(e-SH) 15 Agustus -- Kisah Para Rasul 27:14-44 - Kepemimpinan fungsional

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 15 Agustus 2014
Ayat SH: Kisah Para Rasul 27:14-44

Judul: Kepemimpinan fungsional

Secara umum, kepemimpinan sering dipandang sebagai status atau
kedudukan daripada sebagai suatu pelayanan. Sering juga
kepemimpinan diserahkan kepada seseorang sebagai hadiah atas
prestasinya, dan bukan sebagai tanggung jawab yang membutuhkan
kerendahhatian. Maka banyak orang yang bekerja untuk meraih sebuah
kedudukan dalam kepemimpinan dan bukan untuk melayani orang lain
serta membiarkan karakter kepemimpinan itu yang bertumbuh dalam
dirinya.

Kepemimpinan Paulus muncul di kapal yang menuju ke Roma itu. Meski
sebelumnya sarannya tidak didengar, Paulus tidak lantas merajuk
dan berdiam diri. Kemungkinan bahaya bila kapal melanjutkan
pelayaran seperti yang telah dikatakan Paulus, ternyata terjadi.
Angin badai melanda (14). Awak kapal pun berupaya menyelamatkan
kapal, dengan menurunkan layar dan membiarkan kapal terapung-apung
(17) serta meringankan beban kapal dengan membuang alat-alat kapal
(19). Karena tidak ada hasil atas semua upaya itu, mereka jadi
putus asa (20). Pada saat itulah Paulus tampil dan membangkitkan
semangat dengan menyampaikan pesan Allah yang disampaikan kepada
dia melalui malaikat (22-24). Paulus juga mencegah para awak kapal
yang berusaha melarikan diri (30-32). Saran sederhana, tetapi
penting pun dikatakan oleh Paulus, yaitu mengajak mereka makan
(33-36). Paulus melakukan semua itu tanpa posisi kepemimpinan
secara formal. Ia bukan kapten kapal atau prajurit kaisar. Ia
hanyalah seorang tahanan.

Kepemimpinan Paulus memang tidak dipandang sebagai kepemimpinan rohani
oleh orang-orang di kapal itu. Mereka mengikuti saran Paulus
karena telah terbukti kebenaran perkataan dan kompetensinya.
Inilah yang disebut sebagai kepemimpinan fungsional, tanpa jabatan
formal, tetapi melakukan fungsinya tatkala dibutuhkan, tatkala tak
seorang pun dapat memberikan jawaban.

Kita pun bisa tampil menjadi pemimpin fungsional bagi dunia di sekitar
kita. Tak perlu jabatan dan pelantikan, tetapi berilah pertolongan
dan layanilah mereka yang membutuhkan.

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2014/08/15/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Kisah+Para+Rasul+27:14-44
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Kisah+Para+Rasul+27:14-44

Kisah Para Rasul 27:14-44

14 Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu
angin badai, yang disebut angin "Timur Laut".
15 Kapal itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan.
Karena itu kami menyerah saja dan membiarkan kapal kami
terombang-ambing.
16 Kemudian kami hanyut sampai ke pantai sebuah pulau kecil bernama
Kauda, dan di situ dengan susah payah kami dapat menguasai sekoci
kapal itu.
17 Dan setelah sekoci itu dinaikkan ke atas kapal, mereka memasang
alat-alat penolong dengan meliliti kapal itu dengan tali. Dan
karena takut terdampar di beting Sirtis, mereka menurunkan layar
dan membiarkan kapal itu terapung-apung saja.
18 Karena kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka pada
keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut.
19 Dan pada hari yang ketiga mereka membuang alat-alat kapal dengan
tangan mereka sendiri.
20 Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang
tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus
mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat
menyelamatkan diri kami.
21 Dan karena mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus
di tengah-tengah mereka dan berkata: "Saudara-saudara, jika
sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari
Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini!
22 Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu,
supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara
kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini.
23 Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah
yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku,
24 dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap
Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang
ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena
engkau.
25 Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya
kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang
dinyatakan kepadaku.
26 Namun kita harus mendamparkan kapal ini di salah satu pulau."
27 Malam yang keempat belas sudah tiba dan kami masih tetap
terombang-ambing di laut Adria. Tetapi kira-kira tengah malam
anak-anak kapal merasa, bahwa mereka telah dekat daratan.
28 Lalu mereka mengulurkan batu duga, dan ternyata air di situ dua
puluh depa dalamnya. Setelah maju sedikit mereka menduga lagi dan
ternyata lima belas depa.
29 Dan karena takut, bahwa kami akan terkandas di salah satu batu
karang, mereka membuang empat sauh di buritan, dan kami sangat
berharap mudah-mudahan hari lekas siang.
30 Akan tetapi anak-anak kapal berusaha untuk melarikan diri dari
kapal. Mereka menurunkan sekoci, dan berbuat seolah-olah mereka
hendak melabuhkan beberapa sauh di haluan.
31 Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya:
"Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat."
32 Lalu prajurit-prajurit itu memotong tali sekoci dan membiarkannya
hanyut.
33 Ketika hari menjelang siang, Paulus mengajak semua orang untuk
makan, katanya: "Sudah empat belas hari lamanya kamu menanti-nanti
saja, menahan lapar dan tidak makan apa-apa.
34 Karena itu aku menasihati kamu, supaya kamu makan dahulu. Hal itu
perlu untuk keselamatanmu. Tidak seorangpun di antara kamu akan
kehilangan sehelaipun dari rambut kepalanya."
35 Sesudah berkata demikian, ia mengambil roti, mengucap syukur
kepada Allah di hadapan semua mereka, memecah-mecahkannya, lalu
mulai makan.
36 Maka kuatlah hati semua orang itu, dan merekapun makan juga.
37 Jumlah kami semua yang di kapal itu dua ratus tujuh puluh enam
jiwa.
38 Setelah makan kenyang, mereka membuang muatan gandum ke laut untuk
meringankan kapal itu.
39 Dan ketika hari mulai siang, mereka melihat suatu teluk yang rata
pantainya. Walaupun mereka tidak mengenal daratan itu, mereka
memutuskan untuk sedapat mungkin mendamparkan kapal itu ke situ.
40 Mereka melepaskan tali-tali sauh, lalu meninggalkan sauh-sauh itu
di dasar laut. Sementara itu mereka mengulurkan tali-tali kemudi,
memasang layar topang, supaya angin meniup kapal itu menuju
pantai.
41 Tetapi mereka melanggar busung pasir, dan terkandaslah kapal itu.
Haluannya terpancang dan tidak dapat bergerak dan buritannya
hancur dipukul oleh gelombang yang hebat.
42 Pada waktu itu prajurit-prajurit bermaksud untuk membunuh
tahanan-tahanan, supaya jangan ada seorangpun yang melarikan diri
dengan berenang.
43 Tetapi perwira itu ingin menyelamatkan Paulus. Karena itu ia
menggagalkan maksud mereka, dan memerintahkan, supaya orang-orang
yang pandai berenang lebih dahulu terjun ke laut dan naik ke
darat,
44 dan supaya orang-orang lain menyusul dengan mempergunakan papan
atau pecahan-pecahan kapal. Demikianlah mereka semua selamat naik
ke darat.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---

Anda terdaftar dalam i-kan-akar-santapan-harian sebagai [stefanus.777.renungan@blogger.com]
Untuk berhenti, silakan forward pesan ini ke leave-4930488-4407379.a48c7cdc0d4a88c1ce6ec770adb0f694@hub.xc.org

0 komentar:

Posting Komentar