Santapan Rohani Hari Ini: Siulan

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Siulan


Siulan

Posted: 23 Sep 2014 10:00 AM PDT

Rabu, 24 September 2014

Siulan

Baca: Zakharia 10:1-8

10:1 Mintalah hujan dari pada TUHAN pada akhir musim semi! Tuhanlah yang membuat awan-awan pembawa hujan deras, dan hujan lebat akan Diberikannya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang kepada setiap orang.

10:2 Sebab apa yang dikatakan oleh terafim adalah jahat, dan yang dilihat oleh juru-juru tenung adalah dusta, dan mimpi-mimpi yang disebutkan mereka adalah hampa, serta hiburan yang diberikan mereka adalah kesia-siaan. Oleh sebab itu bangsa itu berkeliaran seperti kawanan domba dan menderita sengsara sebab tidak ada gembala.

10:3 "Terhadap para gembala akan bangkit murka-Ku dan terhadap kepala-kepala kawanan kambing Aku akan mengadakan pembalasan, sebab TUHAN semesta alam memperhatikan kawanan ternak-Nya, yakni kaum Yehuda, dan membuat mereka sebagai kuda keagungan-Nya dalam pertempuran.

10:4 Dari pada mereka akan muncul batu penjuru, dari pada mereka akan muncul patok kemah, dari pada mereka akan muncul busur perang, dari pada mereka akan keluar semua penguasa bersama-sama.

10:5 Maka mereka akan seperti pahlawan yang menginjak-injak musuh seakan-akan itu lumpur di jalan; mereka akan berperang, sebab TUHAN menyertai mereka, dan mereka akan membuat malu orang-orang yang mengendarai kuda.

10:6 Aku akan membuat kuat kaum Yehuda, dan Aku menyelamatkan keturunan Yusuf. Aku akan membawa mereka kembali, sebab Aku menyayangi mereka; dan keadaan mereka seakan-akan tidak pernah ditolak oleh Aku, sebab Akulah TUHAN, Allah mereka, dan Aku akan menjawab mereka.

10:7 Efraim akan seperti seorang pahlawan, hati mereka akan bersukacita seperti oleh anggur. Anak-anak mereka akan melihatnya, lalu bersukacita dan hati mereka bersorak-sorak karena TUHAN.

10:8 Aku akan bersiul memanggil mereka dan Aku akan mengumpulkan mereka, sebab Aku sudah membebaskan mereka, dan jumlah mereka menjadi banyak seperti dahulu.

Aku akan bersiul memanggil mereka dan Aku akan mengumpulkan mereka, sebab Aku sudah membebaskan mereka. —Zakharia 10:8

Siulan

Di La Gomera, salah satu pulau terkecil di Kepulauan Canaria, sedang digalakkan kembali penggunaan suatu bahasa yang bunyinya terdengar seperti nyanyian burung. Di tanah dengan lembah yang dalam dan jurang yang terjal, anak-anak sekolah dan para wisatawan mempelajari bagaimana siulan pernah dipakai untuk berkomunikasi hingga jarak sejauh 2 mil. Seorang gembala kambing yang kembali memanfaatkan bahasa kuno itu untuk berkomunikasi dengan ternaknya berkata, “Mereka mengenali siulan saya seperti mereka mengenali suara saya.”

Siulan juga ada dalam Alkitab, ketika Allah digambarkan sebagai gembala yang bersiul memanggil domba-domba-Nya. Gambaran itulah yang mungkin tertanam dalam benak sang nabi ketika menggambarkan Allah yang kelak akan bersiul memanggil umat yang telah tersesat dan tercerai-berai untuk kembali kepada-Nya (Zak. 10:8).

Berabad-abad kemudian Yesus bersabda, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku” (Yoh. 10:27). Mungkin yang dimaksud adalah siulan seorang gembala. Domba tidak memahami kata-kata, tetapi mengenali bunyi yang menandakan keberadaan sang gembala.

Suara-suara yang menyesatkan dan bunyi-bunyian yang mengganggu terus bersaing untuk merebut perhatian kita (baca Zak. 10:2). Namun Allah selalu memiliki cara untuk memberikan tanda kehadiran-Nya kepada kita, dan tidak selalu dengan kata-kata. Melalui beragam peristiwa yang membuat kita waspada atau menguatkan kita, Allah mengingatkan kita akan tuntunan, perlindungan, dan kehadiran-Nya bagi kita. —MRD II

Bapa, dunia ini sungguh bising. Terima kasih karena Engkau
selalu memanggil kami di tengah hiruk-pikuk dan keributan
yang mengalihkan perhatian kami. Tolong kami untuk mengenali
suara-Mu dan mengikuti tuntunan-Mu.

Panggilan Allah senantiasa terdengar jelas.

Bijaksana Dengan Uang

Posted: 23 Sep 2014 12:00 AM PDT

Oleh: Abyasat Tandirura

bijak-dengan-uang

Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara
tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya,
kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?

Lukas 14:28

Ya ampun, Tuhan Yesus bicara soal bikin rencana anggaran! Yang bener aja! Aku sungguh tertegur membaca ayat yang satu ini. Aku sadar betul bahwa sering aku bersikap kurang bijaksana dalam mengelola uang yang aku terima setiap bulan. Sering aku tergoda membeli sesuatu yang tidak terlalu penting, sementara yang lebih penting malah kuabaikan. Betapa aku perlu belajar yang namanya prioritas dalam menggunakan uang yang diberikan orangtuaku.

Kalau kita baca keseluruhan pasalnya, Tuhan Yesus sebenarnya sedang mengajar orang banyak tentang Kerajaan Allah. Banyak orang salah menempatkan prioritas dalam hidup karena tidak mengerti betapa bernilainya Kerajaan Allah itu. Ibarat undangan untuk menghadiri sebuah jamuan makan, orang bisa punya seribu satu alasan untuk tidak menghadirinya ketika mereka tidak tahu betapa penting dan luar biasanya jamuan tersebut. Mereka merasa sayang untuk meninggalkan urusan-urusan lainnya yang menurut mereka jauh lebih penting dan bernilai (ayat 17-20). Pada kesempatan lain, Tuhan Yesus bahkan memberikan pernyataan ekstrim untuk mengajarkan bahwa Tuhan itu jauh lebih berharga daripada keluarga kita, bahkan nyawa kita sendiri (ayat 26). Kehidupan di dunia ini terlalu kecil dibandingkan dengan kehidupan kekal yang Tuhan sediakan bagi para pengikut-Nya. Namun, karena tidak memahami apa yang telah Tuhan sediakan, banyak orang mengikut Tuhan dengan setengah hati, tidak berani bayar harga, bahkan seringkali hanya sibuk mengeluhkan kondisinya.

Pertanyaan yang diberikan Tuhan Yesus pada ayat 28-30 sangatlah mengena! Ketika hendak mencapai sesuatu, siapa yang tidak akan berhitung dengan cermat? Membangun menara adalah sesuatu yang besar, sesuatu yang serius, membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tanpa perhitungan yang matang, proyek itu bisa mudah berhenti di tengah jalan dan menjadi cibiran orang. Menjadi murid Yesus juga adalah sesuatu yang besar, sesuatu yang serius. Kita harus menyerahkan totalitas hidup kita untuk dapat dibentuk sesuai dengan kehendak-Nya (ayat 33). Tanpa menyadari hal ini, bisa saja kita hanya berstatus Kristen, tetapi cara hidup kita “memalukan”, bukan memuliakan Dia.

Bagaimana kita mengikut Tuhan selama ini? Sepenuh hati, atau setengah-setengah? Kembali pada masalah uang, kalau kita berkata Tuhan adalah Tuhan atas segenap hidup kita, bukankah itu berarti Tuhan juga adalah Tuhan atas dompet kita? Jika kita ingin memuliakan Tuhan dengan harta kita, bukankah itu berarti kita perlu bijaksana dalam mengelola uang kita? Cara kita mengelola uang sebagai pengikut Kristus seharusnya membawa orang yang melihatnya makin hormat dan kagum terhadap Tuhan kita, bukan malah bikin malu. Dan untuk itu kita harus berani bayar harga, mau berpikir panjang, mau ambil waktu membuat perencanaan, mau memangkas pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu, agar uang kita dapat lebih banyak dipakai untuk hal-hal yang bermanfaat, yang menghormati Tuhan, yang bernilai kekal. Kita melakukannya dengan sukacita, bukan terpaksa, karena kita tahu bahwa upah yang Tuhan sediakan kelak itu jauh lebih besar dan mulia dibanding semua yang kita lakukan bagi Dia di dunia ini.

Beberapa prinsip berikut menolongku dalam mengelola uang selama ini, semoga bisa menolongmu juga. =)
- Syukurilah setiap berkat Tuhan (dalam hal ini uang) yang kita terima
- Pisahkanlah lebih dulu uang untuk perpuluhan dan persembahan
- Rencanakanlah berapa yang akan kita keluarkan dan yang akan kita tabung
- Prioritaskanlah kebutuhan yang lebih penting dan mendesak
- Pangkaslah daftar belanjaan yang kurang perlu

Mari kita terus mohon hikmat Tuhan agar makin bijaksana dalam mengelola uang yang Dia percayakan. Ketika kita yang mengaku pengikut Kristus malas membuat perencanaan, boros demi memuaskan diri untuk kesenangan sesaat, apalagi kemudian menjadi beban dalam masyarakat, ingatlah bahwa hidup yang demikian dapat menjadi kesaksian yang buruk bagi Kerajaan Allah. Sebaliknya, ketika kita menata keuangan kita dengan teliti dan penuh tanggung jawab, sehingga kita dapat berbagi dengan sesama dan melakukan banyak hal bermanfaat dengan uang kita, bukankah kita sedang menunjukkan kepada dunia kebesaran dan kasih Tuhan yang kita layani?

Berapa pun yang Tuhan percayakan kepada kita saat ini, yuk kita kelola sebaik mungkin. Tidak mudah. Namun, berjuanglah dengan penuh semangat! Ada hal-hal besar dan mulia yang telah disediakan Tuhan bagi setiap kita yang mau setia dalam hal-hal yang kelihatannya kecil dan sederhana. Tuhan Yesus memberkati!

0 komentar:

Posting Komentar