Santapan Rohani Hari Ini: Terlalu Berat Bagiku |
Posted: 14 Apr 2015 10:00 AM PDT Rabu, 15 April 2015 Baca: Matius 26:36-46 26:36 Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa." Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974 Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku. —Matius 26:39 Tuhan tak mungkin membebani kita lebih daripada yang dapat kita tanggung,” kata seseorang kepada seorang ayah yang baru saja kehilangan putranya yang berusia lima tahun karena kanker. Kata-kata tersebut dimaksudkan untuk menguatkan sang ayah, tetapi ternyata justru membuat ia tertekan dan menyebabkannya bertanya-tanya mengapa ia sama sekali tidak dapat “menanggung” rasa pedih dari kepergian putranya sendiri. Kepedihan itu begitu membebaninya, sehingga ia pun sulit bernapas. Ia menyadari bahwa kepedihan itu terlalu berat baginya dan ia sangat membutuhkan Allah untuk merengkuh dirinya erat-erat. Ayat Alkitab yang dipakai orang untuk mendasari pernyataan “Tuhan tak pernah membebani kita lebih daripada yang dapat kita tanggung” tadi adalah 1 Korintus 10:13, “Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” Akan tetapi, konteks dari ayat itu adalah tentang pencobaan, bukan penderitaan. Kita dapat memilih untuk keluar dari pencobaan melalui jalan yang telah Allah sediakan, tetapi kita tidak mempunyai pilihan untuk keluar dari penderitaan. Yesus sendiri menginginkan jalan keluar dari penderitaan yang akan dialami-Nya ketika Dia berdoa, “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. . . . Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku” (Mat. 26:38-39). Namun demikian, Dia tetap rela menanggung semuanya demi keselamatan kita. Ketika beban hidup terasa terlalu berat untuk kita tanggung, itulah saatnya kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada belas kasihan Allah, dan Dia pasti akan merengkuh kita erat-erat. —Anne Cetas Bapa, aku merasa rapuh dan lemah. Aku tahu Engkaulah perlindunganku dan kekuatanku, pertolonganku saat kesusahan. Aku berseru memanggil nama-Mu, Tuhan. Rengkuhlah diriku. Jika Allah berjaga di belakang kita dan lengan-Nya menopang kita, kita dapat menghadapi apa pun di hadapan kita. Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 27-29; Lukas 13:1-22 |
You are subscribed to email updates from WarungSaTeKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
0 komentar:
Posting Komentar