e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 7 Januari 2016
Bacaan : Kisah Para Rasul 19:23-40
Setahun: Kejadian 19-21
Nats: Dengan demikian bukan saja usaha kita akan dihina orang, tetapi
juga kuil Artemis, dewi besar itu, akan kehilangan artinya...
(Kisah Para Rasul 19:27)
Judul:
TUJUAN IBADAH KITA
Kekuatan sebuah negara ditentukan oleh kondisi ekonominya. Jika
ekonomi memburuk, kekuatan negara akan melemah. Berapa banyak negara
di dunia ini yang terancam bangkrut karena krisis ekonomi? Jika
ekonomi hancur, para politisi pun akan jatuh. Jika seseorang
kehilangan mata pencahariannya, hidupnya pun bisa goyah.
Itulah yang terjadi di Efesus. Warga kota ini menjadikan Dewi
Artemis sebagai sesembahan mereka. Kondisi ini menguntungkan para
pengrajin perak yang membuat dan menjual patung-patung dewi Artemis.
Keadaan itu mulai berubah ketika Paulus berhasil menyadarkan
sebagian orang Efesus bahwa hanya ada satu Allah yang sejati, dan
banyak dari mereka yang berhenti menyembah Artemis itu. Salah satu
dampaknya, bisnis para pengrajin itu ikut terancam. Inilah yang
memicu kerusuhan dan kekacauan di kota itu.
Apa yang terjadi dan dialami para pengrajin perak itu memberi
pelajaran berharga bagi kita. Apa sebenarnya tujuan ibadah dan
penyembahan kita kepada Allah? Para pengrajin perak Efesus berusaha
mati-matian mempertahankan kegiatan ibadah penyembahan kepada
Artemis untuk melindungi sumber penghasilan mereka. Bagaimana dengan
kita? Apakah motivasi penyembahan kita kepada Allah adalah untuk
mendapatkan mata pencaharian dan jalan memperoleh keuntungan? Semoga
motivasi ibadah kita bukan seperti itu! Beribadahlah kepada Allah
dengan motivasi yang benar, yaitu karena kita rindu untuk mengenal
pribadi-Nya, bukan karena mengejar berkat-Nya. --Samuel Yudi
Susanto/Renungan Harian
AKANKAH KITA MARAH JIKA TERNYATA KITA TIDAK MENERIMA
APA YANG KITA HARAPKAN DARI PENYEMBAHAN KITA KEPADA ALLAH?
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2016/01/07/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2016/01/07/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Kisah+Para+Rasul+19:23-40
Kisah Para Rasul 19:23-40
23 Kira-kira pada waktu itu timbul huru-hara besar mengenai Jalan
Tuhan.
24 Sebab ada seorang bernama Demetrius, seorang tukang perak, yang
membuat kuil-kuilan dewi Artemis dari perak. Usahanya itu
mendatangkan penghasilan yang tidak sedikit bagi
tukang-tukangnya.
25 Ia mengumpulkan mereka bersama-sama dengan pekerja-pekerja lain
dalam perusahaan itu dan berkata: "Saudara-saudara, kamu tahu,
bahwa kemakmuran kita adalah hasil perusahaan ini!
26 Sekarang kamu sendiri melihat dan mendengar, bagaimana Paulus,
bukan saja di Efesus, tetapi juga hampir di seluruh Asia telah
membujuk dan menyesatkan banyak orang dengan mengatakan, bahwa
apa yang dibuat oleh tangan manusia bukanlah dewa.
27 Dengan jalan demikian bukan saja perusahaan kita berada dalam
bahaya untuk dihina orang, tetapi juga kuil Artemis, dewi besar
itu, berada dalam bahaya akan kehilangan artinya. Dan Artemis
sendiri, Artemis yang disembah oleh seluruh Asia dan seluruh
dunia yang beradab, akan kehilangan kebesarannya."
28 Mendengar itu meluaplah amarah mereka, lalu mereka
berteriak-teriak, katanya: "Besarlah Artemis dewi orang Efesus!"
29 Seluruh kota menjadi kacau dan mereka ramai-ramai membanjiri
gedung kesenian serta menyeret Gayus dan Aristarkhus, keduanya
orang Makedonia dan teman seperjalanan Paulus.
30 Paulus mau pergi ke tengah-tengah rakyat itu, tetapi
murid-muridnya tidak mengizinkannya.
31 Bahkan beberapa pembesar yang berasal dari Asia yang bersahabat
dengan Paulus, mengirim peringatan kepadanya, supaya ia jangan
masuk ke gedung kesenian itu.
32 Sementara itu orang yang berkumpul di dalam gedung itu
berteriak-teriak; yang seorang mengatakan ini dan yang lain
mengatakan itu, sebab kumpulan itu kacau-balau dan kebanyakan
dari mereka tidak tahu untuk apa mereka berkumpul.
33 Lalu seorang bernama Aleksander didorong ke depan oleh
orang-orang Yahudi. Ia mendapat keterangan dari orang banyak
tentang apa yang terjadi. Segera ia memberi isyarat dengan
tangannya dan mau memberi penjelasan sebagai pembelaan di depan
rakyat itu.
34 Tetapi ketika mereka tahu, bahwa ia adalah orang Yahudi,
berteriaklah mereka bersama-sama kira-kira dua jam lamanya:
"Besarlah Artemis dewi orang Efesus!"
35 Akan tetapi panitera kota menenangkan orang banyak itu dan
berkata: "Hai orang Efesus! Siapakah di dunia ini yang tidak
tahu, bahwa kota Efesuslah yang memelihara baik kuil dewi
Artemis, yang mahabesar, maupun patungnya yang turun dari
langit?
36 Hal itu tidak dapat dibantah, karena itu hendaklah kamu tenang
dan janganlah terburu-buru bertindak.
37 Sebab kamu telah membawa orang-orang ini ke sini, walaupun
mereka tidak merampok kuil dewi kita dan tidak menghujat
namanya.
38 Jadi jika Demetrius dan tukang-tukangnya ada pengaduannya
terhadap seseorang, bukankah ada sidang-sidang pengadilan dan
ada gubernur, jadi hendaklah kedua belah pihak mengajukan
dakwaannya ke situ.
39 Dan jika ada sesuatu yang lain yang kamu kehendaki, baiklah
kehendakmu itu diselesaikan dalam sidang rakyat yang sah.
40 Sebab kita berada dalam bahaya akan dituduh, bahwa kita
menimbulkan huru-hara pada hari ini, karena tidak ada alasan
yang dapat kita kemukakan untuk membenarkan kumpulan yang
kacau-balau ini."
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+19-21
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Kejadian+19-21
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
(e-RH) Januari 07 -- TUJUAN IBADAH KITA
Labels:
0 komentar:
Posting Komentar