Santapan Rohani Hari Ini: Tamu Tak Diundang

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Tamu Tak Diundang


Tamu Tak Diundang

Posted: 16 Mar 2015 10:00 AM PDT

Selasa, 17 Maret 2015

Tamu Tak Diundang

Baca: Yakobus 1:2-12

1:2 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,

1:3 sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.

1:4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.

1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, –yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit–,maka hal itu akan diberikan kepadanya.

1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.

1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.

1:8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.

1:9 Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi,

1:10 dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput.

1:11 Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.

1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab . . . ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. —Yakobus 1:2-3

Tamu Tak Diundang

Baru-baru ini, saya dan istri saya, Marlene, menerima telepon bernada panik dari putra kami dan istrinya. Malam sebelumnya, mereka menemukan dua ekor kelelawar di dalam rumah mereka. Saya tahu bahwa kelelawar memang bagian penting dari ekosistem, tetapi di antara segala binatang yang ada, saya merasa paling geli dengan kelelawar, apalagi jika kelelawar itu beterbangan di dalam rumah.

Meskipun demikian, saya dan Marlene bersyukur karena kami bisa pergi ke rumah anak-anak kami dan menolong mereka. Kami menolong mereka dengan menutup lubang-lubang yang kemungkinan telah dipakai para tamu yang tak diundang itu untuk masuk ke dalam rumah.

Tamu lain yang tak diundang dan sering menyusup dalam hidup kita adalah penderitaan. Ketika pencobaan datang, kita mudah merasa panik atau putus asa. Namun keadaan-keadaan yang sulit itu dapat menjadi alat yang dipakai oleh Bapa Surgawi yang mengasihi kita guna menjadikan kita semakin serupa dengan Kristus. Itulah sebabnya Yakobus menulis, “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang” (Yak. 1:2-4).

Kita tidak ingin mengalami pencobaan atau penderitaan. Namun bila tamu yang tak diundang itu datang, kita dapat memohon campur tangan Allah dan percaya bahwa Dia bisa memakai kesulitan itu untuk menjadikan kita semakin serupa dengan Anak-Nya. —Bill Crowder

Terima kasih, Bapa, karena setiap hari Engkau memberi kami yang terbaik sesuai kehendak-Mu. Kami bersyukur karena dapat mempercayai maksud hati-Mu yang sungguh amat baik.

Pencobaan mungkin datang dan pergi, tetapi Allah selalu bersama kita.

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 30-31; Markus 15:1-25

0 komentar:

Posting Komentar