Santapan Rohani Hari Ini: Diperbaiki Oleh Ahlinya |
Posted: 22 Jun 2014 10:00 AM PDT Senin, 23 Juni 2014 Baca: Kolose 3:8-173:8 Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. [Kamu] telah mengenakan manusia baru yang terusmenerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya. —Kolose 3:10 Selama berabad-abad, banyak usaha telah dilakukan untuk memperbaiki karya-karya seni agung yang telah rusak dan termakan oleh waktu. Walaupun lewat keterampilan yang mahir beberapa upaya itu telah berhasil menjaga kelestarian karya asli dari para seniman besar, di sisi lain, ada sejumlah usaha perbaikan yang justru merusak banyak karya agung, seperti yang terjadi pada patung-patung Yunani kuno dan setidaknya dua lukisan karya da Vinci. Dalam suratnya kepada umat Kristen di Kolose, Paulus menjelaskan suatu proses perbaikan yang mustahil dilakukan di tengah dunia seni. Yang dimaksud adalah perbaikan atau pemulihan terhadap umat Allah. Paulus menulis, “Kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya” (Kol. 3:9-10). Ini bukanlah suatu upaya merenovasi karya dari seorang seniman yang telah wafat, melainkan suatu pembaruan rohani oleh Allah yang hidup, yang menciptakan kita dan memberikan kita hidup baru di dalam anak- Nya, Yesus Kristus. Pengampunan-Nya mencerahkan warna pada kehidupan kita, sementara kasih karunia-Nya menegaskan kembali guratan-guratan dari maksud-Nya atas hidup kita. Kanvas kehidupan kita terletak di dalam tangan Tuhan kita yang ahli—Dialah yang mengetahui rancangan dan tujuan-Nya atas hidup kita. Serusak apa pun kita oleh dosa, sekotor apa pun masa lalu kita, selalu ada harapan untuk mengalami pembaruan dan pemulihan. Sang Seniman Ahli itu hidup dan terus berkarya di dalam diri kita. —DCM Mari puji Raja surga, Yesus adalah ahlinya pemulihan. |
Posted: 22 Jun 2014 09:55 AM PDT Senin, 23 Juni 2014 Baca: Efesus 2:1-102:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. 2:2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. 2:3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. 2:4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, 2:5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita–oleh kasih karunia kamu diselamatkan– 2:6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, 2:7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Pada tahun 1994, untuk pertama kalinya final Piala Dunia ditentukan lewat adu tendangan penalti. Baresi, kapten tim Italia, memulai dengan tendangan yang melampaui mistar gawang, disusul gagalnya tendangan Santos dari Brasil. Albertini lalu membawa Italia memimpin, tetapi Romario berhasil menyamakan kedudukan. Evani mencetak gol, dan Branco kembali menyamakan skor. Berikutnya, tendangan Massaro berhasil ditepis, tetapi Dunga sang kapten Brasil dapat membobol gawang Italia. Harapan Italia kini terletak di pundak Baggio yang mendapat giliran terakhir. Ia menendang kencang, tetapi tendangannya melambung tinggi. Brasil pun memboyong piala emas itu untuk keempat kalinya. Ada yang tidak menyukai adu penalti, karena menganggapnya seperti judi. Adu penalti tdak melibatkan kerja sama tim, dan hasilnya lebih ditentukan oleh kebetulan daripada keterampilan. Sayangnya, banyak orang mengandalkan kebetulan dalam menghadapi penghakiman Tuhan kelak, sambil berharap pada perbuatan baik yang telah mereka kumpulkan sepanjang hidup. Namun Alkitab mengingatkan bahwa kita tak dapat mengandalkan upaya kita sendiri. "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah," kata Alkitab. "Itu bukan hasil pekerjaanmu" (Ef. 2:8-9). Meski demikian, apa yang tak dapat kita lakukan itu sudah Allah lakukan untuk kita. Dia menjamin siapa saja yang datang kepada Yesus Kristus akan diampuni dan memperoleh hidup kekal bersama Dia selamanya. Adakah yang mau mengambil tendangan penalti? Dalam hal kekekalan, Anda tidak perlu mengandalkan kebetulan karena iman kepada Kristus akan memberikan kemenangan yang pasti. Kepastian membuat kita tidak perlu lagi mengandalkan kebetulan.
Trivia Piala Dunia24. Sebutkan nama anjing yang menemukan Piala Jules Rimet yang sempat dicuri sebelum berlangsungnya kejuaraan Piala Dunia 1966 di Inggris! Tahukah Anda?Kartu kuning dan kartu merah pertama kali digunakan pada tahun 1970 dalam Piala Dunia di Meksiko. |
You are subscribed to email updates from WarungSateKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar