Santapan Rohani Hari Ini: Pencari Kesalahan yang Bertobat |
Pencari Kesalahan yang Bertobat Posted: 06 Aug 2015 10:00 AM PDT Jumat, 7 Agustus 2015 Baca: Filipi 1:1-111:1 Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan diaken. 1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. 1:3 Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. 1:4 Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. 1:5 Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini. 1:6 Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. 1:7 Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh karena kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita Injil. 1:8 Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra Kristus Yesus merindukan kamu sekalian. 1:9 Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, 1:10 sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, 1:11 penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah. Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974 Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian. —Filipi 1:9 Seperti banyak orang, ketika saya membaca surat kabar atau majalah, saya sering menemukan kesalhaan dalam tata bahasa dan ejaan. (Kamu menyadarinya, bukan?) Saya tidak sedang berusaha mencari-cari kesalahan; tetapi kesalahan itu begitu mencolok sehingga tidak mungkin saya lewatkan! Reaksi saya biasanya adalah mengkritik redaksi terbitan itu. “Apa susahnya bagi mereka untuk menggunakan perangkat pengecek ejaan atau menyewa seorang penyelaras bahasa?” Kamu mungkin pernah mengalami hal serupa dalam bidang yang kamu kuasai. Sepertinya, semakin tahu kita tentang sesuatu, semakin cepat kita menghakimi kesalahan yang kita temukan. Sikap itu juga dapat merusak hubungan kita dengan orang lain. Namun Filipi 1:9 memberikan pendekatan yang berbeda. Paulus menulis, “Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian.” Allah menghendaki agar semakin kita tahu dan mengerti kebenaran, semakin pula kita mengasihi. Daripada memupuk sifat suka mengkritik atau berpura-pura tidak peduli, pengertian yang kita miliki sepatutnya mendorong kita untuk semakin berempati. Kritik pun tergantikan dengan kasih sayang. Daripada menjadi pencari kesalahan, kita dipanggil Tuhan supaya “penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah” (ay.11). Ketika Tuhan menguasai hati kita, kita dapat mengabaikan kesalahan, menahan diri dari sifat mengkritik, dan menunjukkan kasih kepada orang lain, yang jauh maupun yang dekat. —David McCasland Ya Tuhan, dengan rahmat-Mu, ubahlah sifatku yang suka mengkritik dengan kasih-Mu dan belas kasihan-Mu bagi sesama. Berbuat salah itu manusiawi; mengampuni itu ilahi. —Alexander Pope Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 72–73; Roma 9:1-15 |
You are subscribed to email updates from WarungSaTeKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
0 komentar:
Posting Komentar