(e-SH) 22 Februari -- Markus 10:13-16 - Anak dan Orangtua Ilahi

Posted On // Leave a Comment

e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Kamis, 22 Februari 2018
Ayat SH: Markus 10:13-16

Judul: Anak dan Orangtua Ilahi

Banyak orangtua mendambakan anak-anaknya bertumbuh dengan perkembangan rohani yang baik. Berbudi pekerti luhur, memiliki ketaatan dan kecintaan pada Allah. Pertanyaannya adalah apakah orangtua sudah secara maksimal mendekatkan anak-anak mereka kepada Sang Orangtua Ilahi? Seorang pujangga bernama Khalil Gibran, dalam puisinya mengatakan bahwa anak bukan hanya milik orangtua, tetapi milik Sang Hidup. Sehingga menjadi tanggung jawab orangtua untuk menciptakan suasana kondusif bagi pertumbuhan rohani anak, memperkenalkan kepada mereka siapa orangtua Ilahi mereka.

Tanggung jawab ini mungkin menjadi alasan para orangtua dalam perikop ini membawa anak-anak kepada Yesus (13). Tindakan ini menggambarkan bahwa para orangtua memiliki kesadaran akan tanggung jawab terhadap pertumbuhan iman anak-anaknya. Anak-anak ini dibawa untuk mengenal Yesus.

Apa yang dilakukan oleh para orangtua adalah suatu tindakan berani, sebab anak-anak pada masa itu bukan merupakan orang yang patut dihargai secara utuh. Keberanian orangtua datang membawa anak-anak kepada Yesus tentu didasari oleh keyakinan dan pengalaman yang mereka saksikan bahwa Yesus menghargai dan peduli pada anak-anak. Bahkan para orangtua telah siap menanggung risiko jikalau ada hal yang menjadi penghalang pada saat mereka mendekatkan anak kepada Sang Orangtua Ilahi.

Benar saja, baru beberapa saat mendekati Yesus, para murid-Nya memarahi orang-orang itu (14) Kata 'memarahi' menunjukkan betapa para murid tidak suka dengan kehadiran anak-anak di sekitar mereka. Ketidaksukaan ini beralasan sebab Yesus pernah memberi contoh kepada para murid bahwa mereka harus menerima anak kecil seperti mereka menerima Yesus.

Upaya yang dilakukan para orangtua dalam adalah tindakan di luar kebiasaan. Namun, mendekatkan anak-anak kepada Allah sejak dini adalah sebuah bentuk menghargai anak sebagai manusia yang utuh. [ETY]

e-SH versi web:http://www.sabda.org/publikasi/sh/2018/02/22/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Markus+10:13-16
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Markus+10:13-16

Markus 10:13-16

13  Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
14  Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.
15  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
16  Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab

0 komentar:

Posting Komentar