e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Senin, 24 Juni 2024
Ayat SH: Kejadian 21:22-34
Judul: Agar Hidup Bersama dalam Damai
Salah satu penyebab dari tiadanya damai dalam hidup bersama adalah buruknya komunikasi. Orang lebih suka memendam kekecewaan dan sakit hati. Semua itu akhirnya meledak menjadi kemarahan yang berlebihan ketika ada pemicunya. Relasi menjadi rusak dan kadang hampir mustahil untuk dipulihkan. Hari ini kita belajar tentang komunikasi yang baik dari dua tokoh Alkitab, yaitu Abraham dan Abimelekh.
Abimelekh adalah raja Gerar, di mana Abraham tinggal sebagai pendatang. Ia mempunyai pengalaman yang menimbulkan trauma. Hal itu terjadi ketika Abraham sampai di Gerar dan mengatakan bahwa Sara adalah adiknya. Abimelekh ingin memperistri Sara, tetapi Allah memperingatkan bahwa apa yang ia lakukan itu salah. Akhirnya, Abimelekh dengan marah menjumpai Abraham untuk mengembalikan Sara.
Dari pengalaman tersebut, ia menemui Abraham untuk mengikat perjanjian bahwa Abraham tidak akan berlaku curang lagi kepadanya dan keturunannya. Ia dengan sadar mengakui trauma yang pernah ia alami karena Abraham. Oleh karenanya, ia mau agar apa yang ia alami tidak dialami kembali olehnya dan keturunannya. Abimelekh telah jujur terhadap perasaannya dan mampu menyampaikan itu kepada Abraham dalam tindakan antisipatif berupa perjanjian (22-24).
Percakapan keduanya kemudian meluas dan sampai pada pengalaman buruk yang Abraham alami terkait dengan sumur milik Abraham yang dirampas oleh hamba-hamba Abimelekh. Masalah itu pun kemudian bisa terselesaikan dengan baik. Mereka berdua mengikat perjanjian agar keduanya dapat hidup bersama dalam damai (25-27).
Kejujuran antara satu sama lain dalam komunikasi terbuka menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan bersama. Semua itu butuh kerendahan hati agar kita bisa menerima dan mau mendengarkan protes orang lain dengan bijaksana. Semua itu tentu akan mendatangkan kelegaan dan kedamaian bagi kedua belah pihak. Mari kita membangun komunikasi yang jujur, tulus, terbuka, serta saling menghargai dan menerima. [MTH]
e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2024/06/24/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Kejadian+21:22-34
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Kejadian+21:22-34
Kejadian 21:22-34
22 Pada waktu itu Abimelekh, beserta Pikhol, panglima tentaranya, berkata kepada Abraham: "Allah menyertai engkau dalam segala sesuatu yang engkau lakukan.
23 Oleh sebab itu, bersumpahlah kepadaku di sini demi Allah, bahwa engkau tidak akan berlaku curang kepadaku, atau kepada anak-anakku, atau kepada cucu cicitku; sesuai dengan persahabatan yang kulakukan kepadamu, demikianlah harus engkau berlaku kepadaku dan kepada negeri yang kautinggali sebagai orang asing."
24 Lalu kata Abraham: "Aku bersumpah!"
25 Tetapi Abraham menyesali Abimelekh tentang sebuah sumur yang telah dirampas oleh hamba-hamba Abimelekh.
26 Jawab Abimelekh: "Aku tidak tahu, siapa yang melakukan hal itu; lagi tidak kauberitahukan kepadaku, dan sampai hari ini belum pula kudengar."
27 Lalu Abraham mengambil domba dan lembu dan memberikan semuanya itu kepada Abimelekh, kemudian kedua orang itu mengadakan perjanjian.
28 Tetapi Abraham memisahkan tujuh anak domba betina dari domba-domba itu.
29 Lalu kata Abimelekh kepada Abraham: "Untuk apakah ketujuh anak domba yang kaupisahkan ini?"
30 Jawabnya: "Ketujuh anak domba ini harus kauterima dari tanganku untuk menjadi tanda bukti bagiku, bahwa akulah yang menggali sumur ini."
31 Sebab itu orang menyebutkan tempat itu Bersyeba, karena kedua orang itu telah bersumpah di sana.
32 Setelah mereka mengadakan perjanjian di Bersyeba, pulanglah Abimelekh beserta Pikhol, panglima tentaranya, ke negeri orang Filistin.
33 Lalu Abraham menanam sebatang pohon tamariska di Bersyeba, dan memanggil di sana nama TUHAN, Allah yang kekal.
34 Dan masih lama Abraham tinggal sebagai orang asing di negeri orang Filistin.
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Senin, 24 Juni 2024
Ayat SH: Kejadian 21:22-34
Judul: Agar Hidup Bersama dalam Damai
Salah satu penyebab dari tiadanya damai dalam hidup bersama adalah buruknya komunikasi. Orang lebih suka memendam kekecewaan dan sakit hati. Semua itu akhirnya meledak menjadi kemarahan yang berlebihan ketika ada pemicunya. Relasi menjadi rusak dan kadang hampir mustahil untuk dipulihkan. Hari ini kita belajar tentang komunikasi yang baik dari dua tokoh Alkitab, yaitu Abraham dan Abimelekh.
Abimelekh adalah raja Gerar, di mana Abraham tinggal sebagai pendatang. Ia mempunyai pengalaman yang menimbulkan trauma. Hal itu terjadi ketika Abraham sampai di Gerar dan mengatakan bahwa Sara adalah adiknya. Abimelekh ingin memperistri Sara, tetapi Allah memperingatkan bahwa apa yang ia lakukan itu salah. Akhirnya, Abimelekh dengan marah menjumpai Abraham untuk mengembalikan Sara.
Dari pengalaman tersebut, ia menemui Abraham untuk mengikat perjanjian bahwa Abraham tidak akan berlaku curang lagi kepadanya dan keturunannya. Ia dengan sadar mengakui trauma yang pernah ia alami karena Abraham. Oleh karenanya, ia mau agar apa yang ia alami tidak dialami kembali olehnya dan keturunannya. Abimelekh telah jujur terhadap perasaannya dan mampu menyampaikan itu kepada Abraham dalam tindakan antisipatif berupa perjanjian (22-24).
Percakapan keduanya kemudian meluas dan sampai pada pengalaman buruk yang Abraham alami terkait dengan sumur milik Abraham yang dirampas oleh hamba-hamba Abimelekh. Masalah itu pun kemudian bisa terselesaikan dengan baik. Mereka berdua mengikat perjanjian agar keduanya dapat hidup bersama dalam damai (25-27).
Kejujuran antara satu sama lain dalam komunikasi terbuka menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan bersama. Semua itu butuh kerendahan hati agar kita bisa menerima dan mau mendengarkan protes orang lain dengan bijaksana. Semua itu tentu akan mendatangkan kelegaan dan kedamaian bagi kedua belah pihak. Mari kita membangun komunikasi yang jujur, tulus, terbuka, serta saling menghargai dan menerima. [MTH]
e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2024/06/24/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Kejadian+21:22-34
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Kejadian+21:22-34
Kejadian 21:22-34
22 Pada waktu itu Abimelekh, beserta Pikhol, panglima tentaranya, berkata kepada Abraham: "Allah menyertai engkau dalam segala sesuatu yang engkau lakukan.
23 Oleh sebab itu, bersumpahlah kepadaku di sini demi Allah, bahwa engkau tidak akan berlaku curang kepadaku, atau kepada anak-anakku, atau kepada cucu cicitku; sesuai dengan persahabatan yang kulakukan kepadamu, demikianlah harus engkau berlaku kepadaku dan kepada negeri yang kautinggali sebagai orang asing."
24 Lalu kata Abraham: "Aku bersumpah!"
25 Tetapi Abraham menyesali Abimelekh tentang sebuah sumur yang telah dirampas oleh hamba-hamba Abimelekh.
26 Jawab Abimelekh: "Aku tidak tahu, siapa yang melakukan hal itu; lagi tidak kauberitahukan kepadaku, dan sampai hari ini belum pula kudengar."
27 Lalu Abraham mengambil domba dan lembu dan memberikan semuanya itu kepada Abimelekh, kemudian kedua orang itu mengadakan perjanjian.
28 Tetapi Abraham memisahkan tujuh anak domba betina dari domba-domba itu.
29 Lalu kata Abimelekh kepada Abraham: "Untuk apakah ketujuh anak domba yang kaupisahkan ini?"
30 Jawabnya: "Ketujuh anak domba ini harus kauterima dari tanganku untuk menjadi tanda bukti bagiku, bahwa akulah yang menggali sumur ini."
31 Sebab itu orang menyebutkan tempat itu Bersyeba, karena kedua orang itu telah bersumpah di sana.
32 Setelah mereka mengadakan perjanjian di Bersyeba, pulanglah Abimelekh beserta Pikhol, panglima tentaranya, ke negeri orang Filistin.
33 Lalu Abraham menanam sebatang pohon tamariska di Bersyeba, dan memanggil di sana nama TUHAN, Allah yang kekal.
34 Dan masih lama Abraham tinggal sebagai orang asing di negeri orang Filistin.
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab
0 komentar:
Posting Komentar