Santapan Rohani Hari Ini: Kehendak Siapa?

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Kehendak Siapa?


Kehendak Siapa?

Posted: 18 Feb 2015 09:00 AM PST

Kamis, 19 Februari 2015

Kehendak Siapa?

Baca: Kejadian 39:1-6,20-23

39:1 Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ.

39:2 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.

39:3 Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya,

39:4 maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.

39:5 Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.

39:6 Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apapun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.

39:20 Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana.

39:21 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.

39:22 Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.

39:23 Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.

“Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” —Matius 26:39

Kehendak Siapa?

Kiranya segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendakmu.” Itulah salam yang sering diucapkan selama perayaan Tahun Baru Tionghoa. Seindah-indahnya ucapan itu, peristiwa-peristiwa yang terbaik justru terjadi saat segalanya sesuai dengan kehendak Allah dan bukan menurut kehendak saya sendiri.

Seandainya bisa memilih, Yusuf tentu tidak ingin menjadi budak di Mesir (Kej. 39:1). Akan tetapi, meski diperbudak, ia “berhasil” karena “TUHAN menyertai [dirinya]” (ay.2). Tuhan bahkan memberkati rumah tuannya “karena Yusuf” (ay.5).

Yusuf tentu tidak akan memilih untuk dipenjara di Mesir. Namun hal itu terjadi ketika dengan semena-mena, ia dituduh berbuat kejahatan seksual. Akan tetapi, untuk kedua kalinya kita membaca: “TUHAN menyertai Yusuf” (ay.21). Di dalam penjara, ia memperoleh kepercayaan dari kepala penjara (ay.22) sehingga “apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil” (ay.23). Pengalaman Yusuf mendekam di penjara ternyata menjadi awal dari proses hidupnya yang menanjak hingga menduduki posisi penting di Mesir. Tidak banyak orang yang rela ditinggikan dengan cara yang digunakan Allah untuk meninggikan Yusuf. Namun Allah sanggup memberkati Yusuf, sekalipun ada, dan bahkan melalui keadaan-keadaan yang tidak mengenakkan.

Allah memiliki maksud atas keberadaan Yusuf di Mesir, dan Dia memiliki maksud atas kita di mana pun kita ditempatkan-Nya sekarang. Alih-alih berharap segala sesuatu terjadi menurut kehendak kita, kita bisa mengatakan, sebagaimana diucapkan Juruselamat kita sebelum Dia melangkah ke kayu salib, “Janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” (Mat. 26:39). —CPH

Ya Tuhan, aku cenderung mengejar hasratku sendiri. Ampuni
keegoisanku dalam mengejar aktivitas yang berpusat pada diriku
sendiri. Tolong aku untuk mengutamakan-Mu dan untuk mengenali
karya-Mu dan kehendak-Mu yang patut kulakukan dalam hidupku.

Sering kali, menunggu dengan sabar merupakan cara terbaik untuk melakukan kehendak Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 25; Markus 1:23-45

Menguak Misteri Masa Depan

Posted: 18 Feb 2015 01:00 AM PST

Oleh: Yuliani Trifosa

misteri-masa-depan

Siapa yang tidak ingin tahu tentang masa depan? Jika saja kita punya informasi lebih dulu tentang apa yang akan terjadi, bukankah kita dapat mempersiapkan diri lebih baik dan bersikap lebih arif?

Sebab itu, wajar saja kalau banyak orang senang dengan yang namanya ramalan. Termasuk aku dan keluargaku yang adalah keturunan Tionghoa. Menurut astrologi Tionghoa, karakter dan nasib seseorang itu ditentukan oleh yang namanya shio (sama seperti zodiak dalam astrologi Yunani). Shio dihitung menurut kalender bulan dan dilambangkan dengan 12 hewan. Setiap kali hari raya Imlek (Tahun Baru China) menjelang, selalu ada saja kerabat yang memberi kami buku tentang shio, atau yang meramalkan hal-hal di tahun mendatang berdasarkan shio.

Setiap kali ramalan shio dibacakan, aku dan semua anggota keluargaku pasti sangat antusias mendengarkan. Kami bersemangat ingin tahu tentang masa depan yang masih merupakan misteri bagi kami.

Namun, seiring dengan bertumbuhnya pengenalanku akan Tuhan, aku mulai berpikir bahwa kebiasaan ini bukanlah sesuatu yang benar. Memercayai shio berarti kita menggantungkan hidup kita pada perhitungan yang dibuat oleh manusia. Padahal, bukankah masa depan kita ada di tangan Tuhan, Sang Pencipta dan Pemilik hidup kita? Kegelisahan kita akan masa depan mungkin sekali mencerminkan keraguan kita akan pengaturan Tuhan. Apakah pengaturan-Nya cukup baik untukku? Bila kurang baik, apa yang bisa aku lakukan untuk memperbaikinya? Sebuah cara pikir yang berpusat pada diri kita sendiri dan mengecilkan wewenang Sang Pencipta semesta.

Sejak saat itu, aku bertekad melepaskan keterikatanku dengan ramalan, dan belajar memercayakan masa depanku ke dalam tangan Tuhan. Aku yakin Sang Pencipta tak pernah merancangkan sesuatu yang buruk. Segala sesuatu yang diperkenankan-Nya terjadi dapat dipakai-Nya untuk kebaikanku, menempaku makin kuat, membentukku makin indah dan sesuai dengan rencana-Nya.

Alkitab berkata: "Aku ini [TUHAN] mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yeremia 29:11)

Kita hanya bisa melihat sebatas mata dan pikiran kita. Tetapi, Tuhan tahu segalanya. Dan, sekalipun Dia tidak memberikan detail peristiwa yang akan kita alami hari demi hari, Dia memberikan gambaran masa depan yang pasti dihadapi semua orang di dunia ini (baca Wahyu 20:11-15; 21:1-8). Daripada sibuk mencari tahu perhitungan manusia yang serba tak pasti, bukankah lebih baik kita mempersiapkan diri untuk menghadapi apa yang menurut Tuhan pasti akan terjadi?

0 komentar:

Posting Komentar