Santapan Rohani Hari Ini: Sauh Di Tengah Badai |
Posted: 20 May 2014 10:00 AM PDT Rabu, 21 Mei 2014 Baca: Yosua 1:1-91:1 Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian: 1:2 “Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu. 1:3 Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa. 1:4 Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu. 1:5 Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. 1:6 Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka. 1:7 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. 1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. 1:9 Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi.” TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi. —Yosua 1:9 Ketika Matt dan Jessica sedang berusaha mengarahkan kapal layarnya masuk ke dalam sebuah teluk kecil di Florida yang sedang diterjang Badai Sandy, mereka gagal dan kapal mereka kandas. Ombak besar yang terus menerjang kapal memaksa mereka untuk segera menurunkan sauhnya. Sauh itu membuat kapal tersebut dapat bertahan di tempat sampai mereka berdua dapat diselamatkan. Mereka meyakini jika sauh tidak diturunkan, mereka pasti akan kehilangan kapal mereka. Tanpa sauh, ombak-ombak yang tidak henti-hentinya bergejolak itu akan menghempaskan kapal mereka sampai ke pantai. Kita juga memerlukan sauh yang dapat menjaga kita tetap kokoh dalam kehidupan iman kita. Ketika Allah memanggil Yosua untuk memimpin umat-Nya setelah Musa wafat, Dia memberinya sauh berupa janji-Nya yang dapat selalu diandalkan Yosua di saat-saat sulit. Tuhan berfirman kepada Yosua, "Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. . . . TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi" (Yos. 1:5,9). Allah juga memberi Yosua dan umat-Nya "kitab Taurat" untuk direnungkan dan diterapkan sehari-hari (ay.7-8). Kitab tersebut, dan penyertaan Allah, merupakan sauh yang dapat diandalkan bangsa Israel ketika harus menghadapi banyak tantangan di hadapan mereka. Ketika kita tengah mengalami penderitaan atau ketika keraguan-keraguan mulai mengancam keteguhan iman kita, apakah yang menjadi sauh bagi kita? Kita dapat memulai dari Yosua 1:5. Iman kita mungkin lemah, tetapi jika iman itu disandarkan pada janji Allah dan penyertaan-Nya, Dia akan menjaga kita tetap aman. —AMC Kita punya sebuah sauh yang menjaga jiwa kita Kekuatan sauh iman kita akan diuji ketika biduk hidup kita diterjang badai. |
You are subscribed to email updates from WarungSateKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar