Santapan Rohani Hari Ini: Melambaikan Bendera Putih

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Melambaikan Bendera Putih


Melambaikan Bendera Putih

Posted: 22 Jul 2014 10:00 AM PDT

Rabu, 23 Juli 2014

Melambaikan Bendera Putih

Baca: Ulangan 6:1-9

6:1 "Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya,

6:2 supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu.

6:3 Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.

6:4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!

6:5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.

6:6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,

6:7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.

6:8 Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,

6:9 dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.

Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu. —Ulangan 6:4-5

Melambaikan Bendera Putih

Baru-baru ini, ketika menonton sebuah rekaman video dari ibadah di suatu gereja di Amerika Selatan, saya memperhatikan sesuatu yang belum pernah saya lihat di gereja. Ketika sang pendeta dengan semangat memanggil jemaatnya untuk menyerahkan hidup mereka kepada Yesus, salah seorang jemaat mengambil saputangan putih dari sakunya dan melambaikannya di udara. Tindakannya itu diikuti satu demi satu jemaat lainnya. Dengan air mata yang berlinang di pipi, mereka mengungkapkan penyerahan diri mereka sepenuhnya kepada Kristus.

Namun saya berpikir apakah momen itu bermakna lebih dari sekadar tanda penyerahan diri. Menurut saya, mereka melambaikan saputangan juga sebagai tanda kasih mereka kepada Allah. Ketika Allah memerintahkan umat-Nya, “Kasihilah TUHAN, Allahmu” (Ul. 6:5), itu artinya Dia mendesak mereka untuk menyerahkan hidup kepada-Nya.

Dari sudut pandang Allah, hidup bersama-Nya jauh melebihi suatu usaha untuk menjadi orang yang baik. Hidup bersama Allah merupakan suatu hubungan—hubungan dengan penyerahan diri sebagai cara untuk mengungkapkan rasa syukur dan kasih kita kepada-Nya. Karena kasih- Nya yang ajaib bagi kita, Yesus menyerahkan diri-Nya untuk mati disalib demi melepaskan kita yang tak berdaya di bawah belenggu dosa dan menuntun kita dalam suatu perjalanan hidup yang indah dan mulia.

Tiada kata yang cukup bagi kita untuk mengungkapkan kepada Allah betapa kita mengasihi-Nya! Jadi, marilah menunjukkan kasih kita kepada-Nya dengan jalan menyerahkan hati dan hidup kita untuk mengikut-Nya. —JMS

Ya Tuhanku, hidupku t’rimalah;
Kasih yang murni, o curahkanlah.
Taklukkanlah dendam dan nafsuku;
Tinggallah ‘Kau tetap di hatiku. —Orr
(Nyanyikanlah Kidung Baru, No. 13)

Penyerahan diri adalah bahasa kasih Allah.

0 komentar:

Posting Komentar