Santapan Rohani Hari Ini: Inilah yang Kita Lakukan |
Posted: 21 Aug 2015 10:00 AM PDT Sabtu, 22 Agustus 2015 Baca: Mazmur 112112:1 Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. 112:2 Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. 112:3 Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya. 112:4 Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil. 112:5 Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan urusannya dengan sewajarnya. 112:6 Sebab ia takkan goyah untuk selama-lamanya; orang benar itu akan diingat selama-lamanya. 112:7 Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada TUHAN. 112:8 Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia memandang rendah para lawannya. 112:9 Ia membagi-bagikan, ia memberikan kepada orang miskin; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan. 112:10 Orang fasik melihatnya, lalu sakit hati, ia menggertakkan giginya, lalu hancur; keinginan orang fasik akan menuju kebinasaan. Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974 Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya. —Amsal 14:26 Ayah saya pernah terluka parah ketika kakinya tertembak dalam suatu pertempuran di Perang Dunia II. Saat itu, sebagai seorang letnan dua, ia sedang memimpin pasukannya bertempur di Hill 609, Afrika Utara. Kondisi fisik ayah saya tidak pernah pulih kembali seperti semula. Saya lahir beberapa tahun setelah itu, dan ketika masih kecil, saya tak pernah menyadari bahwa ayah pernah terluka. Saya mengetahuinya belakangan ketika seseorang menceritakannya. Walaupun terus-menerus merasakan sakit di kakinya, ayah saya tidak pernah mengeluhkannya, dan ia tak pernah menggunakan rasa sakit tersebut sebagai alasan untuk tidak bekerja guna memenuhi kebutuhan keluarga kami. Orangtua saya mengasihi Yesus dan mengajar kami untuk mengasihi, mempercayai, dan melayani-Nya. Di saat yang baik maupun yang buruk, mereka tetap mempercayai Allah, bekerja keras, dan mengasihi kami tanpa pamrih. Amsal 14:26 berkata, “Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya.” Itulah yang dilakukan ayah saya bagi keluarga kami. Sesulit apa pun masalah yang dihadapinya, beliau selalu menyediakan tempat yang aman secara rohani, emosi, dan jasmani bagi kami. Sebagai orangtua, kita dapat memberikan tempat perlindungan dan rasa aman bagi keluarga kita dengan pertolongan Bapa Surgawi kita yang sempurna dan yang selamanya mengasihi anak-anak-Nya dengan mendalam. —Dave Branon Bagaimana cara Allah menyatakan diri-Nya sebagai Bapa bagimu? Bagaimana kamu dapat memuliakan-Nya dalam kehidupan keluargamu? Kasih Bapa tiada batasnya. Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 110–112; 1 Korintus 5 |
Kembali Bertekun dalam Firman-Nya Posted: 21 Aug 2015 02:00 AM PDT Penulis: Helen Maria Veronica Jika kamu pernah jatuh cinta, kamu tentu pernah merasakan kerinduan yang besar untuk bisa selalu dekat dengan dia yang kamu cinta. Hari-harimu terasa penuh semangat untuk bisa melihat wajahnya dan mendengar suaranya. Tidak ada hal yang terlalu sulit untuk dilakukan untuknya. Hal yang sama aku alami ketika pertama kali mengenal Tuhan. Aku jatuh cinta kepada Pribadi luar biasa yang begitu mengasihiku. Aku selalu ingin dekat dengan-Nya, dan penuh semangat untuk belajar firman-Nya. Berkat-Nya terasa begitu nyata, dan aku merasa begitu disayang Tuhan. Namun, setelah beberapa waktu berlalu, semangatku berangsur surut. Aku mulai malas membaca Alkitab karena ada banyak ayat yang tidak kumengerti. Kesibukanku bertambah dan aku mulai sering menunda-nunda membaca firman Tuhan. Aku berjanji akan menebusnya esok hari, tetapi kemudian melupakan janjiku sendiri. Sering juga aku membatalkan niat baca Alkitab karena kondisi hatiku sedang kurang baik. Rasanya tidak enak menghampiri Tuhan bila hati sedang penuh kemarahan, kepahitan, dendam, atau iri hati. Lambat laun, aku mulai kehilangan kedekatanku dengan Tuhan. Ketika kemudian masalah demi masalah datang menimpaku dan keluargaku, aku merasa Tuhan tidak lagi menyayangiku. Aku kesal karena Tuhan membiarkan nilai-nilaiku di sekolah turun drastis, juga membiarkan keluargaku mengalami kesulitan keuangan dan sakit penyakit. Aku tahu ada yang tidak beres dalam hatiku, dan itu mengganggu hubunganku dengan Tuhan. Aku bersyukur dalam masa-masa yang berat itu, Tuhan menyediakan seorang kakak rohani yang selalu mendorong aku untuk bertekun membaca Alkitab dan berdoa. Aku diingatkan akan janji Tuhan bagi masa depan anak-anak-Nya. Aku pun mulai menyadari, menjauh dari Tuhan tidak akan menyelesaikan masalahku. Justru bebanku bertambah, hatiku jadi tidak tenang, dan aku makin kesepian. Undangan Tuhan Yesus dalam Matius 11:28 sangat menguatkan aku; Ia berkata, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu." Perlahan, aku mulai kembali berkomitmen untuk membaca Alkitab secara teratur. Aku sadar bahwa sebagaimana tubuhku akan menjadi lemah bila tidak diberi makan setiap hari, demikian juga jiwaku akan melemah tanpa diisi dengan firman Tuhan setiap hari. Aku telah mengecap kebaikan Tuhan sebelumnya, dan aku tahu bahwa manfaat firman Tuhan itu begitu besar. Firman Tuhan memberi hikmat (Mazmur 119:99; Amsal 1:7), menuntun kita pada keselamatan (2 Timotius 3:15; Matius 4:4), membimbing langkah kita, dan membuat kita berhasil (Mazmur 119:105; Yosua 1:8). Firman Tuhan juga memberi kita penghiburan dan pengharapan di tengah beratnya masalah (Mazmur 119:52, Mazmur 119:92-93). Setiap kali akan membaca, aku berdoa, memohon tuntunan Roh Kudus, karena kini aku sadar pengertianku begitu terbatas. Tak terasa, dalam empat setengah tahun terakhir, aku sudah berhasil membaca seluruh Alkitab sebanyak lima kali. Mungkin kamu juga pernah mengalami kemunduran yang sama. Mendekatlah kembali kepada Kristus, karena di luar Firman yang hidup itu, kita tidak bisa berbuat apa-apa (Yohanes 15:5). Renungkanlah betapa banyaknya kebaikan yang sudah kita terima dari Tuhan, dan jadikan semua itu sebagai penyemangat dalam hubunganmu dengan-Nya. Jangan menunda. Aku memulai dengan menyediakan waktu untuk secara khusus membaca Alkitab, setidaknya 15 menit setiap hari. Kamu juga bisa melakukannya. Milikilah niat dan rasa ingin tahu. Tanpa keinginan untuk sungguh-sungguh mengenal Tuhan yang berfirman, semangat kita akan mudah surut. Saat menemui ayat-ayat yang sulit, untuk tahap ini kita lewati dulu. Target awal kita adalah menjadikan membaca Alkitab sebagai kebiasaan atau gaya hidup setiap hari. Jangan "bolong-bolong", karena akan membuat kita malas melanjutkan. Setelah berhasil melakukannya secara konsisten, kita bisa menambah waktu baca, dan menggunakan berbagai alat bantu yang dapat menolong kita memiliki pemahaman yang lebih lengkap dan mendalam. Ingatlah untuk selalu meminta Roh Kudus menuntun kita, memberi hikmat dan kecintaan yang makin besar akan firman-Nya. |
You are subscribed to email updates from WarungSaTeKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
0 komentar:
Posting Komentar