(e-SH) 17 September -- 2 Raja-Raja 18:1-22 - Upaya Ketaatan

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 17 September 2015
Ayat SH: 2 Raja-Raja 18:1-22

Judul: Upaya Ketaatan

Kalau seseorang ingin ditolong oleh orang lain, setidaknya orang itu
memiliki keyakinan bahwa yang akan menolong mampu melakukannya.
Diperlukan kerjasama dan tindakan yang berkesinambungan dari
kedua pihak. Biasanya, yang ditolong dengan kerelaan dan kesadaran
menaati syarat-syarat dari pihak yang menolong.

Hizkia merupakan contoh raja yang tidak melupakan pelbagai tindakan
Allah di masa lalu bagi bangsa Yehuda dan campur tangan-Nya di
masa kini (1-8). Pengakuan Hizkia akan kehadiran dan kedaulatan
TUHAN dinyatakan secara jelas. Dia melakukan apa yang benar di
mata TUHAN, yaitu menghancurkan semua tempat dan peralatan yang
digunakan untuk penyembahan berhala; percaya dan berpaut kepada
TUHAN; tidak menyimpang mengikuti-Nya dan berpegang pada hukum
Taurat Musa. Bahkan Hizkia memberontak kepada raja Asyur dan tidak
takluk lagi kepadanya. Hizkia menggantungkan imannya hanya kepada
TUHAN, bukan kepada kekuatannya sendiri. Sebagai balasannya,
TUHAN menyertainya kemana pun ia pergi berperang (7). Berbeda
dengan Hosea (9-12).

Allah menghendaki ketaatan yang sungguh-sungguh dalam segala hal.
Dengan demikian, kehendak dan karya Allah dapat dinyatakan dalam
kehidupan orang itu. TUHAN bukan tidak mampu menolong Israel,
tetapi mereka sendiri telah menolak-Nya dengan cara mencari jalan
sendiri dan hidup menurut keinginan hati sendiri.

Tidak sedikit orang percaya berdoa memohon penyertaan TUHAN dan
keberuntungan dalam setiap usahanya. Tetapi, doa mereka tidak
disertai dengan tindakan iman kepercayaan kepada TUHAN. Belum lagi
ditambah mereka tidak melakukan apa yang benar di mata TUHAN. Hal
ini tidak sesuai dengan kehendak TUHAN. Kalau ingin memperoleh
yang terbaik dari TUHAN, tidak cukup berdoa saja. Kita juga harus
menyatakannya dalam ketaatan dan kepercayaan, dengan cara
berpegang pada segala perintah-Nya. Apakah kita siap untuk taat
sepenuhnya? (TT)

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2015/09/17/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?2+Raja-Raja+18:1-22
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/2+Raja-Raja+18:1-22

2 Raja-Raja 18:1-22

1 Maka dalam tahun ketiga zaman Hosea bin Ela, raja Israel, Hizkia,
anak Ahas raja Yehuda menjadi raja.
2 Ia berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua
puluh sembilan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama
ibunya ialah Abi, anak Zakharia.
3 Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang
dilakukan Daud, bapa leluhurnya.
4 Dialah yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan
tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang berhala dan yang
menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada
masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu
yang namanya disebut Nehustan.
5 Ia percaya kepada TUHAN, Allah Israel, dan di antara semua
raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya,
tidak ada lagi yang sama seperti dia.
6 Ia berpaut kepada TUHAN, tidak menyimpang dari pada mengikuti Dia
dan ia berpegang pada perintah-perintah TUHAN yang telah
diperintahkan-Nya kepada Musa.
7 Maka TUHAN menyertai dia; ke manapun juga ia pergi berperang, ia
beruntung. Ia memberontak kepada raja Asyur dan tidak lagi takluk
kepadanya.
8 Dialah yang mengalahkan orang Filistin sampai ke Gaza dan
memusnahkan daerahnya, baik menara-menara penjagaan maupun
kota-kota yang berkubu.
9 Dalam tahun keempat zaman raja Hizkia--itulah tahun ketujuh zaman
Hosea bin Ela, raja Israel--majulah Salmaneser, raja Asyur,
menyerang Samaria dan mengepungnya.
10 Direbutlah itu sesudah lewat tiga tahun; dalam tahun keenam zaman
Hizkia--itulah tahun kesembilan zaman Hosea, raja
Israel--direbutlah Samaria.
11 Raja Asyur mengangkut orang Israel ke dalam pembuangan ke Asyur
dan menempatkan mereka di Halah, pada sungai Habor, yakni sungai
negeri Gozan, dan di kota-kota orang Madai,
12 oleh karena mereka tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allah
mereka, dan melanggar perjanjian-Nya, yakni segala yang
diperintahkan oleh Musa, hamba TUHAN; mereka tidak mau
mendengarkannya dan tidak mau melakukannya.
13 Dalam tahun keempat belas zaman raja Hizkia majulah Sanherib, raja
Asyur, menyerang segala kota berkubu negeri Yehuda, lalu
merebutnya.
14 Hizkia, raja Yehuda, mengutus orang kepada raja Asyur di Lakhis
dengan pesan: "Aku telah berbuat dosa; undurlah dari padaku;
apapun yang kaubebankan kepadaku akan kupikul." Kemudian raja
Asyur membebankan kepada Hizkia, raja Yehuda, tiga ratus talenta
perak dan tiga puluh talenta emas.
15 Hizkia memberikan segala perak yang terdapat dalam rumah TUHAN dan
dalam perbendaharaan istana raja.
16 Pada waktu itu Hizkia mengerat emas dari pintu-pintu dan dari
jenang-jenang pintu bait TUHAN, yang telah dilapis oleh Hizkia,
raja Yehuda; diberikannyalah semuanya kepada raja Asyur.
17 Sesudah itu raja Asyur mengirim panglima, kepala istana dan juru
minuman agung dari Lakhis kepada raja Hizkia di Yerusalem disertai
suatu tentara yang besar. Mereka maju dan sampai ke Yerusalem.
Setelah mereka maju dan sampai di situ, mereka mengambil tempat
dekat saluran kolam atas yang di jalan raja pada Padang Tukang
Penatu.
18 Dan ketika mereka memanggil-manggil kepada raja, keluarlah
mendapatkan mereka Elyakim bin Hilkia, kepala istana, dan Sebna,
panitera negara, serta Yoah bin Asaf, bendahara negara.
19 Lalu berkatalah juru minuman agung kepada mereka: "Baiklah katakan
kepada Hizkia: Beginilah kata raja agung, raja Asyur: Kepercayaan
macam apakah yang kaupegang ini?
20 Kaukira bahwa hanya ucapan bibir saja dapat merupakan siasat dan
kekuatan untuk perang! Sekarang, kepada siapa engkau berharap,
maka engkau memberontak terhadap aku?
21 Sesungguhnya, engkau berharap kepada tongkat bambu yang patah
terkulai itu, yaitu Mesir, yang akan menusuk dan menembus tangan
orang yang bertopang kepadanya. Begitulah keadaan Firaun, raja
Mesir, bagi semua orang yang berharap kepadanya.
22 Dan apabila kamu berkata kepadaku: Kami berharap kepada TUHAN,
Allah kami, --bukankah Dia itu yang bukit-bukit pengorbanan-Nya
dan mezbah-mezbah-Nya telah dijauhkan oleh Hizkia sambil berkata
kepada Yehuda dan Yerusalem: Di depan mezbah yang di Yerusalem
inilah kamu harus sujud menyembah!


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---

Anda terdaftar dalam i-kan-akar-santapan-harian sebagai [stefanus.777.renungan@blogger.com]
Untuk berhenti, silakan forward pesan ini ke leave-5155772-4407379.a48c7cdc0d4a88c1ce6ec770adb0f694@hub.xc.org

0 komentar:

Posting Komentar