Santapan Rohani Hari Ini: Perhatikan Baik-Baik

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Perhatikan Baik-Baik


Perhatikan Baik-Baik

Posted: 01 Jun 2014 10:00 AM PDT

Senin, 2 Juni 2014

Perhatikan Baik-Baik

Baca: Efesus 5:1-17

5:1 Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih

5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

5:3 Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.

5:4 Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono–karena hal-hal ini tidak pantas–tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.

5:5 Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.

5:6 Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.

5:7 Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka.

5:8 Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,

5:9 karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,

5:10 dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.

5:11 Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.

5:12 Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan.

5:13 Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.

5:14 Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu."

5:15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,

5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

5:17 Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif. —Efesus 5:15

Perhatikan Baik-Baik

Salah satu tempat yang saya suka kunjungi di Jamaika adalah Ocho Rios, sebuah kota yang memiliki Air Terjun Sungai Dunn—suatu objek pemandangan yang selalu memukau saya. Jeramnya mengalirkan air turun melalui serangkaian panjang bebatuan menuju ke Laut Karibia. Para petualang bisa mendaki air terjun itu, dengan merangkak susah payah di atas bebatuan yang bulat dan menikmati lintas alam yang menyegarkan hingga puncaknya. Air yang mengalir serta permukaan batu yang cukup licin dan curam membuat perjalanan lintas alam ini bergerak lambat dan agak berbahaya.

Agar dapat mencapai puncak dengan aman, para pendaki harus memperhatikan setiap langkah mereka. Bila tidak waspada, mereka bisa jatuh di tengah perjalanan tersebut. Kunci keberhasilan pendakian itu adalah konsentrasi dan kewaspadaan.

Demikianlah gambaran yang rasanya tepat untuk melukiskan perkataan Paulus tentang “perhatikanlah dengan saksama” dalam Efesus 5:15. Kita harus memperhatikan “baik-baik cara hidup [kita]” (bis). Jelaslah, dengan segala bahaya yang mungkin menghadang di tengah perjuangan kita menempuh perjalanan hidup ini, penting bagi kita untuk mengambil setiap langkah bersama Yesus dengan sikap bijaksana dan waspada. Orang bebal, menurut ayat tersebut, hidup dengan ceroboh; sedangkan orang bijak memperhatikan setiap langkahnya agar tidak tersandung atau jatuh.

Menurut Paulus, tujuan kita untuk menjadi “penurut-penurut Allah” (ay.1) akan tercapai, saat kita menjalani hidup dengan saksama dalam kasih (ay.2,15). Dengan pertolongan Roh Kudus, kita bisa menjalani hidup dengan cara yang memuliakan Allah. —JDB

Konsistensi! Betapa sangat kita perlukan
Untuk berjalan dengan hati-hati,
Hidup sesuai dengan ucapan kita,
Sampai kita bertemu dengan Kristus. —NN.

Saat kita mempercayai Allah untuk menguasai hati kita,
kita pun bisa melangkah sesuai dengan kehendak-Nya.

Tidak Ada yang Memahamiku

Posted: 01 Jun 2014 09:55 AM PDT

bangku-cadangan

Doriva Guidoni bergabung dengan klub Celta Vigo di liga Spanyol pada tahun 2000 setelah bermain bagi FC Porto di Portugal dan Sampdoria di Italia. Ia pernah menjadi bagian dari tim nasional Brasil untuk Piala Dunia 1998 di Prancis dan pada musim 2003-04 hijrah ke tim Middlesbrough di Inggris. Meski ia merupakan pemain berpengalaman yang hebat, kemampuannya tidak selalu terlihat—terutama karena beberapa pelatih memutuskan untuk tidak memainkannya! Sebagai seorang Kristen, Doriva mengerti betul apa artinya tidak bermain, sehingga ia memutuskan untuk memberi semangat kepada para pemain lain yang juga jarang bermain. Ia berkata, "Ketika aku duduk di bangku cadangan, aku dapat memahami lebih jelas dan menolong orang lain yang berada dalam keadaan serupa."

Saya yakin ada saja dari peristiwa yang telah Anda alami tahun ini yang tidak Anda mengerti. Mungkin lebih dari sekali Anda merasa kesepian dan tidak tahu alasannya. Saya yakin Anda pernah mengucapkan kalimat berikut: "Tidak ada yang memahamiku." Bahkan ketika sekarang pengalaman tersebut sudah berlalu, saya yakin Anda pernah melalui masa-masa yang buruk dan sulit. Ada kalanya kita semua mengalami hal-hal yang sama sekali tidak kita mengerti.

Penderitaan bukanlah hal yang mudah untuk kita mengerti. Namun demikian, sebagai orang Kristen, penghiburan terbesar kita adalah saat kita menyadari bahwa Allah beserta dengan kita—apapun yang telah terjadi. Kita juga tahu, seperti yang dikatakan Doriva, bahwa terkadang pengalaman kita justru memampukan kita untuk menolong orang lain dalam pergumulan mereka.

Anda mungkin berkata, "Tetapi mengapa aku harus menolong orang lain? Aku sendiri sudah cukup susah!" Memang kita semua membutuhkan pertolongan dan penghiburan bagi diri kita sendiri. Namun itu tidak berarti kita membiarkan orang lain menderita sendirian ketika kita sendiri telah mengalami sendiri peristiwa serupa. Menolong orang lain memang tidak pernah mudah, tetapi kita patut mencobanya. Segala sesuatu yang diizinkan Allah terjadi pada diri kita akan menolong kita bertumbuh dewasa, sehingga kita pun dapat menghibur dan menguatkan sesama. Segala masalah yang telah kita atasi mengajarkan kita bahwa orang lain pun perlu belajar. Janganlah kita menyia-nyiakan pelajaran yang telah kita terima. Jika saat ini Anda sedang menderita, mungkin suatu hari nanti Allah dapat memakai Anda untuk menghibur, menolong dan mengajar seseorang yang sedang mengalami hal serupa.

Kerelaan memahami adalah salah satu hal terpenting dalam suatu hubungan (baik dalam keluarga, gereja maupun persahabatan). Terkadang, untuk memahami seseorang, kita perlu mengalami terlebih dahulu pergumulan yang kini mereka alami. Apabila Anda sedang menderita, berusahalah untuk belajar sebanyak mungkin. Esok hari, seseorang mungkin membutuhkan hikmah yang Anda pelajari hari ini.


Anda hanya dapat menolong orang yang tenggelam
kalau Anda berada di dalam air bersamanya.

0 komentar:

Posting Komentar