Santapan Rohani Hari Ini: Di Manakah Engkau?

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Di Manakah Engkau?


Di Manakah Engkau?

Posted: 01 Jan 2015 09:00 AM PST

Jumat, 2 Januari 2015

Di Manakah Engkau?

Baca: Kejadian 3:1-10

3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,

3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,

3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."

3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.

3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.

3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"

3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."

TUHAN Allah . . . berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?” —Kejadian 3:9

Di Manakah Engkau?

Ketika mendengar suara mobil orangtua mereka mendekati rumah, kedua remaja pria itu menjadi panik. Bagaimana mereka akan menjelaskan kekacauan yang terjadi di rumah? Pagi itu, sebelum orangtua mereka pergi ke luar kota, sang ayah sudah jelas-jelas memberikan instruksi: tidak boleh berpesta-pora dan tidak boleh mengundang teman yang ugal-ugalan. Namun kedua remaja itu mengabaikan peringatan sang ayah, dan mengizinkan teman-teman mereka yang nakal untuk datang dan tinggal di rumah mereka. Sekarang rumah mereka porakporanda dan kedua anak tersebut dalam keadaan mabuk dan berantakan. Mereka pun bersembunyi karena ketakutan.

Mungkin seperti itulah yang dirasakan Adam dan Hawa setelah mereka memilih untuk tidak taat kepada Allah dan kemudian mendengar suara Allah yang datang mendekat. Mereka bersembunyi karena ketakutan. “Di manakah engkau?” tanya Allah (Kej. 3:9). Adam menjawab, “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi” (ay.10). Dosa membuat kita merasa takut dan telanjang, dan kita menjadi rentan terhadap lebih banyak godaan.

Allah masih tetap mencari manusia, “Di manakah engkau?” Banyak yang lari, mencoba bersembunyi dari-Nya atau meredam suara-Nya. Namun kita tidak bisa bersembunyi dari Allah; Dia tahu persis di mana kita berada. Daripada bersembunyi dalam ketakutan, kita bisa menjawab-Nya dengan berkata, “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini!” (Luk. 18:13). —LD

Maukah engkau bebas dari dosa?
Dalam darah-Nya, ada kuasa.
Dan menangkan s’gala nafsu jahat,
Ajaiblah kuasa darah-Nya. —Jones
(Kidung Puji-Pujian Kristen, No. 170)

Satu-satunya tempat untuk menyembunyikan dosa adalah di dalam darah Kristus.

Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 4-6, Matius 2

Bapamu Tahu yang Kamu Perlu

Posted: 01 Jan 2015 02:00 AM PST

Oleh: Novi Kurniadi

bapamu-tahu-yang-kamu-perlu

Baca: Lukas 12:22-34

Sejak bekerja dan tinggal jauh dari keluarga, aku mulai mengalami yang namanya kuatir tentang berbagai kebutuhan hidup. Besok makan apa ya? Harus belanja apa saja ya di pasar? Uang segini cukup nggak ya sampai akhir bulan? Kekuatiran tersebut masih ditambah dengan kenyataan bahwa adikku juga membutuhkan biaya kuliah, sementara Papa sudah tiada dan Mama sudah tidak lagi bekerja. Dengan kata lain, aku adalah satu-satunya orang berpenghasilan tetap dalam keluarga. Memang adikku mengambil pekerjaan paruh waktu, tapi berapa sih penghasilan seorang mahasiswa? Paling banyak hanya cukup untuk mencukupi uang saku selama sebulan.

Tapi pada saat yang sama, aku juga mengalami pemeliharaan Tuhan yang luar biasa. Selama kurang lebih setahun setengah kami menjalani hidup tanpa Papa, dengan penghasilan yang pas-pasan untuk membayar kuliah adik, Bapa kami di surga senantiasa mencukupkan kebutuhan kami sekeluarga. Adakalanya kami gelisah karena uang di rekening bank sudah terkuras habis sementara biaya kuliah adikku belum lunas, dan bahkan sepertinya tak cukup lagi untuk makan kami sehari-hari. Tetapi, TIDAK PERNAH sekalipun Dia membiarkan kami sekeluarga kekurangan.

Beberapa minggu lalu, aku menghitung kembali apa yang kami punya dan menjadi sangat kuatir. Tapi bukan suatu kebetulan kalau pagi itu bahan Saat Teduh yang kubaca diambil dari Lukas 12. Pada ayat yang ke-22 hingga 34, Tuhan Yesus berbicara mengenai hal kekuatiran. Aku sungguh bersyukur karena kembali diingatkan bahwa hidupku dan keluargaku terjamin dalam tangan Sang Pencipta. Tuhan Yesus sendiri dengan jelas berkata agar kita jangan kuatir akan hidup. Burung-burung gagak diberi makan oleh Allah. Bunga bakung didandani lebih cantik daripada kemegahan pakaian Raja Salomo.

Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu. Semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu tahu, bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu. (Lukas 12:29-31).

Seringkali sadar atau tidak, kita hidup dengan penuh kekuatiran, seakan-akan Bapa yang di surga tidak tahu apa yang kita perlukan. Lalu segala cara kita tempuh. Bisnis sampingan, bisnis online, bahkan money game. Segala yang memberi iming-iming penghasilan instan menarik minat kita. Entahkah itu caranya etis atau tidak, yang penting menghasilkan uang, kita terabas saja. Kita tak lagi berpikir panjang apakah pekerjaan yang kita lakukan itu menunjukkan kasih kepada Tuhan dan sesama atau tidak. Yang kita pikirkan hanyalah apakah itu menguntungkan kita atau tidak. Benarkah itu yang Tuhan mau kita lakukan?

Tuhan tahu setiap kesulitan dan kekuatiran kita akan hidup, makanan, pakaian, pendidikan, dan lain-lain. Dia bahkan sudah menjamin bahwa kita ada di dalam pemeliharaan-Nya. Betapa kita perlu terus belajar bersandar kepada-Nya. Belajar untuk tidak kuatir. Tidak takut. Pada Lukas 12:32, Tuhan Yesus bahkan berkata bahwa "Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu". Kalau sebuah Kerajaan saja bisa Dia berikan, bukankah mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari adalah perkara kecil bagi-Nya?

Memasuki tahun yang baru ini, kiranya hati kita boleh senantiasa bersyukur dan penuh damai mengetahui Bapa yang di surga tahu apa yang kita perlukan. Tanpa kuatir dan takut, kita dapat bekerja dengan jujur, menunjukkan kasih dan kemurahan kepada sesama, hidup dengan penuh rasa syukur dan rasa cukup, karena kita tahu inilah cara hidup yang memperkenankan hati Sang Raja yang telah menebus dan menjamin hidup kita.

Sharing: Satu Hal Apa yang Ingin Mulai Kamu Lakukan Di Tahun yang Baru Ini?

Posted: 31 Dec 2014 12:00 PM PST

featured-2015-01-sharing-inside

Ayo bagikan jawabanmu melalui kolom komentar di bawah.

0 komentar:

Posting Komentar