Santapan Rohani Hari Ini: Para Pencari Hikmat

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Para Pencari Hikmat


Para Pencari Hikmat

Posted: 21 May 2015 10:00 AM PDT

Jumat, 22 Mei 2015

KomikStrip-WarungSaTeKaMu-20150522-Para-Pencari-Hikmat

Baca: Amsal 3:1-18

3:1 Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku,

3:2 karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.

3:3 Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,

3:4 maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.

3:5 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.

3:6 Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.

3:7 Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;

3:8 itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu.

3:9 Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu,

3:10 maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.

3:11 Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.

3:12 Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.

3:13 Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian,

3:14 karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas.

3:15 Ia lebih berharga dari pada permata; apapun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya.

3:16 Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan.

3:17 Jalannya adalah jalan penuh bahagia, segala jalannya sejahtera semata-mata.

3:18 Ia menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya, siapa yang berpegang padanya akan disebut berbahagia.

Berbahagialah orang yang mendapat hikmat. —Amsal 3:13

Para Pencari Hikmat

Pada setiap musim semi, berbagai perguruan tinggi dan universitas mengadakan upacara wisuda untuk merayakan keberhasilan para mahasiswa yang telah menyelesaikan studi dan memperoleh gelar mereka. Setelah menjalani wisuda mereka, para lulusan ini akan memasuki dunia yang menantang mereka. Memiliki pengetahuan akademis saja tidaklah cukup. Kunci meraih keberhasilan dalam hidup adalah dengan menerapkan segala sesuatu yang telah mereka pelajari dengan berhikmat.

Di sepanjang Kitab Suci, hikmat dijunjung sebagai sebuah harta yang layak dicari. Hikmat itu lebih baik ketimbang kekayaan (Ams. 3:13-18). Hikmat bersumber dari Allah, dan Dialah satu-satunya yang penuh hikmat (Rm. 16:27). Hikmat ditemukan dalam perbuatan dan perilaku Yesus, sebab di dalam diri-Nya “tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan” (KOL. 2:3). Hikmat diperoleh dari membaca dan menerapkan Kitab Suci. Kita mempunyai teladan akan hal ini dengan melihat cara Yesus menerapkan pengetahuan-Nya ketika Dia dicobai (Luk. 4:1-13). Dengan kata lain, seseorang yang sungguh berhikmat berusaha melihat kehidupan dari sudut pandang Allah dan memilih untuk menjalani hidup berdasarkan hikmat-Nya.

Apakah imbalannya untuk hidup dalam hikmat? Kitab Amsal menyatakan kepada kita bahwa hikmat itu bagaikan manisnya madu di langit-langit mulut (Ams. 24:13-14). “Berbahagialah orang yang mendapat hikmat” (3:13). Jadi carilah hikmat, karena hikmat lebih menguntungkan ketimbang perak atau emas! —Joe Stowell

Tuhan, kuatkan tekadku untuk hidup dengan hikmat yang hanya berasal dari-Mu. Beriku pemahaman untuk menjalani hidup dari sudut pandang-Mu sehingga aku menikmati berkat dari hidup yang dijalani dengan bijaksana.

Berkat datang dari mencari hikmat dan hidup menurut hikmat tersebut.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tawarikh 16-18; Yohanes 7:28-53

SinemaKaMu: Avengers, Age of Ultron — Mengapa Kita Menyukai Mereka?

Posted: 21 May 2015 02:00 AM PDT

Oleh: Devina Stephanie

SinemaKaMu-Avengers2015

Setelah berhasil dengan sekuel pertama "The Avengers", Marvel Studios kembali menggarap sekuel kedua "Avengers: Age of Ultron", yang diangkat dari komik Avengers dan disutradarai oleh Joss Whedon. Film ini meraih sukses besar dan menduduki peringkat pertama dalam daftar film terlaris pada awal Mei 2015. Tak bisa dimungkiri bahwa film yang berkisah tentang pahlawan super selalu digemari oleh semua kalangan. Mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang dewasa. Mengapa?

Kupikir, selain memiliki tampang rupawan, kekuatan super para pahlawan itu juga layak menjadi dambaan, karena dalam kenyataannya, kita semua adalah manusia biasa yang sarat keterbatasan. Mungkin kita pernah berharap sosok para pahlawan super benar-benar ada di dunia ini—orang-orang yang berani mengambil risiko, menggunakan kekuatan mereka untuk melawan kejahatan yang mengancam orang banyak dan berupaya menciptakan dunia yang lebih baik. Mungkin kita pernah berandai-andai memiliki kemampuan super seperti mereka dan melakukan sesuatu yang berarti bagi komunitas kita.

Berita baiknya, sekalipun para pahlawan super hanya imajinasi manusia yang tidak benar-benar sanggup menyelamatkan, Alkitab memberitahu kita bahwa ada harapan bagi dunia ini. Akan datang waktunya dunia yang sarat dengan kejahatan ini diperbarui sepenuhnya (Wahyu 21:1-4). Kristus, Anak Domba Allah, Sang Pahlawan sejati, akan datang kembali dan membawa setiap orang yang percaya kepada-Nya masuk ke dalam dunia baru yang luar biasa baiknya (Wahyu 21-22). Pengharapan akan masa depan inilah yang dinubuatkan nabi Zefanya: "Tuhan Allahmu ada diantaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai" (Zefanya 3:17).

Berita baiknya lagi, kita tak perlu menunggu datangnya kemampuan super untuk melakukan sesuatu yang berarti dalam hidup ini. Sebagai "kawan sekerja" dari Sang Pahlawan sejati, kita diperlengkapi dengan kemampuan yang berlain-lainan untuk mewujudkan misi-Nya di dunia ini (1 Korintus 12:11). Sumber kekuatan kita jauh lebih canggih daripada robot Iron Man dan lebih tangguh daripada perisai Captain America, sehingga kita dapat berkata seperti Rasul Paulus, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (Filipi 4:13). Pertanyaannya adalah: apakah kita mau menggunakan kemampuan-kemampuan kita untuk melakukan hal yang benar dan memberi kontribusi positif di mana Allah menempatkan kita?

Hal lain yang menurutku menarik dari film ini adalah kerjasama antar para pahlawan super. Perbedaan pendapat dan cara kerja nyaris memecah belah mereka, padahal untuk mengalahkan kejahatan, mereka seharusnya bersatu. Dalam kenyataan hidup sehari-hari, sebagai sesama anggota tubuh Kristus yang seharusnya bersatu menyatakan kehendak Allah di tengah dunia ini, bukankah kita juga sering menghadapi tantangan yang sama? Iblis kerap mengaburkan visi kita sehingga bukannya saling melengkapi dan bahu membahu mewartakan berita keselamatan, Gereja Tuhan malah saling merendahkan serta menjatuhkan.

Avengers sendiri bisa diartikan sebagai para penuntut balas (dari kata kerja "avenge"). Dan kupikir, kehadiran mereka mencerminkan kerinduan kita semua akan penegakan keadilan di dunia. Bedanya, jika para pahlawan super mengandalkan teknologi dan menghalalkan kekerasan untuk mewujudkannya, Alkitab mengajarkan kita sebaliknya. Sebagai umat Tuhan, kita dipanggil untuk hidup dalam kasih, dan mengandalkan Allah untuk membalas kejahatan pada waktu-Nya (Roma 12:19). Sekalipun kita hidup di dunia yang tidak ideal, kita tahu bahwa dunia yang lebih baik sudah disediakan bagi kita oleh Sang Pahlawan sejati, sebagaimana yang dijanjikan Tuhan dalam firman-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar