Santapan Rohani Hari Ini: Cahaya dalam Kegelapan |
Posted: 31 May 2015 10:00 AM PDT Senin, 1 Juni 2015 Baca: Yohanes 12:42-5012:42 Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada-Nya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan. 12:43 Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah. 12:44 Tetapi Yesus berseru kata-Nya: “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; 12:45 dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. 12:46 Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. 12:47 Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. 12:48 Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. 12:49 Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. 12:50 Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.” Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974 Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. —Yohanes 12:46 Dalam suatu perjalanan ke Peru, saya mengunjungi salah satu gua yang banyak terdapat di negara pegunungan itu. Menurut pemandu wisata kami, gua yang satu itu sudah pernah dijelajahi hingga kedalaman 14 km—dan kedalamannya jauh lebih dalam lagi. Di gua itu, kami melihat banyak kelelawar dan burung malam yang mengagumkan serta beragam bentuk karang yang menarik. Akan tetapi lama-kelamaan, kegelapan gua itu membuat saya gelisah—terasa begitu mencekam. Saya merasa sangat lega ketika kami tiba kembali ke mulut gua dan melihat terang cahaya matahari. Pengalaman tersebut menjadi pengingat yang sangat jelas tentang betapa menakutkannya kegelapan itu dan betapa kita begitu membutuhkan terang. Kita hidup di dalam dunia yang digelapkan oleh dosa—suatu dunia yang menentang Penciptanya. Dan kita memerlukan Terang itu. Yesus datang ke dalam dunia untuk memulihkan seluruh ciptaan—termasuk umat manusia—pada maksudnya yang semula, dan Dia menyebut diri-Nya sebagai “terang” (Yoh. 8:12). Yesus berkata, “Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan” (12:46). Di dalam Yesus, kita tidak saja memiliki terang keselamatan, tetapi juga satu-satunya terang yang dapat menuntun kita ke jalan yang harus kita tempuh—jalan-Nya—di tengah gelapnya dunia kita. —Bill Crowder Bagaimana pengalamanmu melihat terang Allah terpancar di dunia kita yang berdosa ini? Bagaimana caramu meneruskan terang-Nya kepada sesama? Berjalan di dalam Terang membuat kita takkan tersandung dalam gelap. Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 15–16; Yohanes 12:27-50 |
You are subscribed to email updates from WarungSaTeKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
0 komentar:
Posting Komentar