e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Rabu, 10 April 2024
Bacaan : MATIUS 18:21-35
Setahun: 2 Samuel 19-21
Nats: "Demikian juga yang akan diperbuat oleh Bapa-Ku yang di surga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu." (Matius 18:35)
Renungan:
MENGAMPUNI SEPERTI TUHAN MAU
Nelson Mandela, pejuang antiapartheid (gerakan antidiskriminasi warna kulit) di Afrika Selatan, pernah menulis, "Orang itu belajar untuk membenci dan berbuat jahat, tetapi untuk berbuat baik dan mengasihi orang lain seharusnya sudah sejak semula dapat dilakukannya." Seturut dengan itu, ia dapat mengampuni orang-orang yang telah melakukan kejahatan terhadapnya dan melakukan berbagai tindakan pelanggaran hak asasi manusia kepada warga kulit hitam di Afrika Selatan. Ia pun mendorong terjadinya rekonsiliasi tanpa syarat antara warga kulit putih dan kulit hitam.
Bukan hal yang mudah untuk mengampuni orang lain yang telah melakukan kesalahan kepada kita, apalagi sampai menyakiti hati sedemikian rupa. Sakit! Susah melupakannya! Timbul pula pemikiran, "Kenapa harus saya yang lebih dulu mengampuninya? Bukankah harusnya orang itu dulu yang minta maaf kepada saya? Kenapa juga saya harus mengampuni dia? Apa untungnya buat saya?" Tentu saja, pemikiran seperti ini bukanlah pemikiran seorang Kristiani yang telah lahir baru dan menghayati betul hidupnya ada di dalam pengampunan Allah di dalam karya keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus. Butuh kerendahhatian untuk dapat berbesar hati memberikan pengampunan kepada mereka yang bersalah kepada kita, lalu hidup dalam perdamaian dengan semua orang termasuk mereka yang bersalah kepada kita.
Pilihan hidup seperti inilah yang Tuhan kehendaki, yaitu dapat memberikan pengampunan "tujuh puluh kali tujuh kali". Pengampunan tanpa batas sebagai perwujudan dari hidup yang menghayati dan mensyukuri pengampunan yang telah diterima dari Allah. Pengampunan dan maaf tanpa syarat yang muncul dari hati dan hidup yang telah diperdamaikan oleh Allah dalam diri. --AAS/www.renunganharian.net
MENGAMPUNI ORANG LAIN MEMANG TIDAK MUDAH, TETAPI ITULAH KEHENDAK TUHAN DARI KITA ANAK-ANAK-NYA.
e-RH situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: https://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2024/04/10/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?MATIUS+18:21-35
MATIUS 18:21-35
21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
33 Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."
Bacaan Alkitab Setahun: https://alkitab.sabda.org/?2+Samuel+19-21
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/2+Samuel+19-21
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Dilarang memperbanyak isi Renungan Harian® tanpa izin tertulis dari penerbit.
Renungan Harian® milik Yayasan Pelayanan Gloria -- Copyright © 2024 Yayasan Pelayanan Gloria.
- - -
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Pelayanan Gloria.
BCA Rekening No. 456 500 8880 a.n. YAYASAN PELAYANAN GLORIA
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Rabu, 10 April 2024
Bacaan : MATIUS 18:21-35
Setahun: 2 Samuel 19-21
Nats: "Demikian juga yang akan diperbuat oleh Bapa-Ku yang di surga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu." (Matius 18:35)
Renungan:
MENGAMPUNI SEPERTI TUHAN MAU
Nelson Mandela, pejuang antiapartheid (gerakan antidiskriminasi warna kulit) di Afrika Selatan, pernah menulis, "Orang itu belajar untuk membenci dan berbuat jahat, tetapi untuk berbuat baik dan mengasihi orang lain seharusnya sudah sejak semula dapat dilakukannya." Seturut dengan itu, ia dapat mengampuni orang-orang yang telah melakukan kejahatan terhadapnya dan melakukan berbagai tindakan pelanggaran hak asasi manusia kepada warga kulit hitam di Afrika Selatan. Ia pun mendorong terjadinya rekonsiliasi tanpa syarat antara warga kulit putih dan kulit hitam.
Bukan hal yang mudah untuk mengampuni orang lain yang telah melakukan kesalahan kepada kita, apalagi sampai menyakiti hati sedemikian rupa. Sakit! Susah melupakannya! Timbul pula pemikiran, "Kenapa harus saya yang lebih dulu mengampuninya? Bukankah harusnya orang itu dulu yang minta maaf kepada saya? Kenapa juga saya harus mengampuni dia? Apa untungnya buat saya?" Tentu saja, pemikiran seperti ini bukanlah pemikiran seorang Kristiani yang telah lahir baru dan menghayati betul hidupnya ada di dalam pengampunan Allah di dalam karya keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus. Butuh kerendahhatian untuk dapat berbesar hati memberikan pengampunan kepada mereka yang bersalah kepada kita, lalu hidup dalam perdamaian dengan semua orang termasuk mereka yang bersalah kepada kita.
Pilihan hidup seperti inilah yang Tuhan kehendaki, yaitu dapat memberikan pengampunan "tujuh puluh kali tujuh kali". Pengampunan tanpa batas sebagai perwujudan dari hidup yang menghayati dan mensyukuri pengampunan yang telah diterima dari Allah. Pengampunan dan maaf tanpa syarat yang muncul dari hati dan hidup yang telah diperdamaikan oleh Allah dalam diri. --AAS/www.renunganharian.net
MENGAMPUNI ORANG LAIN MEMANG TIDAK MUDAH, TETAPI ITULAH KEHENDAK TUHAN DARI KITA ANAK-ANAK-NYA.
e-RH situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: https://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2024/04/10/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?MATIUS+18:21-35
MATIUS 18:21-35
21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
33 Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."
Bacaan Alkitab Setahun: https://alkitab.sabda.org/?2+Samuel+19-21
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/2+Samuel+19-21
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Dilarang memperbanyak isi Renungan Harian® tanpa izin tertulis dari penerbit.
Renungan Harian® milik Yayasan Pelayanan Gloria -- Copyright © 2024 Yayasan Pelayanan Gloria.
- - -
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Pelayanan Gloria.
BCA Rekening No. 456 500 8880 a.n. YAYASAN PELAYANAN GLORIA
0 komentar:
Posting Komentar