Santapan Rohani Hari Ini: Awal Yang Baru

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Awal Yang Baru


Awal Yang Baru

Posted: 29 Sep 2014 10:00 AM PDT

Selasa, 30 September 2014

Awal Yang Baru

Baca: Lukas 5:17-26

5:17 Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit.

5:18 Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus.

5:19 Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus.

5:20 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah diampuni."

5:21 Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"

5:22 Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu?

5:23 Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah?

5:24 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"* –berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu–:/"Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"

5:25 Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah.

5:26 Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: "Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan."

Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. —Lukas 5:31

Awal Yang Baru

Di banyak negara, undang-undang kesehatan melarang penjualan atau penggunaan kembali kasur bekas pakai. Peraturan menetapkan bahwa hanya tempat penampungan sampah yang boleh menerimanya. Tim Keenan mengatasi masalah itu dan saat ini bisnisnya mempekerjakan selusin orang untuk memilah-milah komponen logam, kain, dan busa dari kasur-kasur bekas untuk didaur ulang. Namun bukan itu saja. Seorang wartawan bernama Bill Vogrin menulis, “Dari semua hal yang didaur ulang oleh Keenan . . . justru para pekerjanya yang menjadi kesuksesan terbesar Keenan” (The Gazette, Colorado Springs). Keenan mempekerjakan orang-orang dari sejumlah pusat rehabilitasi narapidana dan para tunawisma, dengan demikian mereka mendapat kesempatan untuk memulai hidup baru. Ia berkata, “Kami menerima orang-orang yang tidak diterima di tempat lain.”

Lukas 5:17-26 menceritakan bahwa Yesus menyembuhkan tubuh dan jiwa dari seorang yang lumpuh. Setelah peristiwa tersebut, Lewi menjawab panggilan Yesus untuk mengikut Dia dan mengundang para pemungut cukai dan teman-temannya dalam suatu perjamuan besar untuk menghormati Tuhan (ay.27-29). Ketika ada orang yang menuduh Yesus telah bergaul dengan para sampah masyarakat (ay.30), Dia mengingatkan mereka bahwa bukan orang sehat yang membutuhkan tabib—seraya menambahkan, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat” (ay.32).

Bagi setiap orang yang merasa “terbuang” dan seakan menjadi sampah masyarakat, Yesus membuka tangan kasih-Nya dan menawarkan sebuah awal yang baru. Itulah alasan kedatangan-Nya! —DCM

Kuasa Allah dapat mengubah hati
Yang jahat dan dikuasai dosa;
Kasih Allah dapat mengubah hidup
Memperbarui dan memurnikan batinnya. —Fasick

Keselamatan berarti menerima kehidupan baru.

Kemurahan Hati

Posted: 29 Sep 2014 12:30 AM PDT

Oleh: Joshua J.Sengge

kemurahan-hati

Suatu kali di kantor, seorang pemuda mengeluh kepada saya, "Mengapa ya, orang non-Kristen itu lebih baik daripada orang-orang Kristen?" Keluhannya dilandasi alasan spesifik yang tidak akan saya ceritakan di sini. Namun, jujur saja saya cukup kaget mendengar kesimpulannya tentang orang-orang Kristen. Jangan-jangan ini mewakili apa yang dirasakan banyak orang tentang para pengikut Kristus pada zaman ini. Eksklusif. Egois. Tidak peduli dengan sesama.

Orang-orang yang hidup di abad pertama memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang para pengikut Kristus. Catatan Kisah Para Rasul 2:41-47 memberitahu kita bahwa para murid Kristus ini "disukai semua orang" (ayat 47). Bahkan, tiap-tiap hari ada saja orang yang memutuskan untuk ikut bergabung dengan mereka, yang berarti juga ikut mempraktikkan cara hidup mereka. Seperti apakah cara hidup jemaat mula-mula yang begitu menarik hati orang-orang di sekitar jemaat?

Mereka bukan hanya orang-orang yang rajin belajar Firman Tuhan dari para rasul (ayat 42). Mereka juga adalah orang-orang yang menunjukkan perhatian dan kasih satu sama lain. Mereka selalu berkumpul untuk berdoa, memuji Tuhan, juga mengadakan perjamuan makan di rumah jemaat secara bergilir (ayat 42, 46). Mereka peka terhadap orang-orang yang berkekurangan, bahkan tak segan menjual harta milik mereka untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan (ayat 44-45). Bisa dikatakan jemaat mula-mula ini adalah komunitas yang dikenal bukan hanya sebagai kelompok religius, tetapi juga kelompok yang sangat murah hati. Kualitas kerohanian mereka bisa dirasakan oleh semua orang di sekitar mereka, menarik orang untuk ingin mengenal juga Tuhan yang membentuk karakter mereka demikian indah (ayat 47).

Hari ini, saya yakin banyak orang Kristen yang tak kalah rajin bersekutu, berdoa, dan belajar Firman Tuhan. Namun, berapa banyak yang masih menunjukkan kemurahan hati? Mungkin pemuda di kantor saya itu benar. Kita yang mengaku pengikut Kristus hanya pandai berbicara mengenai Allah, tetapi tidak menunjukkan tindakan yang sesuai dengan apa yang kita bicarakan. Mengaku mengasihi Allah, namun tidak mengasihi sesama yang ditempatkan Allah di sekitar kita. Pengetahuan kita tentang kehendak Allah hanya berhenti di kepala, tidak mewarnai keseluruhan cara hidup kita. Padahal, bukankah seharusnya pengenalan yang makin dalam akan Allah akan terlihat melalui cara kita memperlakukan sesama?

Mari memeriksa diri dengan jujur. Sudahkah selama ini kita sungguh bertekun belajar Firman Tuhan? Jika sudah, seberapa banyak cara hidup kita mencerminkan apa yang kita pelajari itu? Bagaimana selama ini kita menunjukkan kemurahan hati kepada orang-orang di sekitar kita?

0 komentar:

Posting Komentar