Santapan Rohani Hari Ini: Menikmati Perjamuan-Nya

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Menikmati Perjamuan-Nya


Menikmati Perjamuan-Nya

Posted: 01 Apr 2015 10:00 AM PDT

Kamis, 2 April 2015

Menikmati Perjamuan-Nya

Baca: 1 Korintus 11:23-34

11:23 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti

11:24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"

11:25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"

11:26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.

11:27 Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.

11:28 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.

11:29 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.

11:30 Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.

11:31 Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita.

11:32 Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.

11:33 Karena itu, saudara-saudaraku, jika kamu berkumpul untuk makan, nantikanlah olehmu seorang akan yang lain.

11:34 Kalau ada orang yang lapar, baiklah ia makan dahulu di rumahnya, supaya jangan kamu berkumpul untuk dihukum. Hal-hal yang lain akan kuatur, kalau aku datang.

Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku! —1 Korintus 11:24

Menikmati Perjamuan-Nya

Ini bukan soal bentuk mejanya, persegi atau bundar. Bukan soal bahan kursinya—dari plastik atau dari kayu. Bukan juga soal hidangannya, meski akan lebih indah jika itu dimasak dengan kasih. Kenikmatan suatu jamuan makan akan dialami ketika kita mematikan televisi dan telepon seluler agar bisa memberikan perhatian kepada orang-orang yang sedang makan bersama kita.

Saya senang berkumpul bersama di sekeliling meja, menikmati percakapan yang menyenangkan tentang berbagai topik dengan teman-teman dan keluarga. Hanya saja, teknologi masa kini yang serba instan telah membuat hal itu sulit dilakukan. Adakalanya kita lebih menaruh perhatian pada apa yang dikatakan orang lain—yang mungkin berada jauh dari kita—daripada apa yang sedang diucapkan oleh seseorang yang berada di depan kita.

Kita juga telah diundang untuk menghadiri sebuah perjamuan lain di sebuah meja saat kita datang bersama di satu tempat untuk merayakan Perjamuan Tuhan. Perjamuan itu tidak tergantung pada seberapa besar atau kecilnya gereja yang menyelenggarakannya. Bukan pula soal jenis roti yang disantap. Perjamuan Tuhan adalah saatnya kita mengalihkan pikiran kita dari segala kekhawatiran dan kegelisahan kita untuk memusatkan perhatian kepada Yesus.

Kapan terakhir kalinya kita menikmati Perjamuan Tuhan? Apakah kita menikmati kehadiran-Nya, atau apakah kita lebih memikirkan yang terjadi di tempat lain? Hal itu penting, “sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1Kor. 11:26). —Keila Ochoa

Ajarlah kami, ya Tuhan, saat kami duduk di depan meja Perjamuan-Mu untuk memusatkan diri hanya pada kasih dan pengorbanan-Mu yang agung bagi kami. Mampukan kami untuk menikmati persekutuan bersama umat-Mu sembari mengenang karya Yesus bagi kami di Kalvari.

Mengenang kematian Kristus memberi kita keberanian untuk hari ini dan harapan untuk masa depan.

Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-Hakim 16-18; Lukas 7:1-30

Karena Aku Milik-Nya

Posted: 01 Apr 2015 02:00 AM PDT

Oleh: Dearesty Lakaba

karena-aku-milik-Nya

Ada rasa merekah di dada
ketika kulihat daun jatuh berguguran
putihnya sebaran awan
dan tandus tanah di hadapan

berlinang
rasa
menghangat
jiwa

mengatup
mata
mencari
makna
menghirup
kasih
sukacita
pengharapan
yang melegakan dada

segala rasa
yang sempat menekan
kini terasa ringan
dan sementara

karena aku milik-Nya
ku kan melangkah
di atas tandus tanah
lewati gugurnya dedaunan

karena aku milik-Nya
ku punya tujuan
tak seperti cabikan awan
yang tersebar entah ke mana

karena aku milik-Nya
ku hidup dalam kepastian

Dia yang sanggup mengangkatku
Dia yang selalu menemaniku
Dia yang setia menjagaku

Dia
Bapaku yang di Sorga….

 
Roma 8:14-15

Sharing: Bagaimana pengharapan di dalam Kristus membuat perbedaan dalam hidupmu?

Posted: 31 Mar 2015 08:00 PM PDT

featured-2015-04-sharing-inside

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan …” (1 Petrus 1:3)

 
PENGHARAPAN.
Bukankah itu yang membedakan malaikat dan manusia ketika mereka memberontak kepada Allah?

Tidak ada pengharapan bagi malaikat yang memberontak (yang kita kenal sebagai iblis). Tidak ada penebusan yang disediakan baginya. Meski saat ini ia masih diizinkan “beraktivitas”, namun sudah jelas ia akan dihukum selama-lamanya (Wahyu 12:9; 20:10)

Namun, oleh kasih karunia Allah, ada pengharapan bagi kita manusia. Kristus telah menebus kita dari hukuman dosa, Dia memberi kita pengharapan, bahwa kita dapat mengenal Allah dan menjalani kehidupan yang berkenan kepada-Nya (1 Petrus 1:18-22). Dia memberi kita pengharapan, bahwa kita dapat menjadi anak-anak Allah dan kelak akan tinggal bersama-sama dengan Dia dalam kekekalan (Yohanes 1:12; 14:1-3).

Karena apa yang telah dilakukan Kristus, kita dapat bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah (lihat Roma 5:1-2)

Sudahkah kamu memiliki pengharapan di dalam Kristus? Bagaimana pengharapan di dalam Kristus membuat perbedaan dalam hidupmu—dalam cara kamu berpikir, bertutur, dan bertindak setiap hari?

0 komentar:

Posting Komentar