum yang tidak ngebut sembarangan, kita perlu menyadari ada peran pemerintah di dalamnya. Mungkin tak selalu kita merasa pemerintah itu ada hubungannya dengan kehidupan kita pribadi. Namun, faktanya, berbagai aspek kehidupan kita sebagai warga negara itu sangat dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah kita.

Alkitab memberitahu kita bahwa semua pemerintahan di dunia ini berasal dari Allah:

"Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah" (Roma 13:1)

Sebab itulah kita menghormati pemerintah, menaati kebijakan-kebijakan yang mereka tetapkan. Kita mengakui otoritas Allah yang menetapkan pemerintah. Allah memakai pemerintah sebagai alat-Nya untuk menggenapi maksud-maksud-Nya, termasuk menghukum yang bersalah dan menegur yang tidak benar dalam kehidupan kita bermasyarakat.

Kebenaran ini juga menyadarkan kita bahwa pemerintah bukan Allah. Mereka adalah orang-orang berdosa yang membutuhkan anugerah Allah, sama seperti kita. Sungguh, kita perlu mendoakan dan mendukung pemerintah. Kita perlu peduli untuk ikut memperhatikan apakah mereka sudah melakukan tugas sebagaimana mestinya, atau malah menggunakan kekuasaan mereka untuk menindas masyarakat. Ketika pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang bertentangan dengan Firman kita harus lebih taat kepada Allah dan berani menyuarakan kebenaran kepada pemerintah. Pemerintahan tak akan efektif tanpa kerja sama yang baik dengan masyarakatnya.

So guys, entah kemarin kamu memilih nomor satu atau nomor dua, mari kita membulatkan hati untuk mendukung pemerintahan yang baru! Bukan kebetulan kita ditempatkan Tuhan sebagai kaum muda Kristen di negara ini. Partisipasi aktif kita, sekecil apa pun kelihatannya, memiliki peran penting dalam mendukung pemerintah menjalankan tugasnya. Ketika bangsa Israel harus menetap di Babel sebagai kaum buangan pun, Allah berfirman, "Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu" (Yeremia 29:7). Mereka diminta untuk berpartisipasi aktif di tengah negeri, tidak hanya hidup untuk diri sendiri.

Mungkin dukungan kita kepada pemerintah dapat dimulai dari jajaran paling bawah, RT/RW dan Kelurahan tempat kita tinggal. Kenali apa saja kebijakan yang ada, bantu mereka mensosialisasikannya kepada seluruh warga yang ada. Sumbangkan ide-ide segarmu dalam forum-forum pertemuan warga. Jadilah teladan dalam menaati aturan-aturan pemerintah yang diberlakukan untuk menjaga ketertiban dan keamanan kita bersama. Kamu yang eksis banget di sosmed juga bisa banyak berperan membentuk kesadaran generasi ini untuk mau peduli dan bersatu memajukan bangsa bersama-sama dengan pemerintah, melalui posting-posting kreatifmu. Jika kamu punya kesempatan yang lebih besar untuk mendukung jajaran pemerintah yang lebih tinggi, lakukanlah itu dengan segenap hati. Bawalah pemerintah kita dalam doa, mohon Allah yang telah memilih mereka, juga memampukan mereka untuk mengemban tanggung jawab dengan baik. Ingatlah, kesejahteraan negeri ini adalah kesejahteraan kita juga! =)

0 komentar:

Posting Komentar