Santapan Rohani Hari Ini: Perkataan Yang Dilakukan |
Posted: 11 May 2014 10:00 AM PDT Senin, 12 Mei 2014 Baca: Ulangan 4:1-94:1 “Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu. 4:2 Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu. 4:3 Matamu sendiri telah melihat apa yang diperbuat TUHAN mengenai Baal-Peor, sebab TUHAN, Allahmu, telah memunahkan dari tengah-tengahmu semua orang yang mengikuti Baal-Peor, 4:4 sedangkan kamu sekalian yang berpaut pada TUHAN, Allahmu, masih hidup pada hari ini. 4:5 Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh TUHAN, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya. 4:6 Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi. 4:7 Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya? 4:8 Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kubentangkan kepadamu pada hari ini? 4:9 Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu, Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu . . . supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri. —Ulangan 4:5 Selama bertahun-tahun, saya menyimpan sebuah map berkas yang diberi label "Ceramah". Map tersebut telah menjadi tebal dan penuh dengan beragam artikel, kutipan, dan ilustrasi yang mungkin berguna bagi ceramah saya. Baru-baru ini saya menelusuri map itu kembali untuk membuang hal-hal yang sudah ketinggalan zaman. Saya mengalami kesulitan untuk membuang kebanyakan materi tersebut, bukan karena saya belum pernah menggunakannya dalam sebuah ceramah tetapi karena saya belum menerapkannya dalam hidup saya sendiri. Saya menutup map tersebut dan berpikir, "Perkataan-perkataan itu bukan untuk diucapkan saja, tetapi harus dilakukan." Setelah 40 tahun di padang gurun, Musa berbicara kepada bangsa Israel yang sedang bersiap-siap untuk memasuki Tanah Perjanjian: "Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu" (Ul. 4:1). Musa terus-menerus mengingatkan bangsa itu untuk taat melakukan perintah Allah (ay.1,2,5,6,9). Ia mengucapkannya dengan jelas, "Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu . . . supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri" (ay.5). Lebih mudah mengucapkan niat untuk melakukan sesuatu daripada benar-benar melakukannya. Lebih mudah berbicara tentang kebenaran yang sebenarnya tidak kita terapkan sendiri. Mungkin saja kita lebih banyak berbicara daripada berbuat, karena kita lupa bahwa seluruh perintah Allah itu keluar dari hati-Nya yang mengasihi kita. —DCM Tolong kami, Tuhan, untuk tidak hanya menjadi pendengar firman, Perbuatan kita harus sebanding dengan perkataan kita. |
Posted: 09 May 2014 04:00 AM PDT Oleh: January Lim Hari Ibu mengingatkan kita untuk menghargai dan merayakan peran seorang ibu. Perannya di tengah keluarga, juga di tengah lingkungan sekitarnya. Bagiku pribadi, Ibu adalah orang yang dipakai Tuhan membentuk hidupku. Ia adalah seorang perempuan yang rela kehilangan nyawa demi melahirkanku ke dalam dunia. Ia adalah seorang pribadi yang kukagumi dan kuhormati. Tuhan sendiri memberi kita perintah untuk menghormati ayah dan ibu kita (lihat Matius 15:4). Merekalah yang dipilih Tuhan untuk menghadirkan kita di dunia dan membawa kita bertumbuh mengenal-Nya. Beberapa sosok ibu luar biasa juga dicatat dalam Alkitab. Maria, misalnya. Ketika diberi tugas untuk mengandung anak dari Roh Kudus, ia masih perawan. Menjadi seorang ibu mungkin membuatnya harus menerima celaan banyak orang. Tapi, ia rela menjalaninya karena ia memercayai firman Tuhan sepenuhnya (lihat Lukas 1:38). Aku pikir setiap ibu adalah anugerah Tuhan yang istimewa. Sebagai seorang anak, kita seharusnya bersyukur atas ibu kita, dan bukan malah melukai hatinya. Di hari istimewa ini, yuk kita ambil waktu untuk menunjukkan rasa terima kasih kepada ibu kita, atau meminta maaf jika kita pernah membuat hatinya terluka. "Ma, aku bersyukur pada Tuhan atas perjuanganmu yang luar biasa untuk melahirkan dan membesarkan aku. Maafkan aku jika pernah melukai hatimu. Love you, Mom." |
You are subscribed to email updates from WarungSateKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar