Santapan Rohani Hari Ini: Banyak Penasihat |
Posted: 15 May 2014 10:00 AM PDT Jumat, 16 Mei 2014 Baca: Amsal 15:16-2315:16 Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan. 15:17 Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian. 15:18 Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan. 15:19 Jalan si pemalas seperti pagar duri, tetapi jalan orang jujur adalah rata. 15:20 Anak yang bijak menggembirakan ayahnya, tetapi orang yang bebal menghina ibunya. 15:21 Kebodohan adalah kesukaan bagi yang tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai berjalan lurus. 15:22 Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak. 15:23 Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya! Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak. —Amsal 15:22 Thomas à Kempis, seorang teolog dari abad ke-15, berkata, "Adakah seseorang yang begitu bijak sehingga ia memiliki pengetahuan yang sempurna akan segala sesuatu? Oleh karena itu, janganlah terlalu bergantung pada pendapatmu sendiri, tetapi hendaklah kamu mau juga mendengar pendapat orang lain. Walaupun pendapatmu itu mungkin baik, tetapi apabila demi kasih Allah kamu melepaskan pendapatmu itu dan mengikuti nasihat orang lain, kamu pun akan lebih beruntung." Thomas menyadari pentingnya meminta nasihat dari orang-orang yang dapat dipercaya dalam perencanaan hidup kita. Untuk mengetahui jalan yang dikehendaki Allah bagi hidup ini, seorang yang bijak perlu membuka dirinya untuk memperhatikan sejumlah nasihat yang akan dipakai Allah untuk membimbingnya lewat hikmat-Nya. Ketika seseorang meminta nasihat yang bijak dari orang lain, ia sedang menunjukkan kesadaran bahwa mungkin saja ia telah melewatkan beberapa faktor penting yang perlu baginya untuk mengambil keputusan. Salomo, pribadi yang paling bijak di Israel, menulis tentang arti penting dari meminta nasihat dari orang lain: "Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak" (Ams. 15:22). Tuhan adalah Penasihat Ajaib (Yes. 9:5), dan Dia rindu melindungi kita melalui kehadiran para penasihat yang bijak. Mintalah nasihat dari mereka dan bersyukurlah kepada Allah karena keberadaan mereka. Perkenankan mereka menolongmu untuk melihat rancangan-Nya bagi hidupmu dengan lebih jernih. —MLW Ajaib, sungguh ajaib, Yesus itu bagiku, Dengan meminta nasihat yang bijaksana, semakin besar kemungkinanmu mengambil keputusan yang tepat. |
Cerita tentang Nenek Moyang Kita Posted: 15 May 2014 01:00 AM PDT Oleh: Evan Septian Handra Matahari bersinar terang, Sang Pencipta yang Benderang, Adam dan Hawa namanya, Terhasut oleh ular penggoda, Citra Tuhan dalam manusia pun pupus, Tetapi Tuhan tetap sayang mereka, |
Posted: 14 May 2014 11:00 PM PDT Oleh: Kristyanto Utomo Pernahkah kita berpikir, "Kok enak banget ya hidup orang itu? Hidupnya cuma foya-foya, dugem, main cewek… sedangkan aku yang berusaha hidup kudus dan dekat dengan Tuhan tidak bisa merasakan nikmatnya dunia. Aku malah terkekang dengan banyaknya peraturan. Sepertinya sia-sia saja aku hidup menjaga kekudusan". Mungkin banyak dari kita, anak-anak Tuhan merasa iri dengan teman-teman kita yang bisa melakukan apa saja yang mereka sukai. Rasanya, hidup dalam kedagingan itu lebih enak daripada hidup menurut roh. Pemikiran semacam ini kemudian membuat sebagian anak Tuhan mulai meninggalkan persekutuan dengan Tuhan. Tapi, kesenangan macam apa yang sebenarnya bisa diperoleh dari hidup yang demikian? Bukankah kesenangan yang sementara saja? Bahkan, kita akan diperbudak oleh keinginan daging kita dan kehilangan kesempatan untuk menikmati hal-hal yang jauh lebih indah dan mulia yang disediakan Tuhan. Teman, ingatlah bahwa kehidupan kita tidak hanya berhenti di Bumi. Masih ada kehidupan yang jauh lebih panjang daripada hidup yang sekarang, entah itu di Surga atau di Neraka. Orang yang hidup dalam kedagingan, kelihatannya bersenang-senang di Bumi, tetapi pada akhirnya mereka tidak dapat menikmati sukacita terbesar dalam kerajaan Allah (Galatia 5:19-21). Sebaliknya, ketika kita memberi diri dipimpin oleh Roh, kita sesungguhnya sedang mengarahkan pandangan kita pada kesenangan yang jauh lebih besar dan dapat dinikmati selama-lamanya. Dalam kenyataannya, menjalankan komitmen untuk mengikuti pimpinan roh di dalam dunia ini tidaklah mudah. Apalagi ketika semua orang di sekitar kita tampaknya asyik-asyik saja hidup sesuka hati. Orang seperti Rasul Paulus pun bergumul hebat. Ia tahu bahwa peraturan Tuhan itu lebih baik, tapi seringkali keinginan dagingnya terlampau kuat (lihat Roma 7:22-25). Betapa kita tidak dapat mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi harus terus bergantung kepada anugerah Tuhan di dalam Yesus Kristus. Maukah kita berkomitmen untuk hidup menurut tuntunan Roh? Kita mungkin akan jatuh bangun dalam prosesnya. Namun, yakinlah tidak ada yang sia-sia ketika kita mau mengikuti jalan Tuhan. Dia akan menyediakan kekuatan yang kita perlukan untuk bangkit kembali. Dan, di dalam anugerah-Nya, kita akan menikmati hal-hal yang jauh lebih indah dan mulia dibanding kesenangan sementara yang ditawarkan dunia ini. |
You are subscribed to email updates from WarungSateKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar