Santapan Rohani Hari Ini: Hikmat Dari Atas |
Posted: 24 Jun 2014 10:00 AM PDT Rabu, 25 Juni 2014 Baca: 1 Samuel 24:1-1024:1 Daud pergi dari sana, lalu tinggal di kubu-kubu gunung di En-Gedi. Hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai. —Yakobus 3:17 Andai saja Kiera Wilmot melakukan proyek percobaannya di dalam ruang kelas sains di SMA-nya, mungkin ia akan mendapatkan nilai A. Namun ia justru dituntut karena telah menyebabkan sebuah ledakan. Meskipun ia telah berharap agar gurunya menyetujui percobaan itu, teman-teman sekelasnya berhasil membujuknya untuk melakukan percobaan tersebut di luar ruang kelas. Saat ia mencampur zat-zat kimia ke dalam sebuah botol plastik, botol itu meledak dan secara tidak sengaja ia telah membuat panik siswa-siswi yang lain. Tekanan dari sesama juga diceritakan dalam Perjanjian Lama. Ketika itu, Daud dan anak buahnya sedang bersembunyi dari Saul di dalam sebuah gua yang kemudian dimasuki oleh Saul (1Sam. 24). Para pengikut Daud menganggap bahwa Allah telah menyerahkan Saul ke dalam tangan mereka, dan mereka mendesak Daud untuk membunuhnya (ay.5, 11). Mereka berharap, jika Daud membunuh Saul, mereka tidak perlu lagi bersembunyi dan Daud dapat menjadi raja. Namun Daud menolak menyakiti Saul karena Saul adalah “orang yang diurapi Tuhan” (ay.7). Ada kalanya orang-orang di sekitar kita mungkin mendorong kita untuk berbuat sesuatu yang kelihatannya memberi kepuasan atau kemudahan kepada kita saat itu juga. Namun ada perbedaan antara hikmat duniawi dengan hikmat surgawi (1Kor. 2:6-7). Hikmat yang dari atas “adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan” (Yak. 3:17). Ketika orang lain mendesak kita untuk mengambil tindakan tertentu, kita dapat mengundang Allah untuk menuntun kita dalam memberi tanggapan yang tepat. —JBS Jadilah, Tuhan, kehendak-Mu! Orang yang sungguh-sungguh berhikmat menerima hikmatnya dari Allah. |
Posted: 24 Jun 2014 09:55 AM PDT Rabu, 25 Juni 2014 Baca: Kisah Para Rasul 26:19-2926:19 Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat. 26:20 Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu. 26:21 Karena itulah orang-orang Yahudi menangkap aku di Bait Allah, dan mencoba membunuh aku. 26:22 Tetapi oleh pertolongan Allah aku dapat hidup sampai sekarang dan memberi kesaksian kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar. Dan apa yang kuberitakan itu tidak lain dari pada yang sebelumnya telah diberitahukan oleh para nabi dan juga oleh Musa, 26:23 yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain.” 26:24 Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara keras: “Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila.” 26:25 Tetapi Paulus menjawab: “Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat! 26:26 Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatupun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil. 26:27 Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka.” 26:28 Jawab Agripa: “Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!” 26:29 Kata Paulus: “Aku mau berdoa kepada Allah, supaya segera atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini.”
Masih lekat dalam ingatan para pencinta sepakbola bagaimana pemain bertahan dari Bayern Munich, Samuel Kuffour, berkali-kali memukul tanah untuk melampiaskan rasa frustrasinya setelah timnya dikalahkan Manchester United pada final Liga Champion UEFA tahun 1999. Bayern sempat memimpin 1-0 hingga menit ke-90 ketika wasit Pierluigi Collina memberikan tanda untuk waktu tambahan 3 menit. Namun entah bagaimana, di luar dugaan United berhasil mencetak 2 gol ke gawang klub asal Jerman itu ketika waktu pertandingan tinggal bersisa beberapa detik. Kejadian itu begitu memilukan baik bagi para pemain maupun para pendukung Bayern, karena mereka sudah begitu dekat dengan kemenangan. Momen itu menyerupai pedihnya kekecewaan dari orang-orang yang kelak hanya hampir masuk ke surga pada hari penghakiman, dan ini menjadi peringatan bagi semua orang yang masih terus menolak Yesus. Apakah Anda sedang mempertimbangkan untuk mempercayai Yesus? Jangan tunda lagi. Terimalah Dia selagi masih ada kesempatan. Janganlah menjadi seperti Raja Agripa. Meskipun ia tergerak oleh tantangan Rasul Paulus tetapi akhirnya memutuskan untuk tidak mempercayai Kristus (Kis. 26:28). "Hampir" takkan menyelamatkan Anda pada hari penghakiman kelak. Lebih dari itu, Anda akan menyesal karena Anda pernah mendapat kesempatan untuk mempercayai Yesus, tetapi Anda tidak melakukannya. Ratapan dan kertakan gigi pada hari terakhir tidak akan terjadi karena Anda menyesal atas hilangnya sebuah piala kejuaraan, melainkan atas kebinasaan kekal dari jiwa Anda. “Hampir” bisa jadi adalah pengalaman yang paling mengecewakan dalam hidup.
Trivia Piala Dunia26. Dalam pertandingan yang disebut Keajaiban di Bern, tim manakah yang bertanding melawan Jerman? 27. Siapakah penerima penghargaan Bola Emas dalam Piala Dunia 2010? |
Ulasan Buku: Waktu Bersama Tuhan Posted: 23 Jun 2014 08:00 PM PDT Oleh: Juni Liem
Judul : Waktu Bersama Tuhan (Feeding Your Soul)
Topik HPdT (Hubungan Pribadi dengan Tuhan), bisa dibilang merupakan topik terpenting di dalam Kekristenan. Tidak hanya menjadi topik pembinaan dasar yang diberikan kepada mereka yang baru bertobat, masalah HPdT juga cukup sering diulang di atas mimbar pada saat ibadah minggu atau berbagai pembinaan. Jean Flemming, seorang penulis dan pembicara internasional, juga sangat concern akan hal ini. Jean berkata, "Aku ingin mereka bertemu dengan Tuhan dalam waktu teduh bersama-Nya." Kerinduan inilah yang mendorong ia untuk menulis sebuah buku yang berjudul Feeding Your Soul (Waktu Bersama Tuhan). Di dalam bukunya, Jean tidak hanya membahas apa itu waktu bersama Tuhan dan apa sih pentingnya punya waktu bersama Tuhan. Ia juga memberikan langkah-langkah praktis yang bisa dipraktikkan oleh pembacanya. Jean tidak hanya membagikan hal-hal yang “WAH” dari Waktu bersama Tuhan, tetapi juga apa yang menjadi pergumulannya dalam menjalani waktu besama Tuhan. Di akhir tiap bab, Jean memberikan beberapa pertanyaan yang dapat kita jawab secara pribadi, atau kita diskusikan bersama dengan teman-teman KomSel kita. Ini dapat sangat menolong kita untuk bisa saling mendorong memiliki waktu teduh yang berkualitas bersama Tuhan. Tidak hanya ditujukan kepada mereka yang baru mengenal apa itu saat teduh dan doa, buku ini juga sangat menyegarkan kita yang sudah bertahun-tahun mempraktikkannya. Jujur saja, bukankah sesuatu yang rutin dapat membuat kita kehilangan makna? So guys, entah kamu ingin belajar lebih banyak tentang saat teduh dan doa, atau kamu ingin kembali direfresh dalam melakukannya, buku ini akan memberi wawasan sekaligus kesegaran yang kamu butuhkan. Kiranya kerinduan Jean juga menjadi kerinduan pribadi kita, sehingga setiap kita dapat berkata,"Aku mau bertemu dengan Tuhan dalam waktu teduhku bersama-Nya." |
You are subscribed to email updates from WarungSateKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar