Santapan Rohani Hari Ini: Berjalan di Atas Air |
Posted: 23 Jun 2015 10:00 AM PDT Rabu, 24 Juni 2015 Baca: Matius 14:22-3314:22 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. 14:23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. 14:24 Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. 14:25 Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. 14:26 Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: “Itu hantu!”, lalu berteriak-teriak karena takut. 14:27 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” 14:28 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” 14:29 Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. 14:30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!” 14:31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” 14:32 Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah. 14:33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: “Sesungguhnya Engkau Anak Allah.” Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974 Tenanglah! Aku ini, jangan takut! —Matius 14:27 Ketika belajar berlayar, saya harus berjalan di atas sebilah papan yang mengapung dan bergoyang untuk mencapai perahu-perahu kecil tempat kami akan belajar. Saya tidak suka melakukannya. Keseimbangan tubuh saya tidak terlalu baik, dan saya takut akan terjatuh di celah antara papan dan perahu dalam usaha saya untuk menaikinya. Hampir-hampir saya menyerah. “Arahkan pandanganmu padaku,” kata sang instruktur. “Aku di sini, dan aku akan menangkapmu jika kamu tergelincir.” Saya melakukan apa yang dikatakannya, dan sekarang saya sudah mengantongi sertifikat kecakapan berlayar tingkat dasar! Apakah kamu sama sekali tidak berani mengambil risiko? Banyak dari kita enggan untuk melangkah keluar dari zona nyaman kita, karena takut akan gagal, terluka, atau terlihat bodoh. Akan tetapi, jika kita membiarkan rasa takut itu membelenggu kita, pada akhirnya kita tidak akan berani melakukan apa-apa. Kisah usaha Petrus berjalan di atas air dan mengapa ia dianggap gagal merupakan pilihan topik yang populer bagi para pengkhotbah (Mat. 14:22-33). Namun rasanya saya belum pernah mendengar satu pun dari mereka membahas perilaku murid-murid yang lainnya. Menurut pendapat saya, Petrus sudah berhasil. Meskipun merasa takut, ia tetap menanggapi panggilan Yesus. Mungkin yang gagal justru adalah mereka yang tidak pernah mencoba sama sekali. Yesus telah mempertaruhkan segalanya bagi kita. Risiko apa yang siap kita tanggung demi Dia? —Marion Stroud Bapa, terima kasih karena Engkau telah mengulurkan tangan kepada kami dan berkata, “Marilah.” Tolonglah aku untuk berani keluar dari perahu, karena aku tahu aku benar-benar aman berjalan di atas air bersama-Mu. “Hidup haruslah dijalani dengan berani, atau kita tidak hidup sama sekali.” —Helen Keller Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 1–2; Kisah Para Rasul 7:22-43 |
You are subscribed to email updates from WarungSaTeKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
0 komentar:
Posting Komentar