e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Selasa, 9 Juli 2024
Ayat SH: Kejadian 31:43-55
Judul: Makan Bersama
Makan bersama adalah hal yang lazim dilakukan dalam suka maupun duka. Saat pesta ulang tahun maupun upacara pemakaman, kita dapat berbagi perasaan dengan makan bersama. Namun, bagaimana kalau kita sedang bermasalah dengan orang yang makan bersama kita? Nyamankah?
Yakub dan Laban, yang semula saling bersikap curiga dan bermusuhan, akhirnya duduk untuk makan bersama (46b). Laban mengajak Yakub untuk mengadakan perjanjian dan Yakub mendirikan tugu batu sebagai saksi (44-46a). Dalam kondisi demikian, mereka, yang semula bersitegang, bisa makan bersama dengan tenang. Setelah selesai makan, Laban mengajukan isi perjanjian dan Yakub menyetujuinya (48-53).
Makan bersama oleh Laban dan Yakub bisa dilihat dari dua sisi. Pertama, mereka yang semula saling tidak percaya kini bersepakat untuk mengadakan perjanjian. Itu berarti ganjalan di antara mereka telah hilang. Kita pasti tidak bisa menikmati makan bersama orang yang dengannya kita memiliki ganjalan. Jadi, setelah ganjalan itu lepas, makan bersama bisa dilakukan dengan damai dan nikmat.
Kedua, makan bersama dilakukan sebelum isi perjanjian dibicarakan. Kondisi kenyang dapat menolong orang untuk berpikir dengan lebih jernih dan tidak mudah dikuasai oleh emosi. Maka, makan bersama menolong mereka untuk mengusulkan dan menerima isi perjanjian dengan baik.
Tampak bahwa makan bersama tidak bisa dipandang remeh. Makan bersama hanya bisa dilakukan dengan nikmat oleh orang-orang yang tidak ada ganjalan. Oleh karena itu, mari kita menjaga relasi dengan sesama, sehingga jika sewaktu-waktu kita perlu mengadakan makan bersama, tidak ada kecanggungan atau rasa tidak enak, tetapi yang ada hanyalah kedamaian dan sukacita.
Makan bersama juga bisa kita adakan dalam membuat kesepakatan dan menjernihkan relasi. Oleh karena itu, tak perlu merasa sayang jika kita memang perlu mengadakan makan bersama. Yang penting adalah makan bersama itu kita jalani dengan tulus, sehingga nikmat dan manfaatnya bisa kita rasakan. [KRS]
e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2024/07/09/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Kejadian+31:43-55
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Kejadian+31:43-55
Kejadian 31:43-55
43 Lalu Laban menjawab Yakub: "Perempuan-perempuan ini anakku dan anak-anak lelaki ini cucuku dan ternak ini ternakku, bahkan segala yang kaulihat di sini adalah milikku; jadi apakah yang dapat kuperbuat sekarang kepada anak-anakku ini atau kepada anak-anak yang dilahirkan mereka?
44 Maka sekarang, marilah kita mengikat perjanjian, aku dan engkau, supaya itu menjadi kesaksian antara aku dan engkau."
45 Kemudian Yakub mengambil sebuah batu dan didirikannya menjadi tugu.
46 Selanjutnya berkatalah Yakub kepada sanak saudaranya: "Kumpulkanlah batu." Maka mereka mengambil batu dan membuat timbunan, lalu makanlah mereka di sana di dekat timbunan itu.
47 Laban menamai timbunan batu itu Yegar-Sahaduta, tetapi Yakub menamainya Galed.
48 Lalu kata Laban: "Timbunan batu inilah pada hari ini menjadi kesaksian antara aku dan engkau." Itulah sebabnya timbunan itu dinamainya Galed,
49 dan juga Mizpa, sebab katanya: "TUHAN kiranya berjaga-jaga antara aku dan engkau, apabila kita berjauhan.
50 Jika engkau mengaibkan anak-anakku, dan jika engkau mengambil isteri lain di samping anak-anakku itu, ingatlah, walaupun tidak ada orang dekat kita, Allah juga yang menjadi saksi antara aku dan engkau."
51 Selanjutnya kata Laban kepada Yakub: "Inilah timbunan batu, dan inilah tugu yang kudirikan antara aku dan engkau--
52 timbunan batu dan tugu inilah menjadi kesaksian, bahwa aku tidak akan melewati timbunan batu ini mendapatkan engkau, dan bahwa engkaupun tidak akan melewati timbunan batu dan tugu ini mendapatkan aku, dengan berniat jahat.
53 Allah Abraham dan Allah Nahor, Allah ayah mereka, kiranya menjadi hakim antara kita." Lalu Yakub bersumpah demi Yang Disegani oleh Ishak, ayahnya.
54 Dan Yakub mempersembahkan korban sembelihan di gunung itu. Ia mengundang makan sanak saudaranya, lalu mereka makan serta bermalam di gunung itu.
55 Keesokan harinya pagi-pagi Laban mencium cucu-cucunya dan anak-anaknya serta memberkati mereka, kemudian pulanglah Laban kembali ke tempat tinggalnya.
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Selasa, 9 Juli 2024
Ayat SH: Kejadian 31:43-55
Judul: Makan Bersama
Makan bersama adalah hal yang lazim dilakukan dalam suka maupun duka. Saat pesta ulang tahun maupun upacara pemakaman, kita dapat berbagi perasaan dengan makan bersama. Namun, bagaimana kalau kita sedang bermasalah dengan orang yang makan bersama kita? Nyamankah?
Yakub dan Laban, yang semula saling bersikap curiga dan bermusuhan, akhirnya duduk untuk makan bersama (46b). Laban mengajak Yakub untuk mengadakan perjanjian dan Yakub mendirikan tugu batu sebagai saksi (44-46a). Dalam kondisi demikian, mereka, yang semula bersitegang, bisa makan bersama dengan tenang. Setelah selesai makan, Laban mengajukan isi perjanjian dan Yakub menyetujuinya (48-53).
Makan bersama oleh Laban dan Yakub bisa dilihat dari dua sisi. Pertama, mereka yang semula saling tidak percaya kini bersepakat untuk mengadakan perjanjian. Itu berarti ganjalan di antara mereka telah hilang. Kita pasti tidak bisa menikmati makan bersama orang yang dengannya kita memiliki ganjalan. Jadi, setelah ganjalan itu lepas, makan bersama bisa dilakukan dengan damai dan nikmat.
Kedua, makan bersama dilakukan sebelum isi perjanjian dibicarakan. Kondisi kenyang dapat menolong orang untuk berpikir dengan lebih jernih dan tidak mudah dikuasai oleh emosi. Maka, makan bersama menolong mereka untuk mengusulkan dan menerima isi perjanjian dengan baik.
Tampak bahwa makan bersama tidak bisa dipandang remeh. Makan bersama hanya bisa dilakukan dengan nikmat oleh orang-orang yang tidak ada ganjalan. Oleh karena itu, mari kita menjaga relasi dengan sesama, sehingga jika sewaktu-waktu kita perlu mengadakan makan bersama, tidak ada kecanggungan atau rasa tidak enak, tetapi yang ada hanyalah kedamaian dan sukacita.
Makan bersama juga bisa kita adakan dalam membuat kesepakatan dan menjernihkan relasi. Oleh karena itu, tak perlu merasa sayang jika kita memang perlu mengadakan makan bersama. Yang penting adalah makan bersama itu kita jalani dengan tulus, sehingga nikmat dan manfaatnya bisa kita rasakan. [KRS]
e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2024/07/09/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Kejadian+31:43-55
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Kejadian+31:43-55
Kejadian 31:43-55
43 Lalu Laban menjawab Yakub: "Perempuan-perempuan ini anakku dan anak-anak lelaki ini cucuku dan ternak ini ternakku, bahkan segala yang kaulihat di sini adalah milikku; jadi apakah yang dapat kuperbuat sekarang kepada anak-anakku ini atau kepada anak-anak yang dilahirkan mereka?
44 Maka sekarang, marilah kita mengikat perjanjian, aku dan engkau, supaya itu menjadi kesaksian antara aku dan engkau."
45 Kemudian Yakub mengambil sebuah batu dan didirikannya menjadi tugu.
46 Selanjutnya berkatalah Yakub kepada sanak saudaranya: "Kumpulkanlah batu." Maka mereka mengambil batu dan membuat timbunan, lalu makanlah mereka di sana di dekat timbunan itu.
47 Laban menamai timbunan batu itu Yegar-Sahaduta, tetapi Yakub menamainya Galed.
48 Lalu kata Laban: "Timbunan batu inilah pada hari ini menjadi kesaksian antara aku dan engkau." Itulah sebabnya timbunan itu dinamainya Galed,
49 dan juga Mizpa, sebab katanya: "TUHAN kiranya berjaga-jaga antara aku dan engkau, apabila kita berjauhan.
50 Jika engkau mengaibkan anak-anakku, dan jika engkau mengambil isteri lain di samping anak-anakku itu, ingatlah, walaupun tidak ada orang dekat kita, Allah juga yang menjadi saksi antara aku dan engkau."
51 Selanjutnya kata Laban kepada Yakub: "Inilah timbunan batu, dan inilah tugu yang kudirikan antara aku dan engkau--
52 timbunan batu dan tugu inilah menjadi kesaksian, bahwa aku tidak akan melewati timbunan batu ini mendapatkan engkau, dan bahwa engkaupun tidak akan melewati timbunan batu dan tugu ini mendapatkan aku, dengan berniat jahat.
53 Allah Abraham dan Allah Nahor, Allah ayah mereka, kiranya menjadi hakim antara kita." Lalu Yakub bersumpah demi Yang Disegani oleh Ishak, ayahnya.
54 Dan Yakub mempersembahkan korban sembelihan di gunung itu. Ia mengundang makan sanak saudaranya, lalu mereka makan serta bermalam di gunung itu.
55 Keesokan harinya pagi-pagi Laban mencium cucu-cucunya dan anak-anaknya serta memberkati mereka, kemudian pulanglah Laban kembali ke tempat tinggalnya.
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab
0 komentar:
Posting Komentar