e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Rabu, 15 Januari 2025
Bacaan : AYUB 2
Setahun: Kejadian 43-45
Nats: Istrinya berkata kepadanya, "Masihkah engkau bertekun dalam kesalehanmu? Kutukilah Allah dan matilah!" (Ayub 2:9)
Renungan:
BERTEKUN
Wid terpaksa pulang kampung bersama dua anaknya. Ayah Wid strok sejak lama. Sementara sang ibu baru saja jatuh hingga sulit berjalan. Suatu hari, ibu Wid terdiagnosa positif Covid-19 dan menjalani perawatan di rumah sakit. Wid yang setiap hari di dekat ibunya pun turut positif. Malangnya, di saat bersamaan asisten rumah tangga mereka mengalami kecelakaan. Tak berselang lama, anak pertama Wid berperilaku tak wajar. Tak pernah tidur, menghabiskan waktu dengan bicara tanpa arah dan marah-marah. Hasil pemeriksaan menunjukkan anak Wid mengalami skizofrenia.
Rangkaian peristiwa yang dialami Wid mengingatkan kita pada kisah Ayub, bertubi-tubi menghadapi pergumulan. Jika persoalan hanya datang sekali, mungkin mudah diatasi. Namun, berturut-turut mengalami situasi rumit tentu menguras emosi. Terlebih jika sampai mengalami sakit. Penyakit yang tak kunjung sembuh melemahkan daya tahan dan membuat segala sesuatu tampak lebih buruk dari kenyataannya. Banyak orang mampu melewati kesulitan hidup dengan baik. Namun, begitu terserang suatu penyakit, mereka menjadi terpuruk. Berniat mengakhiri hidup dan berani mengutuk Tuhan.
Kesabaran dan ketangguhan Wid dalam menghadapi pergumulan tentu menjadi kesaksian tersendiri bagi orang-orang sekitar. Ya, bertekun dalam kesalehan di tengah penderitaan dapat menghasilkan kesaksian atas pemeliharaan Tuhan. Sekalipun tak selalu memberi keuntungan jasmani/lahiriah. Namun, bukankah pertolongan sejati dari Tuhan jauh lebih berharga dan kekal nilainya? --EBL/www.renunganharian.net
MASIH SANGGUPKAH KITA BERTEKUN DALAM KESALEHAN KEPADA TUHAN JIKA PERGUMULAN DATANG SILIH BERGANTI?
e-RH situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: https://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2025/01/15/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?AYUB+2
AYUB 2
1 Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datang juga Iblis untuk menghadap TUHAN.
2 Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."
3 Firman TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan."
4 Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya.
5 Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."
6 Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya."
7 Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.
8 Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.
9 Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"
10 Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.
11 Ketika ketiga sahabat Ayub mendengar kabar tentang segala malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari tempatnya masing-masing, yakni: Elifas, orang Teman, dan Bildad, orang Suah, serta Zofar, orang Naama. Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia.
12 Ketika mereka memandang dari jauh, mereka tidak mengenalnya lagi. Lalu menangislah mereka dengan suara nyaring. Mereka mengoyak jubahnya, dan menaburkan debu di kepala terhadap langit.
13 Lalu mereka duduk bersama-sama dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam. Seorangpun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, karena mereka melihat, bahwa sangat berat penderitaannya.
Bacaan Alkitab Setahun: https://alkitab.sabda.org/?Kejadian+43-45
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Kejadian+43-45
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Dilarang memperbanyak isi Renungan Harian® tanpa izin tertulis dari penerbit.
Renungan Harian® milik Yayasan Pelayanan Gloria -- Copyright © 2025 Yayasan Pelayanan Gloria.
- - -
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Pelayanan Gloria.
BCA Rekening No. 456 500 8880 a.n. YAYASAN PELAYANAN GLORIA
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Rabu, 15 Januari 2025
Bacaan : AYUB 2
Setahun: Kejadian 43-45
Nats: Istrinya berkata kepadanya, "Masihkah engkau bertekun dalam kesalehanmu? Kutukilah Allah dan matilah!" (Ayub 2:9)
Renungan:
BERTEKUN
Wid terpaksa pulang kampung bersama dua anaknya. Ayah Wid strok sejak lama. Sementara sang ibu baru saja jatuh hingga sulit berjalan. Suatu hari, ibu Wid terdiagnosa positif Covid-19 dan menjalani perawatan di rumah sakit. Wid yang setiap hari di dekat ibunya pun turut positif. Malangnya, di saat bersamaan asisten rumah tangga mereka mengalami kecelakaan. Tak berselang lama, anak pertama Wid berperilaku tak wajar. Tak pernah tidur, menghabiskan waktu dengan bicara tanpa arah dan marah-marah. Hasil pemeriksaan menunjukkan anak Wid mengalami skizofrenia.
Rangkaian peristiwa yang dialami Wid mengingatkan kita pada kisah Ayub, bertubi-tubi menghadapi pergumulan. Jika persoalan hanya datang sekali, mungkin mudah diatasi. Namun, berturut-turut mengalami situasi rumit tentu menguras emosi. Terlebih jika sampai mengalami sakit. Penyakit yang tak kunjung sembuh melemahkan daya tahan dan membuat segala sesuatu tampak lebih buruk dari kenyataannya. Banyak orang mampu melewati kesulitan hidup dengan baik. Namun, begitu terserang suatu penyakit, mereka menjadi terpuruk. Berniat mengakhiri hidup dan berani mengutuk Tuhan.
Kesabaran dan ketangguhan Wid dalam menghadapi pergumulan tentu menjadi kesaksian tersendiri bagi orang-orang sekitar. Ya, bertekun dalam kesalehan di tengah penderitaan dapat menghasilkan kesaksian atas pemeliharaan Tuhan. Sekalipun tak selalu memberi keuntungan jasmani/lahiriah. Namun, bukankah pertolongan sejati dari Tuhan jauh lebih berharga dan kekal nilainya? --EBL/www.renunganharian.net
MASIH SANGGUPKAH KITA BERTEKUN DALAM KESALEHAN KEPADA TUHAN JIKA PERGUMULAN DATANG SILIH BERGANTI?
e-RH situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: https://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2025/01/15/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?AYUB+2
AYUB 2
1 Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datang juga Iblis untuk menghadap TUHAN.
2 Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."
3 Firman TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan."
4 Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya.
5 Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."
6 Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya."
7 Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.
8 Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.
9 Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"
10 Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.
11 Ketika ketiga sahabat Ayub mendengar kabar tentang segala malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari tempatnya masing-masing, yakni: Elifas, orang Teman, dan Bildad, orang Suah, serta Zofar, orang Naama. Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia.
12 Ketika mereka memandang dari jauh, mereka tidak mengenalnya lagi. Lalu menangislah mereka dengan suara nyaring. Mereka mengoyak jubahnya, dan menaburkan debu di kepala terhadap langit.
13 Lalu mereka duduk bersama-sama dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam. Seorangpun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, karena mereka melihat, bahwa sangat berat penderitaannya.
Bacaan Alkitab Setahun: https://alkitab.sabda.org/?Kejadian+43-45
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Kejadian+43-45
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Dilarang memperbanyak isi Renungan Harian® tanpa izin tertulis dari penerbit.
Renungan Harian® milik Yayasan Pelayanan Gloria -- Copyright © 2025 Yayasan Pelayanan Gloria.
- - -
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Pelayanan Gloria.
BCA Rekening No. 456 500 8880 a.n. YAYASAN PELAYANAN GLORIA
0 komentar:
Posting Komentar