Santapan Rohani Hari Ini: Pejalan Kaki Tercepat Dunia

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Pejalan Kaki Tercepat Dunia


Pejalan Kaki Tercepat Dunia

Posted: 20 Jun 2014 10:00 AM PDT

Sabtu, 21 Juni 2014

Pejalan Kaki Tercepat Dunia

Baca: Lukas 10:38-42

10:38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.

10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,

10:40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."

10:41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,

10:42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya. —Lukas 10:39

Pejalan Kaki Tercepat Dunia

Menurut sebuah penelitian yang mengukur laju kehidupan dari berbagai kota di 32 negara, orang yang hidupnya paling tergesa-gesa adalah yang tinggal di Singapura. Warga Singapura menempuh jarak 18 meter dalam waktu 10.55 detik. Itu lebih cepat daripada warga New York yang memerlukan waktu 12.00 detik dan 31.60 detik bagi mereka yang tinggal di kota Blantyre, di Malawi, Afrika.

Namun di mana pun kamui tinggal, penelitian tersebut menunjukkan bahwa kecepatan berjalan manusia telah mengalami peningkatan rata-rata 10 persen dalam 20 tahun terakhir. Apabila kecepatan berjalan menjadi indikasi dari laju kehidupan, maka artinya kita pasti lebih sibuk daripada waktu-waktu sebelumnya.

Apakah kamu terjebak dalam hiruk-pikuk kehidupan yang sibuk? Berdiamlah sejenak dan renungkanlah perkataan Yesus kepada Marta: “Engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya” (Luk. 10:41-42).

Perhatikan kata-kata Yesus yang lembut. Dia tidak menegur Marta karena niatnya untuk menjadi tuan rumah yang baik, melainkan hanya mengingatkan Marta pada prioritasnya. Marta telah membiarkan apa yang baik melampaui kadar yang seharusnya. Akibatnya, ia begitu sibuk sampai-sampai tidak punya waktu untuk duduk dekat kaki Yesus.

Dalam keinginan kita untuk berbuat baik bagi Tuhan, marilah kita tetap mengingat hal terpenting yang selayaknya kita perhatikan, yakni menikmati waktu bersama Juruselamat kita. —PFC

‘Ku dibimbing-Nya dengan Firman-Nya,
Dia bisik, “Kau milik-Ku!”
Suka tak terp’ri kami alami,
Di dalam taman itu. —Miles
(Pujian Bagi Sang Raja No. 979)

Kerinduan Yesus untuk bersekutu dengan kita jauh melebihi kerinduan kita bersekutu dengan-Nya.

Kelegaan Sejati

Posted: 20 Jun 2014 09:55 AM PDT

Sabtu, 21 Juni 2014

Header-TaktikJitu
Day 9
Lihat Sumber Foto

Baca: Ibrani 10:21-23

10:21 dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.

10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.

10:23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.

 

Matthias Sindelar, penyerang tengah terbaik dalam sejarah sepakbola Austria, merupakan anggota dari tim nasional Austria yang mencetak sukses besar di sepanjang dekade 1930-an dan dijuluki para pakar sebagai "Tim Ajaib". Kepiawaian Sindelar yang mempesona dalam menggiring bola sering memperdaya bek lawan dan membuatnya mencetak banyak gol. Yang sama menakjubkannya adalah loyalitas Sindelar yang teguh kepada negaranya. Ia menolak bermain untuk tim Jerman ketika tanah kelahirannya itu diduduki Jerman dan tim nasionalnya dibubarkan pada tahun 1938. Suatu pagi di musim dingin pada Januari 1939, tubuhnya ditemukan di atas tempat tidur dalam keadaan tak bernyawa lagi. Saat itu usianya 35 tahun.

Meskipun banyak orang mungkin mengagumi orang-orang seperti Sindelar, yang berani bersikap dan menolak melakukan yang salah sekalipun harus menanggung risiko besar, tidak banyak orang yang benar-benar mau mengikuti jejaknya. “Menjadi pengecut yang hidup masih lebih baik daripada menjadi pahlawan yang mati” adalah prinsip hidup kebanyakan orang. Orang sering kali tidak siap membayar harga untuk melakukan apa yang benar. Namun sejujurnya, sikap kompromi juga tidak murah. Perasaan bersalah, rasa malu, penyesalan, dan kebencian pada diri sendiri adalah emosi dahsyat yang dapat membuat seseorang tak berdaya.

Apakah Anda dibebani oleh pergulatan nurani? Datanglah kepada Yesus. Dia mengundang semua yang letih lesu dan berbeban berat, dan berkata, "Aku akan memberikan kelegaan kepadamu" (Mat.11:28). Pengampunan dan pemulihan yang sejati berawal dari Dia, Pribadi yang tidak pernah gagal.

Tiada yang lebih baik daripada nurani yang menerima kelegaan.

 

:) Trivia Piala Dunia

20. Sebutkan nama pemain yang disebut sebagai “Penganiaya Brasil” dalam pertandingan final Piala Dunia 1998 ketika Prancis menaklukkan Brasil 3-0!

21. Tim manakah yang dikenal sebagai “tim kejutan” dalam Piala Dunia 2002?

:) Tahukah Anda?

Dalam pertandingan semifinal Piala Dunia FIFA 1990 antara Italia dan Argentina, wasit Michel Vautrot lupa melihat arlojinya sehingga babak pertama dari masa perpanjangan waktu baru berakhir pada menit ke-23 dari yang seharusnya 15 menit.

Wallpaper: Janganlah Jemu Berbuat Baik

Posted: 19 Jun 2014 08:30 PM PDT

Oleh: Raymond Paul Pratama Fofid

Janganlah jemu berbuat baik

Download wallpaper ukuran: 1024×768 | 1280×800 | 1366×768

Bersyukur untuk Anugerah-Nya

Posted: 19 Jun 2014 08:30 PM PDT

Seri Kesaksian Atlet

Cyrille Domoraud
 

Terlahir di Pantai Gading, Cyrille Domoraud besar di tengah budaya perdukunan yang sangat pekat. Saat ia muda, ia sering bertanding dengan mengenakan cincin sebagai jimat keberuntungan—satu dari banyak jimat yang dimilikinya—dengan harapan bisa memberinya perlindungan bagi jiwanya dan mengusir roh-roh jahat. Namun lewat kesaksian dari saudara perempuannya, Domoraud menjadi seorang pengikut Kristus dan melepaskan diri dari masa lalunya yang penuh takhyul.

Pada saat itu karirnya di lapangan hijau sedang menanjak. Setelah bermain bagi beberapa klub di Perancis, ia kemudian menghabiskan satu musim bersama raksasa Seri A Italia, Inter Milan, sebelum bermain bagi beberapa klub lain di Perancis, Spanyol, Turki, dan akhirnya kembali ke Pantai Gading. Musim profesionalnya yang terakhir dihabiskan bersama klub Africa Sports Abidjan.

Bagi Domoraud, Piala Dunia 2006 di Jerman memberikan pengalaman yang terhebat sekaligus tantangan tersulit yang pernah dialaminya dalam karir di lapangan hijau. Sebagai seorang pemain belakang dan kapten dari tim nasional Pantai Gading, ia berhasil membawa tim yang dijuluki Les Éléphants (Para Gajah) menuju ke Piala Dunia mereka yang pertama, suatu peristiwa bersejarah yang mendorong terjadinya gencatan senjata dalam perang bersaudara yang telah berlangsung enam tahun di negaranya.

Namun, Domoraud justru tidak dimainkan dalam dua pertandingan pertama—dua kekalahan tipis dari Argentina dan Belanda—lalu harus menerima kartu merah dalam pertandingan grup mereka yang terakhir, sebuah kemenangan atas Serbia dan Montenegro.

"Benar-benar suatu pukulan telak, ketika sepertinya semua kerja kerasku tidak menghasilkan apa-apa," ujar Domoraud. Tetapi kemudian ia tersadar bahwa keberadaannya dalam kejuaraan itu sendiri adalah anugerah Allah. Sebab itu, daripada marah atau mengeluh, Domoraud lebih memilih untuk bersyukur: "Aku bahagia bisa bermain di Piala Dunia dan bersyukur pada Allah yang telah mengizinkanku mengambil bagian dalam perhelatan itu, karena Dialah yang memampukan aku untuk bermain di sana.”

Belakangan, pemain kawakan ini memberikan waktu yang lebih banyak kepada Pusat Pelatihan Cyrille Domoraud di Abidjan yang telah menghasilkan banyak pesepakbola andal. Salah satu jebolan pusat pelatihan ini adalah penyerang Wilfried Bony (Swansea City, Liga Primer Inggris). Sekalipun kejadian yang dialami Domoraud pernah membuatnya frustrasi untuk sementara waktu, namun ia akan selalu diingat oleh warga Pantai Gading sebagai bagian dari tim hebat yang pernah bertanding dalam Piala Dunia di Jerman.

"Sungguh ajaib—suatu momen luar biasa yang diberikan-Nya dalam hidupku dan karirku,” kata Domoraud mengenang ajang Piala Dunia tersebut. Baginya, itu adalah bagian dari rencana Allah membentuk dirinya.

“Aku tidak pernah membayangkan akan menjadi seorang pemain sepakbola profesional,” tuturnya. “Ini semua karena pimpinan Allah saja. Jadi daripada mempertanyakan segala hal negatif yang telah terjadi, aku mau mengucap syukur kepada Allah untuk kesempatan menjadi bagian dari Kerajaan-Nya dan bermain di Piala Dunia."

 

:) Untuk direnungkan

1. Apa yang menjadi momen paling sulit dalam hidupmu?

2. Bagaimana kamu melihat Allah membentuk hidupmu melalui pengalaman itu?

0 komentar:

Posting Komentar