Santapan Rohani Hari Ini: Ke Mana Kita Bersandar?

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Ke Mana Kita Bersandar?


Ke Mana Kita Bersandar?

Posted: 11 May 2015 10:00 AM PDT

Selasa, 12 Mei 2015

Ke Mana Kita Bersandar?

Baca: 2 Samuel 9

9:1 Berkatalah Daud: "Masih adakah orang yang tinggal dari keluarga Saul? Maka aku akan menunjukkan kasihku kepadanya oleh karena Yonatan."

9:2 Adapun keluarga Saul mempunyai seorang hamba, yang bernama Ziba. Ia dipanggil menghadap Daud, lalu raja bertanya kepadanya: "Engkaukah Ziba?" Jawabnya: "Hamba tuanku."

9:3 Kemudian berkatalah raja: "Tidak adakah lagi orang yang tinggal dari keluarga Saul? Aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah." Lalu berkatalah Ziba kepada raja: "Masih ada seorang anak laki-laki Yonatan, yang cacat kakinya."

9:4 Tanya raja kepadanya: "Di manakah ia?" Jawab Ziba kepada raja: "Dia ada di rumah Makhir bin Amiel, di Lodebar."

9:5 Sesudah itu raja Daud menyuruh mengambil dia dari rumah Makhir bin Amiel, dari Lodebar.

9:6 Dan Mefiboset bin Yonatan bin Saul masuk menghadap Daud, ia sujud dan menyembah. Kata Daud: "Mefiboset!" Jawabnya: "Inilah hamba tuanku."

9:7 Kemudian berkatalah Daud kepadanya: "Janganlah takut, sebab aku pasti akan menunjukkan kasihku kepadamu oleh karena Yonatan, ayahmu; aku akan mengembalikan kepadamu segala ladang Saul, nenekmu, dan engkau akan tetap makan sehidangan dengan aku."

9:8 Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: "Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?"

9:9 Lalu raja memanggil Ziba, hamba Saul itu, dan berkata kepadanya: "Segala sesuatu yang adalah milik Saul dan milik seluruh keluarganya kuberikan kepada cucu tuanmu itu.

9:10 Engkau harus mengerjakan tanah baginya, engkau, anak-anakmu dan hamba-hambamu, dan harus membawa masuk tuaiannya, supaya cucu tuanmu itu ada makanannya. Mefiboset, cucu tuanmu itu, akan tetap makan sehidangan dengan aku." Ziba mempunyai lima belas orang anak laki-laki dan dua puluh orang hamba.

9:11 Berkatalah Ziba kepada raja: "Hambamu ini akan melakukan tepat seperti yang diperintahkan tuanku raja kepadanya." Dan Mefiboset makan sehidangan dengan Daud sebagai salah seorang anak raja.

9:12 Mefiboset mempunyai seorang anak laki-laki yang kecil, yang bernama Mikha. Semua orang yang diam di rumah Ziba adalah hamba-hamba Mefiboset.

9:13 Demikianlah Mefiboset diam di Yerusalem, sebab ia tetap makan sehidangan dengan raja. Adapun kedua kakinya timpang.

Aku pasti akan menunjukkan kasihku kepadamu oleh karena Yonatan, ayahmu. —2 Samuel 9:7

Ke Mana Kita Bersandar?

Sungguh upacara pemakaman yang indah!” ujar Cindy saat kami berjalan pulang. Helen, sahabat kami, baru saja meninggal dunia. Sahabat-sahabatnya bergiliran mengenang dirinya dengan berbagi cerita tentang sifat Helen yang ceria. Namun kehidupan Helen tak hanya dihiasi canda dan tawa. Keponakannya menceritakan tentang iman Helen dalam Yesus dan kepeduliannya terhadap sesama. Keponakan itu pernah tinggal di rumah Helen saat ia masih muda dan menghadapi banyak masalah. Sekarang di usia duapuluhan, ia bercerita tentang Bibi Helen yang disayanginya, “Ia sudah seperti seorang ibu bagiku. Ia tak pernah meninggalkanku di masa-masa sulitku. Aku yakin, kalau bukan karena dirinya, aku mungkin telah kehilangan imanku.” Suatu pengaruh yang sangat dahsyat! Helen bersandar kepada Yesus dan rindu keponakannya dapat mempercayai Yesus juga.

Dalam Perjanjian Lama, kita membaca bahwa Raja Daud membawa Mefiboset untuk tinggal di rumahnya. Daud hendak menunjukkan kebaikan kepada Mefiboset karena ayah pemuda itu adalah Yonatan (sahabat Daud yang telah meninggal; lihat 2Sam. 9:1). Ketika masih kecil, Mefiboset pernah menjadi timpang saat pengasuhnya menjatuh-kannya ketika mereka berusaha melarikan diri setelah mendapat berita bahwa Yonatan telah terbunuh (4:4). Ia merasa terkejut karena sang raja menghiraukannya; ia bahkan menyebut dirinya sebagai “anjing mati” (9:8). Namun raja memperlakukan Mefiboset seperti putranya sendiri (9:11).

Saya ingin menjadi orang seperti itu—seseorang yang peduli kepada sesama dan membantu mereka tetap berpegang pada iman dalam Yesus bahkan ketika mereka telah merasa putus asa terhadap hidup ini. Bagaimana denganmu? —Anne Cetas

Tuhan, Engkau menunjukkan kebaikan-Mu yang terbesar dengan menyelamatkan kami ketika kami tenggelam dalam dosa. Kiranya kehidupan kami ditandai dengan kebaikan agar orang lain bisa melihat Engkau di dalam diri kami.

Allah lebih sering berkarya dengan memakai manusia untuk melayani sesamanya.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Raja-Raja 15-16; Yohanes 3:1-18

0 komentar:

Posting Komentar