Santapan Rohani Hari Ini: Muncul Ke Permukaan

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Muncul Ke Permukaan


Muncul Ke Permukaan

Posted: 16 May 2014 10:00 AM PDT

Sabtu, 17 Mei 2014

Muncul Ke Permukaan

Baca: Kolose 1:15-23

1:15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,

1:16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.

1:17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.

1:18 Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.

1:19 Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,

1:20 dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

1:21 Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,

1:22 sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.

1:23 Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.

Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. —Kolose 1:16

Muncul Ke Permukaan

Manusia hidup di dalam realitas yang kelihatan dan tidak kelihatan—yang natural dan supernatural. Saya terpikir tentang kedua realitas itu dalam suatu perjalanan di atas sebuah perahu untuk melihat ikan paus di lepas pantai Selandia Baru. Seekor paus biasanya beristirahat sebentar di permukaan laut, mengambil napas dalam-dalam untuk beberapa kali, lalu mengeluarkan hembusan napas yang menciptakan semburan yang menakjubkan, kemudian menyelam kembali ke dalam lautan untuk memangsa cumi-cumi.

Meski memiliki habitatnya sendiri yang penuh dengan tumbuhan dalam air dan makhluk laut, paus harus muncul ke permukaan laut untuk menghirup oksigen dari waktu ke waktu atau ia akan mati. Meskipun paus tidak tahu banyak tentang dunia di atas laut, ia perlu terus berhubungan dengan dunia itu agar dapat bertahan hidup.

Saya pun terkadang merasa seperti paus, karena saya perlu menghirup udara rohani secara teratur agar tetap hidup. Namun tak ada pembagian yang jelas antara dunia natural dengan supernatural. Kita tidak menempati salah satu dunia saja. Segala yang saya lakukan sebagai orang Kristen—berdoa, beribadah, meneruskan kasih Allah kepada mereka yang sakit, membutuhkan, dan terpenjara—bersifat supernatural sekaligus natural.

Allah yang menciptakan dunia yang kelihatan ini selalu aktif menopang ciptaan-Nya dan membuka jalan bagi kita untuk menghampiri Dia yang tidak kelihatan. Paulus menulis, "Kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya" (Kol. 1:21-22).

Setiap perbuatan kita berlangsung dalam dunia yang kelihatan, yang kita bisa raba, cium, dan lihat. Namun Sang Pencipta dan Penopang dari segala sesuatu telah memberi jalan bagi kita untuk dapat menghirup udara rohani yang kita butuhkan dan rindukan. —PDY

Takhta Allah selalu terbuka bagi anak-anak-Nya.

Menghibur mereka yang “ditinggalkan”

Posted: 15 May 2014 09:30 PM PDT

mengibur-mereka-yg-ditinggalkan

Mungkin buat mereka gue itu enggak pernah ada…
Mungkin lebih baik kalo gue itu memang enggak pernah ada …

Kiki mengakhiri curhatnya yang panjang lebar kepadaku. Tentang papa yang super sibuk. Tentang tiga kakaknya yang punya segudang prestasi. Tentang kecelakaan maut mama tercinta yang selama ini menjadi tempat curahan hati. Tentang Tuhan yang sepertinya tak pernah mendengar doanya. Tentang kesepian-kesepian jiwanya. Ia merasa begitu sendirian di tengah keluarganya.

Ingin rasanya hati menghibur.
Namun entah kenapa yang terpikir hanyalah kalimat-kalimat klise.
Sabarlah.
Jangan berhenti berdoa.
Kamu nggak boleh mikir begitu.

Keluargaku hangat dan penuh perhatian. Kedua orangtuaku masih lengkap dan selalu punya waktu untukku dan adik-adikku. Aku tak pernah merasa “ditinggalkan”. Bagaimana aku bisa menghibur seseorang yang merasa “ditinggalkan”?

Kamu punya pengalaman yang bisa dibagikan?

0 komentar:

Posting Komentar