Santapan Rohani Hari Ini: Kelupaan Yang Baik |
Posted: 26 May 2014 10:00 AM PDT Selasa, 27 Mei 2014 Baca: Yohanes 10:1-1010:1 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; 10:2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. 10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. 10:4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. 10:5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.” 10:6 Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. 10:7 Maka kata Yesus sekali lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. 10:8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. 10:9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. 10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat. —Yohanes 10:9 Kantor saya terletak di lantai bawah, tetapi saya sering bolak-balik ke lantai atas ke sejumlah kamar di rumah saya untuk satu atau beberapa keperluan. Masalahnya, ketika sampai di lantai atas, saya sering kali lupa akan apa yang hendak saya lakukan. Seorang peneliti bernama Gabriel Radvansky menemukan satu penjelasan tentang fenomena itu. Ia mengemukakan pendapat bahwa sebuah pintu berfungsi sebagai suatu "pembatas antarperistiwa". Setelah melakukan 3 eksperimen yang berbeda, Gabriel mengajukan teori bahwa sebuah pintu memberikan sinyal pada otak bahwa informasi yang terdapat dalam memori boleh disimpan. Akan tetapi alangkah frustrasinya saya ketika harus berdiri terpaku dan berusaha mengingat-ingat tujuan saya naik ke lantai atas. Meskipun demikian, kelupaan juga dapat menjadi suatu hal yang baik. Ketika saya menutup pintu kamar tidur kami di malam hari dan bersiap untuk tidur, alangkah indahnya karena saya dapat melupakan segala masalah yang ada di sepanjang hari itu. Ketika memikirkan perkataan Yesus yang menyebut diri-Nya sebagai "pintu" (Yoh. 10:7-9), saya kembali memperoleh penghayatan baru untuk metafora ini. Saat masuk ke dalam kandang, kawanan domba itu masuk ke dalam suatu tempat aman yang terlindung dari para pencuri dan pemangsa. Begitu pula bagi orang percaya, Sang Gembala yang Baik menjadi pintu antara kita dengan musuh. Ketika kita masuk ke dalam pemeliharaan-Nya, kita dapat "melupakan" segala bahaya dan ancaman. Kita dapat menikmati berkat kelupaan yang diberikan Allah dan mempercayakan diri dalam perlindungan Sang Gembala yang Baik. —JAL Terima kasih, Bapa, untuk kedamaian hati yang kami alami Yesus adalah pintu yang menjaga kita dari segala bahaya di luar sana. |
You are subscribed to email updates from WarungSateKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar