(e-SH) 28 September -- Ester 2:1-11 - Kedaulatan dan Intervensi Allah

Posted On // Leave a Comment

e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Kamis, 28 September 2017
Ayat SH: Ester 2:1-11

Judul: Kedaulatan dan Intervensi Allah

Jika kita percaya pada mutlaknya kedaulatan Allah, maka tidak ada yang "kebetulan" dalam hidup ini. Segala sesuatu diatur oleh Tuhan untuk menggenapi rencana-Nya, walau akal budi manusia sulit memahaminya.

Meskipun Ahasyweros tiba-tiba terkenang akan peristiwa yang menimpa Ratu Wasti (bdk. 1:3 dan 2:16), namun hal itu tidak terjadi di luar kendali Tuhan. Bahkan saat para biduanda mengusulkan agar diadakan pemilihan calon ratu yang baru, kita melihat Tuhan berkarya melalui Ester (2-4). Hal itu tampak dari perlakuan khusus Hegai terhadap Ester. Karena Tuhan membangkitkan rasa sayang Hegai kepada Ester (8-9).

Sebagian besar orang akan merasa bahagia dan tersanjung apabila anak perempuannya terpilih menjadi calon ratu. Namun, berbeda dengan Ester dan Mordekhai. Mereka sama sekali tidak memiliki ambisi mencari kekuasaan dan kekayaan. Sebaliknya kalau bisa mereka ingin menyembunyikan identitas sebagai bangsa Yahudi. Lagi pula orang Yahudi dilarang kawin campur dengan orang non-Yahudi, sekalipun dia adalah Kaisar. Sebab pernikahan campur sangat dipandang negatif oleh masyarakat Yahudi (bdk. Ezr. 10:10; Neh. 10:30). Selain itu, tampaknya orang Yahudi tidak terlalu disukai oleh bangsa Persia. Itu sebabnya Ester perlu menyembunyikan identitasnya dan Mordekhai perlu secara rutin memeriksa keadaan Ester.

Menurut pemahaman Mordekhai, Tuhan tidak berkenan dengan perkawinan campur. Tetapi penolakan terhadap titah raja akan berisiko besar, apalagi dengan statusnya sebagai bangsa buangan (Est. 3:8). Dalam situasi seperti itu, Mordekhai yang belum memahami rencana Tuhan lebih memilih mawas diri sembari menantikan pimpinan Tuhan.

Kita lebih menyukai situasi "hitam atau putih" karena lebih mudah untuk menanggapinya. Sedangkan situasi "abu-abu" dibutuhkan kesabaran dan ketelitian agar langkah yang diambil tidak gegabah. Yang terpenting dari semuanya itu adalah mengandalkan Tuhan dan percaya bahwa segala sesuatu berada dalam kedaulatan-Nya. [BS]

e-SH versi web:http://www.sabda.org/publikasi/sh/2017/09/28/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Ester+2:1-11
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Ester+2:1-11

Ester 2:1-11

 1  Sesudah peristiwa-peristiwa ini, setelah kepanasan murka raja Ahasyweros surut, terkenanglah baginda kepada Wasti dan yang dilakukannya, dan kepada apa yang diputuskan atasnya.
 2  Maka sembah para biduanda raja yang bertugas pada baginda: "Hendaklah orang mencari bagi raja gadis-gadis, yaitu anak-anak dara yang elok rupanya;
 3  hendaklah raja menempatkan kuasa-kuasa di segenap daerah kerajaannya, supaya mereka mengumpulkan semua gadis, anak-anak dara yang elok rupanya, di dalam benteng Susan, di balai perempuan, di bawah pengawasan Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan; hendaklah diberikan wangi-wangian kepada mereka.
 4  Dan gadis yang terbaik pada pemandangan raja, baiklah dia menjadi ratu ganti Wasti." Hal itu dipandang baik oleh raja, dan dilakukanlah demikian.
 5  Pada waktu itu ada di dalam benteng Susan seorang Yahudi, yang bernama Mordekhai bin Yair bin Simei bin Kish, seorang Benyamin
 6  yang diangkut dari Yerusalem sebagai salah seorang buangan yang turut dengan Yekhonya, raja Yehuda, ketika ia diangkut ke dalam pembuangan oleh raja Nebukadnezar, raja Babel.
 7  Mordekhai itu pengasuh Hadasa, yakni Ester, anak saudara ayahnya, sebab anak itu tidak beribu bapa lagi; gadis itu elok perawakannya dan cantik parasnya. Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai anak oleh Mordekhai.
 8  Setelah titah dan undang-undang raja tersiar dan banyak gadis dikumpulkan di dalam benteng Susan, di bawah pengawasan Hegai, maka Esterpun dibawa masuk ke dalam istana raja, di bawah pengawasan Hegai, penjaga para perempuan.
 9  Maka gadis itu sangat baik pada pemandangannya dan menimbulkan kasih sayangnya, sehingga Hegai segera memberikan wangi-wangian dan pelabur kepadanya, dan juga tujuh orang dayang-dayang yang terpilih dari isi istana raja, kemudian memindahkan dia dengan dayang-dayangnya ke bagian yang terbaik di dalam balai perempuan.
10  Ester tidak memberitahukan kebangsaan dan asal usulnya, karena dilarang oleh Mordekhai.
11  Tiap-tiap hari berjalan-jalanlah Mordekhai di depan pelataran balai perempuan itu untuk mengetahui bagaimana keadaan Ester dan apa yang akan berlaku atasnya.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab

0 komentar:

Posting Komentar