Santapan Rohani Hari Ini: Pandanglah Ke Gunung

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Pandanglah Ke Gunung


Pandanglah Ke Gunung

Posted: 09 Jul 2014 10:00 AM PDT

Kamis, 10 Juli 2014

Pandanglah Ke Gunung

Baca: Mazmur 121

121:1 Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku?

121:2 Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.

121:3 Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.

121:4 Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.

121:5 Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.

121:6 Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam.

121:7 TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu.

121:8 TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.

Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. —Mazmur 121:1-2

Pandanglah Ke Gunung

Di puncak Gunung Corcovado, suatu tempat yang berada di atas kota Rio de Janeiro, Brasil, berdirilah Christ the Redeemer (Kristus Sang Penebus), salah satu patung tertinggi yang menggambarkan Kristus di dunia. Dengan tinggi 30 meter, dan lengan yang terentang sepanjang 28 meter, patung itu memiliki berat sebesar 635 ton. Patung tersebut dapat terlihat pada siang maupun malam hari dari hampir segala penjuru kota. Begitu kita memandang ke arah bukit, kita dapat melihat patung Christ the Redeemer tersebut.

Alkitab Perjanjian Baru memberitahukan kepada kita bahwa Kristus bukan saja Sang Penebus, tetapi juga Pencipta seluruh alam semesta. Keberadaan-Nya sebagai Pencipta itulah yang disaksikan dalam Mazmur 121. Di dalamnya, sang pemazmur mengajak kita melayangkan mata ke gunung-gunung untuk melihat Allah, karena “pertolongan [kita] ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi” (ay.1-2). Hanya Dialah yang sanggup memberikan kekuatan kepada kita dan memandu langkah kita di tengah jerih-lelah kita mengarungi dunia yang penuh bahaya dan persoalan ini.

Kita mengarahkan mata kita kepada Allah yang memelihara kita (ay.3), menjaga kita (ay.5-6), dan menaungi kita dari segala jenis bahaya. Dia melindungi kita dari kuasa jahat dan menjaga agar kita tetap aman dalam lindungan-Nya untuk selama-lamanya (ay.7-8).

Dalam iman, kita mengarahkan mata kita kepada Kristus, Penebus dan Pencipta kita. Dialah pertolongan kita, pengharapan kita, dan kediaman abadi kita. —WEC

Kau, Allah, benteng yang baka,
Suaka yang teguh,
Dahulu dan selamanya
Harapan umat-Mu! —Watts
(Kidung Jemaat, No. 330)

Kristus ditinggikan supaya Dia bisa menegakkan kita.

Berhenti Mengeluh

Posted: 09 Jul 2014 09:55 AM PDT

Kamis, 10 Juli 2014

Header-TaktikJitu
Day 28
Lihat Sumber Foto

Baca: Yakobus 1:2-4

1:2 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,

1:3 sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.

1:4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.

 

Dalam pertandingan perempat final Piala Dunia 1966 di Inggris, Portugal sedang menuju pada kekalahan ketika mereka telah ketinggalan 0-3 dari Korea Utara. Namun Eusebio, pencetak gol terbanyak dalam turnamen itu, tidak menyerah. Hampir dengan usahanya sendiri, pemain yang dijuluki "si panther hitam" itu membalikkan keadaan dengan membobol gawang Korea Utara sebanyak 4 kali dan membawa Portugal meraih kemenangan dengan kedudukan 5-3!

Di tengah kesulitan, kita sering mengasihani diri, mengeluh, dan menyalahkan keadaan dengan sikap penuh kepahitan. Namun menggerutu hanya akan membuat kita merasa semakin menderita. Eusebio tidak membiarkan perhatiannya terpecah. Ketinggalan dengan skor 3-0 tidak melemahkannya dan justru membuatnya bersemangat.

Alkitab bahkan lebih jauh menyatakan bahwa dalam setiap kesukaran terdapat peluang untuk penyempurnaan karakter (Yak. 1:2-4). Alkitab memberikan janji bahwa kita akan memperoleh manfaat dari situasi tersebut, dan kita akan mampu menghadapinya. Orang yang percaya kepada Allah melihat masalah sekaligus peluang khusus yang terkandung di dalamnya. Dengan pertolongan Allah, mereka akan mampu mendapatkan jalan keluar dan belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Itulah motivasi yang kita butuhkan untuk membawa perubahan sejati dalam hidup. Ingatlah, ketka Anda sedang terpuruk, justru itulah saatnya untuk membalikkan keadaan, bukan untuk menggerutu.

Jalan hidup yang bebas hambatan takkan memberi manfaat.
Di ujung jalan hidup yang sulitlah terdapat berkat sejati.

 

:) Trivia Piala Dunia

63. Siapakah yang memenangi Piala Dunia FIFA bagi Jerman, pertama sebagai pemain, dan kemudian sebagai pelatih?

64. Tim Afrika manakah yang pertama kalinya lolos ke kejuaraan Piala Dunia?

65. Apakah nama dari terompet yang gemar digunakan penonton dalam Piala Dunia FIFA 2010?

66. Sebutkan nama-nama negara yang akan menjadi tuan rumah dari 2 kejuaraan Piala Dunia FIFA mendatang!

67. Tim manakah yang pada tahun 2006 akhirnya mengecap kemenangan pertama dari seluruh penampilan mereka di sepanjang sejarah Piala Dunia?

68. Siapakah juara Piala Dunia FIFA yang pertama?

Yesuslah yang Menolongku

Posted: 08 Jul 2014 08:30 PM PDT

Seri Kesaksian Atlet

Brad Guzan

Momen terobosan terbesar dalam hidup kita terkadang dialami ketika kita tidak mengharapkannya.

Pada tahun 2005, Brad Guzan, penjaga gawang asal Amerika Serikat, merasa telah bermain sangat buruk saat menggantikan penjaga gawang utama dari klub Chivas USA yang cedera. Timnya mengakhiri musim dengan rekor buruk 4 kemenangan dan 22 kekalahan pada tahun pertama mereka, dan Guzan yakin bahwa sebagian besar hasil buruk itu merupakan tanggung jawabnya.

"Waktu itu aku masih muda," kata Guzan. "Aku merasa tidak yakin bahwa aku siap secara mental dan fisik Dan aku tidak yakin apakah aku memang pantas. Kami tidak bisa memenangi pertandingan… Jadi saya merasa begitu terpuruk. Ada begitu banyak yang aku pertanyakan dalam pikiranku."

Meski demikian, pada akhir musim itu, Guzan menerima sebuah e-mail yang mengundangnya untuk masuk dalam kamp tim nasional AS. Sebuah undangan untuk mewakili negaranya di tingkat internasional. Sungguh suatu hal yang tidak pernah dibayangkannya.

Kepercayaan diri Guzan yang tadinya merosot setelah hasil buruk di tahun pertamanya sekarang membubung tinggi. Dan dua tahun kemudian, ketenarannya pun semakin memuncak, setelah ia mendapat gelar Penjaga Gawang Terbaik dalam Liga Utama Sepakbola (MLS) tahun 2007. Prestasi itu memberinya kesempatan untuk bermain bagi Aston Villa di salah satu liga terbaik di dunia, Liga Primer Inggris, pada tahun 2008. Sejak saat itu ia terus bermain bagi Aston Villa (di luar masa pinjaman satu bulan di Hull City). Memang tidak mudah baginya bermain dalam sebuah liga yang sangat kompetitif, tetapi Guzan telah maju begitu banyak sejak tahun pertamanya bersama Chivas USA.

"Empat tahun pertamaku di Inggris memang terasa sulit," kata Guzan. "Memang sulit karena aku bisa bermain dalam satu pertandingan dengan baik, tetapi minggu depannya aku bisa duduk di kursi cadangan. Begitulah keadaan yang tidak konsisten itu, padahal aku mencari tempat yang konsisten… (Tetapi) aku harus tetap bersikap profesional. Aku harus tetap teguh… terus berjuang… aku tahu kalau aku terus maju aku akan mendapat kesempatan suatu hari nanti."

Dalam posisi yang menuntut kekuatan mental seperti seorang penjaga gawang, keteguhan hati itulah yang membuat Guzan kokoh dalam menghadapi situasi yang baik atau yang buruk.

"Ketika segalanya berjalan begitu lancar, janganlah kita menjadi terlalu percaya diri," kata Guzan. "Ketika keadaan tidak berjalan sesuai rencana kita, jangan juga kita terpukul… Aku rasa sebagai atlet, setiap orang bisa terjebak dalam ketegangan sementara, dan kemudian melakukan hal-hal yang akan disesali. Aku juga bisa demikian. Aku tidak sempurna, tetapi Allah mengasihi semua orang. Kita harus dapat membuka diri kita bagi-Nya dan membiarkan-Nya masuk dalam hidup kita. Ketika kita melakukannya, pengampunan dan kelepasan akan diberikan oleh-Nya, dan karena kita tahu kita memiliki kasih Allah, kita akan dapat mengikuti-Nya sepanjang hidup kita."

Pada tahun 2013, Guzan bermain sebagai penjaga gawang utama tim nasional menggantikan Tim Howard yang cedera dalam 2 pertandingan penyisihan Piala Dunia FIFA 2014. Dalam kedua pertandingan itu ia berhasil menjaga gawangnya tidak kebobolan.

"Bagiku, seluruh hidupku menjadi satu—kehidupan pribadiku, kehidupan imanku, kehidupanku di atas lapangan," kata Guzan. "Aku pikir harusnya demikian. Semuanya berlangsung begitu natural. Kita tidak bisa memisahkan satu dari yang lainnya, dan yang paling penting kita harus punya Yesus dalam hidup kita… Seperti yang kukatakan, jalan menuju sukses itu tidak selalu mulus. Selalu ada rintangan di sepanjang jalan. Dan melalui semua kesulitan itu, Yesuslah yang menolongku melalui semua pergumulan yang ada."

Sumber: Sports Spectrum

 

:) Untuk direnungkan

1. Menurutmu, mungkinkah seseorang belajar keteguhan hati jika hidupnya tidak pernah mengalami masalah?
Mengapa?

2. Guzan mengamati bahwa ketika hidup tidak berjalan sesuai rencana, orang bisa terjebak melakukan hal-hal yang kemudian disesali. Pernahkah kamu mengalaminya? Jika kamu menghadapi lagi situasi yang sama, bagaimana kamu akan menanggapinya secara berbeda?

0 komentar:

Posting Komentar