Santapan Rohani Hari Ini: Merasa Tidak Berarti? |
Posted: 01 Jun 2015 10:00 AM PDT Selasa, 2 Juni 2015 Baca: Mazmur 139:7-16139:7 Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? 139:8 Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. 139:9 Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, 139:10 juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku. 139:11 Jika aku berkata: “Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,” 139:12 maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang. 139:13 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. 139:14 Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. 139:15 Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; 139:16 mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya. Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974 Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib. —Mazmur 139:14 Kita berada di antara tujuh milyar orang yang hidup bersama di atas sebuah planet mungil yang merupakan bagian kecil dari tata surya kita yang tidak terlalu berarti. Memang pada kenyataannya, bumi kita hanyalah satu titik biru yang kecil di antara jutaan benda-benda angkasa yang diciptakan Allah. Di alam semesta yang luar biasa luasnya itu, bumi kita yang indah dan megah terlihat seperti setitik kecil debu. Kenyataan itu dapat membuat kita merasa sangat tidak berharga dan tidak berarti. Akan tetapi, firman Allah justru mengatakan yang sebaliknya. Allah kita yang Mahabesar, yang “menakar air laut dengan lekuk tangan-[Nya]” (Yes. 40:12), telah menempatkan setiap orang di planet bumi ini sebagai pribadi yang amat berharga, karena kita diciptakan menurut gambar-Nya. Misalnya, Allah telah menciptakan segala sesuatu untuk kita nikmati (1Tim. 6:17). Selain itu, bagi semua orang yang telah mempercayai Yesus sebagai Juruselamat, Allah telah menetapkan tujuan hidupnya (Ef. 2:10). Kemudian juga hal ini: Walaupun dunia ini begitu luas, Allah tetap memperhatikan dengan dekat manusia satu demi satu. Mazmur 139 menyatakan bahwa Allah tahu apa yang akan kita ucapkan dan yang sedang kita pikirkan. Kita tidak dapat lari dari hadapan-Nya, dan Dia telah merancang keberadaan kita di bumi jauh sebelum kita lahir. Janganlah kita merasa tidak berarti, karena Allah yang empunya alam semesta begitu memperhatikan kita! —Dave Branon Tuhan, aku telah memandang luasnya angkasa, dan kulihat kebesaran dari kuasa-Mu yang tak terbatas. Namun, Engkau memandangku dari surga sebagai pribadi yang Engkau kenal, kasihi, dan perhatikan. Terima kasih Tuhan karena telah menganggapku berharga. Allah yang menciptakan alam semesta adalah Allah yang mengasihimu. Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 17–18; Yohanes 13:1-20 |
Posted: 01 Jun 2015 02:00 AM PDT Mungkin kamu pernah kecewa dengan keluargamu. Mungkin kamu prihatin melihat keluarga teman-temanmu. Keluarga kok gitu sih? Well, tiap keluarga sudah pasti punya masalahnya sendiri. Akan tetapi, jika Tuhan menciptakan kita di dalam sebuah keluarga, bukankah tentunya Dia memiliki tujuan, yang penting untuk kita ketahui, jika kelak kita juga akan membentuk sebuah keluarga? Yuk bagikan pendapatmu, keluarga yang ideal itu seperti apa? Bandingkan juga dengan apa kata Alkitab. Seperti apa gerangan keluarga yang Tuhan ingin kita bentuk? |
You are subscribed to email updates from WarungSaTeKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
0 komentar:
Posting Komentar