Santapan Rohani Hari Ini: Gandum Di Puncak Gunung |
Posted: 13 Jul 2014 10:00 AM PDT Senin, 14 Juli 2014 Baca: Mazmur 72:12-2072:12 Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; Biarlah tanaman gandum berlimpah-limpah di negeri, bergelombang di puncak pegunungan. —Mazmur 72:16 Dalam hidup ini, saya sudah pernah mendaki sampai ke puncak sejumlah gunung di Amerika Serikat, dan saya dapat mengatakan bahwa tidak terdapat banyak tumbuhan di sana. Di puncak gunung hanya ada bebatuan dan lumut. Puncak gunung bukanlah tempat yang wajar untuk bertumbuhnya gandum dengan limpah-ruah. Namun Salomo, yang menulis Mazmur 72, meminta kepada Allah untuk bertumbuhnya “tanaman gandum berlimpah-limpah . . . di puncak pegunungan,” yang akan menjadi ciri pemerintahannya sebagai raja. Apabila kehadiran gandum di puncak gunung itu tidak lazim, apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh Salomo? Bahwa kuasa Allah dapat memberi hasil bahkan pada tanah yang sangat tidak menjanjikan? Mungkin kamu merasa dirimu begitu kecil, dan tidak banyak yang bisa kamu persembahkan untuk kerajaan Allah. Yakinilah dengan teguh, bahwa melalui kamu, Allah dapat menghasilkan panen yang berlimpah. Inilah salah satu ironi dari iman: Allah menggunakan sesuatu yang tidak berarti untuk menghasilkan yang luar biasa. Tidak banyak di antara kita yang berhikmat atau mulia; kebanyakan dari kita tidak terkenal dan tidak begitu luar biasa. Akan tetapi, kita semua dapat dipakai oleh Allah. Dan berlawanan dari apa yang mungkin kita pikirkan, justru karena kelemahan kitalah, kita dapat dipakai oleh Allah (1Kor. 1:27-29; 2Kor. 12:10). Kita mungkin dapat merasa terlalu angkuh, tetapi kita tidak akan terlalu kecil untuk dipakai oleh Allah. “Dalam kelemahan,” kita “telah menjadi kuat” (Ibr. 11:34). Oleh kuasa Allah yang dahsyat, kita dapat melakukan segala yang dikehendaki-Nya untuk kita lakukan. —DHR Tuhan, Engkau berkarya melalui hal-hal sederhana—yakni kami Untuk dapat mengalami kuasa Allah, pertama-tama kita harus mengakui bahwa kita lemah. |
Posted: 13 Jul 2014 09:55 AM PDT Baca: Mazmur 86:8-1186:8 Tidak ada seperti Engkau di antara para allah, ya Tuhan, dan tidak ada seperti apa yang Kaubuat. Pernahkah Anda dibuat jengkel oleh perkataan orang seperti itu? Pernahkah Anda merasa ingin membalas dengan komentar Anda sendiri tentang diri mereka? Saya yakin kita pernah merasa demikian. Seringkali orang-orang yang merasa "jagoan" itu lebih baik tidak pernah mengucapkan apa-apa. Syukurlah, perkataan mereka tidak menentukan segalanya. Allah berkata bahwa kita semua harus memberikan pertanggungjawaban atas segala yang pernah kita katakan pada hari penghakiman, jadi kita sudah tahu Dialah yang akan menentukan hasil akhir segalanya. Allah akan menjamin tegaknya keadilan dan segala kesalahan pasti akan menerima ganjarannya. Tangan Allah yang mengendalikan segala sesuatu. Allah menentukan jalannya sejarah, dan tidak ada orang yang dapat mengubahnya. Segala bangsa yang dijadikan-Nya kelak akan datang sujud menyembah di hadapan-Nya, dan akan memuliakan nama-Nya (Mazmur 86:9). Allah mengizinkan berbagai macam situasi menempa karakter kita untuk tujuan yang sama, yaitu agar bumi ini dipenuhi ciptaan-ciptaan yang memuliakan-Nya. Tidak ada yang dapat menghindar dari kehendak Allah: di balik setiap pilihan bebas, keputusan dan tindakan, Allah memegang kendali. Memahami hal ini tidak menjadikan Allah sebagai diktator. Dia memberi kita kapasitas untuk menanggapi apakah akan mengikuti arahan-Nya atau memercayai perkataan manusia. Pikiran dan keadaan kita mendorong keputusan yang kita ambil. Jalan hidup kita adalah hasil dari banyak keputusan (baik yang benar maupun yang salah) yang kita buat. Kita tidak berhak menyalahkan Allah atas pilihan-pilihan yang kita ambil atau atas perbuatan orang lain. Tetapi dengan mengingat bahwa tangan-Nya mengendalikan hasil akhir, kita akan tetap memilih menaati firman-Nya tanpa ragu sekalipun semua orang di sekitar kita memilih hal yang lain, karena kita tahu bahwa tidak ada hal yang terjadi di luar kehendak-Nya. Allah saja yang menentukan segalanya. Tangan Allah mengendalikan jalannya sejarah dunia.
Bukan Trivia Piala Dunia3. Apakah ada perkataan orang atau situasi tertentu yang membuatmu merasa bahwa menjaga hidup sesuai Firman Tuhan itu tidak banyak gunanya? Mengapa? 4. Mengingat bahwa yang menentukan hasil akhir hidup kita adalah Allah sendiri, bukan diri kita atau orang lain, bagaimana kamu ingin menjalani hidupmu ke depan? Hal-hal apa yang ingin kamu mulai atau ingin kamu lakukan lebih banyak, atau justru ingin berhenti kamu lakukan dalam hidupmu? |
You are subscribed to email updates from WarungSateKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar