e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Selasa, 17 Juni 2014
Ayat SH: 2 Samuel 6:1-23
Judul: Hormati Allah!
Pelanggaran terhadap kekudusan Allah dan pelecehan terhadap hadirat
Allah dipandang sebagai kejahatan serius oleh Allah. Namun
kekurangpekaan kita terhadap hadirat Allah dan kekudusan-Nya
membuat kita kurang memiliki rasa hormat kepada Allah ketika
memasuki hadirat-Nya. Pasal ini memperlihatkan bahaya kurangnya
sensitivitas terhadap hadirat dan kekudusan Allah.
Dengan dijadikannya Yerusalem sebagai pusat pemerintahan, membuat Daud
ingin menempatkan tabut Allah di kota itu sebagai lambang
kehadiran-Nya (1-3). Namun sayangnya, pemindahan tabut dilakukan
tidak sesuai dengan aturan Tuhan (bdk. Kel. 25:12-15). Tabut
dibawa dengan kereta, padahal seharusnya diusung oleh orang Lewi
dari keluarga Kehat (Bil. 4:15). Pelanggaran terjadi lagi saat
lembu-lembu yang menghela kereta itu tergelincir. Uza yang
mengkhawatirkan jatuhnya tabut, kemudian memegang tabut itu (6).
Ini mengakibatkan Tuhan marah dan menjatuhkan hukuman mati kepada
Uza (7). Terlalu berlebihankah hukuman mati itu bila dibandingkan
dengan kesalahan Uza? Daud menganggap demikian dan ini membuat dia
marah (8). Padahal tindakan menyentuh tabut merupakan hal
terlarang. Menyentuhnya berarti mati! Dalam hal ini, Uza tidak
melihat perbedaan antara tabut dan barang berharga lain. Maksud
Uza untuk mencegah terjatuhnya tabut tidak salah, tetapi tak ada
kepekaan mengenai kekudusan tabut itu. Orang Lewi saja dilarang
menyentuhnya.
Mikhal, istri Daud, juga tidak memiliki sensitivitas terhadap hadirat
Allah. Ia melecehkan suaminya yang merendahkan diri di hadirat
Allah (16, 20). Penulis 2 Samuel menyatakan bahwa Mikhal tak
memiliki anak hingga akhir hayatnya (23).
Kisah dalam pasal ini memberikan peringatan keras bagi kita. Hadirat
Allah dan kekudusan-Nya tidak bisa kita pandang remeh. Dia Allah
dan berada di hadirat-Nya mengharuskan kita untuk memiliki sikap
hormat. Dan bicara soal kekudusan-Nya, bukan bicara tentang
sesuatu yang bisa ditawar-tawar, melainkan suatu harga mati, yang
harus kita junjung tinggi.
e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2014/06/17/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?2+Samuel+6:1-23
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/2+Samuel+6:1-23
2 Samuel 6:1-23
1 Daud mengumpulkan pula semua orang pilihan di antara orang Israel,
tiga puluh ribu orang banyaknya.
2 Kemudian bersiaplah Daud, lalu berjalan dari Baale-Yehuda dengan
seluruh rakyat yang menyertainya, untuk mengangkut dari sana tabut
Allah, yang disebut dengan nama TUHAN semesta alam yang bertakhta
di atas kerubim.
3 Mereka menaikkan tabut Allah itu ke dalam kereta yang baru setelah
mengangkatnya dari rumah Abinadab yang di atas bukit. Lalu Uza dan
Ahyo, anak-anak Abinadab, mengantarkan kereta itu.
4 Uza berjalan di samping tabut Allah itu, sedang Ahyo berjalan di
depan tabut itu.
5 Daud dan seluruh kaum Israel menari-nari di hadapan TUHAN dengan
sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana,
kelentung dan ceracap.
6 Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza
mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya,
karena lembu-lembu itu tergelincir.
7 Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia
di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut
Allah itu.
8 Daud menjadi marah, karena TUHAN telah menyambar Uza demikian
hebatnya; maka tempat itu disebut orang Peres-Uza sampai sekarang.
9 Pada waktu itu Daud menjadi takut kepada TUHAN, lalu katanya:
"Bagaimana tabut TUHAN itu dapat sampai kepadaku?"
10 Sebab itu Daud tidak mau memindahkan tabut TUHAN itu ke tempatnya,
ke kota Daud, tetapi Daud menyimpang dan membawanya ke rumah
Obed-Edom, orang Gat itu.
11 Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom,
orang Gat itu, dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya.
12 Diberitahukanlah kepada raja Daud, demikian: "TUHAN memberkati
seisi rumah Obed-Edom dan segala yang ada padanya oleh karena
tabut Allah itu." Lalu Daud pergi mengangkut tabut Allah itu dari
rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita.
13 Apabila pengangkat-pengangkat tabut TUHAN itu melangkah maju enam
langkah, maka ia mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu
gemukan.
14 Dan Daud menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga; ia
berbaju efod dari kain lenan.
15 Daud dan seluruh orang Israel mengangkut tabut TUHAN itu dengan
diiringi sorak dan bunyi sangkakala.
16 Ketika tabut TUHAN itu masuk ke kota Daud, maka Mikhal, anak
perempuan Saul, menjenguk dari jendela, lalu melihat raja Daud
meloncat-loncat serta menari-nari di hadapan TUHAN. Sebab itu ia
memandang rendah Daud dalam hatinya.
17 Tabut TUHAN itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tempatnya, di
dalam kemah yang dibentangkan Daud untuk itu, kemudian Daud
mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan di hadapan
TUHAN.
18 Setelah Daud selesai mempersembahkan korban bakaran dan korban
keselamatan, diberkatinyalah bangsa itu demi nama TUHAN semesta
alam.
19 Lalu dibagikannya kepada seluruh bangsa itu, kepada seluruh
khalayak ramai Israel, baik laki-laki maupun perempuan, kepada
masing-masing seketul roti bundar, sekerat daging, dan sepotong
kue kismis. Sesudah itu pergilah seluruh bangsa itu, masing-masing
ke rumahnya.
20 Ketika Daud pulang untuk memberi salam kepada seisi rumahnya, maka
keluarlah Mikhal binti Saul mendapatkan Daud, katanya: "Betapa
raja orang Israel, yang menelanjangi dirinya pada hari ini di
depan mata budak-budak perempuan para hambanya, merasa dirinya
terhormat pada hari ini, seperti orang hina dengan tidak malu-malu
menelanjangi dirinya!"
21 Tetapi berkatalah Daud kepada Mikhal: "Di hadapan TUHAN, yang
telah memilih aku dengan menyisihkan ayahmu dan segenap
keluarganya untuk menunjuk aku menjadi raja atas umat TUHAN, yakni
atas Israel, --di hadapan TUHAN aku menari-nari,
22 bahkan aku akan menghinakan diriku lebih dari pada itu; engkau
akan memandang aku rendah, tetapi bersama-sama budak-budak
perempuan yang kaukatakan itu, bersama-sama merekalah aku mau
dihormati."
23 Mikhal binti Saul tidak mendapat anak sampai hari matinya.
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---
Anda terdaftar dalam i-kan-akar-santapan-harian sebagai [stefanus.777.renungan@blogger.com]
Untuk berhenti, silakan forward pesan ini ke leave-4901821-4407379.a48c7cdc0d4a88c1ce6ec770adb0f694@hub.xc.org
(e-SH) 17 Juni -- 2 Samuel 6:1-23 - Hormati Allah!
Labels:
0 komentar:
Posting Komentar