Santapan Rohani Hari Ini: Di Tepi Jurang |
Posted: 02 Aug 2015 10:00 AM PDT Senin, 3 Agustus 2015 Baca: Roma 6:16-236:16 Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran? 6:17 Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. 6:18 Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. 6:19 Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan. 6:20 Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran. 6:21 Dan buah apakah yang kamu petik dari padanya? Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan semuanya itu ialah kematian. 6:22 Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. 6:23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974 Sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. —Yohanes 8:34 Ada sebuah saluran lava bawah tanah di selatan kota Kuna, Idaho, Amerika Serikat, yang membuat heboh daerah itu. Sepengetahuan saya, jalan masuknya hanyalah sebuah lubang menganga yang curam dan langsung masuk ke dalam kegelapan. Beberapa tahun lalu, saya pernah berdiri di tepi lubang itu dan melongok ke bawah. Saya terpikat untuk terus mendekati lubang itu hingga hampir kehilangan keseimbangan. Saya pun merasa begitu ngeri dan jantung saya berdegup kencang, maka saya memilih untuk menjauh dari lubang tersebut. Demikianlah dengan dosa: Rasa penasaran bisa memikat kita masuk ke dalam kegelapan. Entah sudah berapa banyak orang, pria maupun wanita, yang melangkah terlalu dekat ke tepi jurang, lalu kehilangan keseimbangan, dan jatuh ke dalam kegelapan. Keluarga, reputasi, dan karier mereka rusak karena suatu perselingkuhan yang awalnya dimulai dengan “sekadar” menggoda, tetapi kemudian berkembang dalam pikiran dan tindakan. Ketika menengok ke belakang, mereka hampir selalu berkata, “Aku tak pernah menyangka semuanya jadi begini.” Kita mengira bisa bermain-main dengan pencobaan, mendekat ke tepi jurang, lalu menjauh begitu saja. Namun itu adalah pemikiran yang konyol. Kita sudah tahu tindakan itu salah, tetapi kita meremehkannya. Akhirnya, kita tidak lagi bisa menghindar dan justru terperosok makin jauh ke dalam dosa. Yesus berkata, “Sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa” (Yoh. 8:34). Maka dari itu, menyadari perlunya pertolongan Allah, kita pun berdoa seperti Daud dalam Mazmur 19:14 (BIS), “Jauhkanlah aku dari dosa yang disengaja, jangan biarkan aku dikuasai olehnya.” —David Roper Bapa Surgawi, baik kami sedang mengalami godaan, atau kini sudah jatuh dalam dosa, kami bersyukur karena Engkau selalu ada bersama kami dan tak pernah berhenti mengasihi kami. Kami hanya dapat bersandar kepada-Mu. Kejatuhan besar dimulai dari batu sandungan yang kecil. Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 63–65; Roma 6 |
You are subscribed to email updates from WarungSaTeKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
0 komentar:
Posting Komentar