Santapan Rohani Hari Ini: Lebih Dari Selayaknya |
Posted: 22 May 2014 10:00 AM PDT Jumat, 23 Mei 2014 Baca: Mazmur 103:6-18103:6 TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas. 103:7 Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel. 103:8 TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. 103:9 Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. 103:10 Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, 103:11 tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; 103:12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. 103:13 Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. 103:14 Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu. 103:15 Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; 103:16 apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi. 103:17 Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu, 103:18 bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan titah-Nya. Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita. —Mazmur 103:10 Terkadang saat orang menanyakan kabar, saya akan menjawab, "Baik, lebih dari yang selayaknya saya terima." Saya ingat seseorang yang bermaksud baik membalas saya, "Tidak, Joe, kau layak mendapatkannya," lalu saya menjawabnya kembali, "Sebenarnya tidak." Saya bermaksud mengatakan bahwa yang benar-benar selayaknya saya terima adalah penghukuman Allah. Kita dengan mudah melupakan betapa berdosanya seluruh diri kita. Sikap kita yang memandang diri lebih tinggi daripada yang seharusnya dapat mengurangi kesadaran akan besarnya utang budi kita kepada Allah atas anugerah-Nya. Jika demikian, kita telah merendahkan nilai pengorbanan yang telah diberikan-Nya demi menyelamatkan kita. Kini saatnya menyadari kembali keadaan kita! Pemazmur mengingatkan kita tentang Allah dengan menyatakan, "Tidak dilakukan- Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita" (Mzm. 103:10). Ketika mengingat siapa diri kita di hadapan Allah yang adil dan suci, maka satu-satunya hal yang layak kita terima adalah neraka. Surga sama sekali tidak mungkin kita raih—kecuali oleh anugerah pengorbanan Kristus di kayu salib. Jika Allah hanya menebus kita dan tak melakukan apa pun lagi, itupun sudah lebih dari yang selayaknya kita dapatkan. Tak heran pemazmur pun berkata, "Setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia" (ay.11). Setelah menyadari diri kita yang sebenarnya, pantaslah kita berseru, "Sangat besar anugerah-Nya, pembaru hidupku!" Allah telah memberi kita jauh lebih banyak dari yang selayaknya kita terima. —JMS Ya Tuhan, terima kasih karena Engkau tidak menghukumku Jika Allah hanya menebus kita dan tak melakukan apa pun lagi, itupun sudah lebih dari yang selayaknya kita dapatkan. |
You are subscribed to email updates from WarungSateKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar