Santapan Rohani Hari Ini: Hari-H

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Hari-H


Hari-H

Posted: 05 Jun 2014 10:00 AM PDT

Jumat, 6 Juni 2014

Hari-H

Baca: Yosua 24:2,13-18

24:2 Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain.

24:13 Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kamu peroleh tanpa bersusah-susah dan kota-kota yang tidak kamu dirikan, tetapi kamulah yang diam di dalamnya; juga kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak kamu tanami, kamulah yang makan hasilnya.

24:14 Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.

24:15 Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"

24:16 Lalu bangsa itu menjawab: "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain!

24:17 Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui,

24:18 TUHAN menghalau semua bangsa dan orang Amori, penduduk negeri ini, dari depan kita. Kamipun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita."

Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah . . . . Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN! —Yosua 24:15

Hari-H

Baru-baru ini saya bertanya kepada kakak perempuan saya, Mary Ann, apakah ia mengingat peristiwa saat keluarga kami pindah ke rumah yang kemudian kami tempati selama bertahun-tahun. Ia menjawab, “Umurmu baru sekitar 9 bulan pada saat itu. Aku ingat Ibu dan Ayah tak tidur sepanjang malam untuk mengepak barang dalam kardus sembari mendengarkan siaran radio. Hari itu tanggal 6 Juni 1944, dan mereka sedang mendengarkan siaran langsung tentang Invasi Normandia.”

Hari ini menandai peringatan 70 tahun dari peristiwa invasi yang kemudian dikenal sebagai D-Day (Hari-H)—suatu istilah militer untuk hari dimulainya suatu operasi yang telah direncanakan. Di kemudian hari, istilah Hari-H juga diartikan sebagai momen pengambilan keputusan atau komitmen dalam kehidupan pribadi kita.

Pada satu masa dalam sejarah bangsa Israel kuno, Yosua, pemimpin mereka yang sudah tua, menantang bangsanya untuk menentukan Hari-H yang lain. Setelah bertahun-tahun berjuang untuk merebut tanah warisan yang dijanjikan Allah kepada bangsa itu, Yosua mendesak mereka untuk terus setia melayani Dia yang telah begitu setia kepada mereka (Yos. 24). “Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah,” kata Yosua. “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN” (ay.15).

Hari di saat kita memutuskan untuk mengikut Sang Juruselamat merupakan titik balik terpenting dalam hidup kita. Dan setiap hari setelah keputusan tersebut, dengan sukacita kita bisa memperbarui komitmen kita untuk setia melayani-Nya. —DCM

Tuhan, sungguh suatu kehormatan bagiku untuk taat mengikuti
panggilan-Mu setiap hari. Terima kasih karena Engkau mengasihi
dan mengampuniku. Bimbing aku dalam segala keputusanku hari ini
dan tolonglah aku agar bisa melayani-Mu dengan setia.

Keputusan terbesar dalam hidup adalah apakah kita mau mengikut atau menolak Yesus.

Sharing: Yang Terpenting dalam Hidup Ini …

Posted: 05 Jun 2014 01:00 AM PDT

hal-terpenting

Hari masih sangat pagi. Ami sebenarnya masih agak mengantuk. Tapi ini adalah hari pertamanya memulai kembali komitmen bersaat teduh seperti yang sudah disepakatinya bersama rekan-rekan satu komsel. Setelah cuci muka, gosok gigi, dan menggerak-gerakkan badan sebentar, Ami meraih Alkitab dan buku catatannya ke teras.

Jam enam kurang limabelas. Ami melirik jam tangannya begitu selesai bersaat teduh. Ia tersenyum puas. Senang sekali rasanya bisa memulai hari dengan tidak terburu-buru. Anyway, ini baru hari pertama. Berapa lama ya ia bisa mendisiplin diri seperti ini? Tuhan, tolong jaga komitmenku. Ami bangkit dan menarik napas dalam-dalam. Segarnya udara pagi mengisi paru-parunya. Tiba-tiba terdengar suara pintu pagar depan dibuka. Sesosok tubuh tegap bermandi keringat melangkah masuk. Ternyata Ami bukan orang yang bangun paling pagi hari ini.

“Wuihh, rajin banget kak Beni! Dari mana kak?”

“Biasa, dari lari pagi,” sang kakak menjawab sambil menutup pagar.

“Biasa? Emangnya kak Beni lari pagi tiap hari?” mata Ami membulat.

“Iya dong. Emang kayak kamu, bangunnya siang terus?” sang kakak tertawa geli.

“Wow, Ami baru tau kak Beni serajin itu… kok bisa sih? Ami harus belajar banyak nih!” seru Ami tak bisa menahan kekagumannya.

Well, ya harus melatih diri sampai bisa. Kalau kamu mau meraih hal-hal yang penting dalam hidup ini, kamu harus mau bayar harga,” ujar Beni sambil meraih botol minum.

“Gitu ya. Emangnya menurut kakak, apa hal terpenting yang harus dikejar dalam hidup?”

Beni tersenyum sambil meneguk air minumnya.

“Ya kesehatan. Makanya kakak olahraga teratur,” jawabnya setelah botol itu kosong.

“Selain itu, tentu saja juara pertama dalam lomba lari maraton antar provinsi bulan depan! Biar kakak bisa dapat uang untuk beli motor!” lanjut Beni sambil tertawa.

“Wow!!” Ami lagi-lagi berseru mengagumi tekad sang kakak. Menatap sosok Beni yang berjalan masuk rumah, ayat Alkitab yang tadi dibaca melintas di pikirannya.

Tetapi engkau hai manusia Allah … kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran, dan kelembutan. Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal.
(1 Timotius 6:11-12)

“Hmmm, mengapa ya kita disuruh mengejar hal-hal itu? Ada gak ya ayat yang bilang kejarlah kesehatan, prestasi, nama baik, dan uang yang banyak di dunia ini? Wah banyak nih yang bisa dibahas dalam komsel besok, hehe…” Ami meraih buku catatannya dan menulis pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepalanya. Setelah itu ia pun melangkah masuk rumah dengan penuh semangat. Tak sabar menanti waktu pertemuan komsel esok hari. Tuhan, ajar aku mengerti apa yang menurut-Mu paling penting untuk kulakukan dalam hidupku ini.

 
Ngomong-ngomong, menurutmu, apa sih hal terpenting yang harus dikejar dalam hidup? Seberapa bersemangat kamu mengejarnya selama ini?

Wallpaper: Bertandinglah dalam Pertandingan Iman yang Benar

Posted: 04 Jun 2014 09:00 PM PDT

Oleh: Kevin Immanuel

Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar

Download wallpaper ukuran: 1024×768 | 1280×800 | 1366×768

0 komentar:

Posting Komentar