(e-SH) 25 Juli -- Kisah Para Rasul 18:1-17 - Pensil di tangan Tuhan

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 25 Juli 2014
Ayat SH: Kisah Para Rasul 18:1-17

Judul: Pensil di tangan Tuhan

Aku hanya pensil di tangan Tuhan, " merupakan ucapan Bunda Teresa dari
Kolkata, saat lelah dan jenuh di dalam pengabdiannya merawat kaum
papa. Analoginya jelas, bahwa ia adalah alat, sedangkan yang
bekerja adalah Tuhan sendiri.

Rasul Paulus beberapa kali menghadapi tantangan dalam melakukan
pelayanannya. Ia dicurigai, dimusuhi, dan dihujat oleh orang-orang
Yahudi sendiri, yang adalah saudara-saudaranya. Demikian juga
pengalamannya di Korintus. Tidak mengherankan ia memutuskan untuk
fokus pada bangsa-bangsa nonYahudi (6; lihat Kis. 13:46-47). Namun
ketika ia tidak lagi datang ke sinagoge dan tinggal di rumah
Titius Yustus, justru kepala rumah ibadah sekeluarga menjadi
percaya kepada Tuhan. Bukan Paulus yang bekerja. Ketika ia patah
semangat, Tuhan yang melakukan pekerjaan-Nya. Paulus hanyalah
pensil di tangan Tuhan.

Melayani Tuhan bukanlah suatu hal yang mudah dan ringan. Tantangan,
baik dari luar maupun dari dalam, adalah hal lumrah. Malahan
menjadi tidak lumrah jika tidak ada masalah dalam menyaksikan
Kristus. Bukan hanya kurban perasaan dan harta, bahkan nyawa
seringkali menjadi taruhannya. Hal yang dialami oleh Rasul Paulus
ini juga dialami oleh para hamba-Nya dalam pelayanan apa pun di
seluruh dunia, disepanjang sejarah gereja.

Ketika pelayanan berjalan lancar tanpa masalah, kita bisa terlena dan
merasa bahwa yang kita kerjakan ialah pekerjaan kita, sehingga
keberhasilannya juga keberhasilan sendiri. Akibatnya ketika
tantangan datang, kita menjadi kecewa dan tawar hati. Saat seperti
itu, kita perlu introspeksi dan menata ulang hati kita. Kita
hanyalah hamba, pensil di tangan Tuhan. Tuhanlah yang akan
berkarya melalui ketaatan dan kesetiaan kita melayani.

Tuhan menjanjikan penyertaan-Nya kepada Paulus, juga kepada kita
(9-10). Bukan berarti kesulitan tidak ada lagi (11-17). Namun di
dalam kekecewaan dan sakit hati melayani, ingatlah bahwa ini bukan
usaha dan kekuatan kita. Serahkan pada Tuhan, Sang Empunya
pelayanan. Lihat, Dialah yang akan berkarya indah pada waktu-Nya.

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2014/07/25/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Kisah+Para+Rasul+18:1-17
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Kisah+Para+Rasul+18:1-17

Kisah Para Rasul 18:1-17

1 Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus.
2 Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang
berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila,
isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya
semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah
mereka.
3 Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal
bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena
mereka sama-sama tukang kemah.
4 Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan
berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.
5 Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan
sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian
kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias.
6 Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat, ia
mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka:
"Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih,
tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada
bangsa-bangsa lain."
7 Maka keluarlah ia dari situ, lalu datang ke rumah seorang bernama
Titius Yustus, yang beribadah kepada Allah, dan yang rumahnya
berdampingan dengan rumah ibadat.
8 Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada
Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari
orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus,
menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis.
9 Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu
penglihatan: "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan
jangan diam!
10 Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan
menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini."
11 Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia
mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka.
12 Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah
orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia
ke depan pengadilan.
13 Kata mereka: "Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah
kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat."
14 Ketika Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada
orang-orang Yahudi itu: "Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya
dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah
sepatutnya aku menerima perkaramu,
15 tetapi kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau
nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu
sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara
yang demikian."
16 Lalu ia mengusir mereka dari ruang pengadilan.
17 Maka orang itu semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu
memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali
tidak menghiraukan hal itu.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---

Anda terdaftar dalam i-kan-akar-santapan-harian sebagai [stefanus.777.renungan@blogger.com]
Untuk berhenti, silakan forward pesan ini ke leave-4920471-4407379.a48c7cdc0d4a88c1ce6ec770adb0f694@hub.xc.org

0 komentar:

Posting Komentar