Santapan Rohani Hari Ini: Soraklah Haleluya!

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Soraklah Haleluya!


Soraklah Haleluya!

Posted: 22 Apr 2014 10:00 AM PDT

Rabu, 23 April 2014

Soraklah Haleluya!

Baca: 1 Korintus 15:50-58

15:50 Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.

15:51 Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,

15:52 dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.

15:53 Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.

15:54 Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: “Maut telah ditelan dalam kemenangan.

15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?”

15:56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.

15:57 Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

15:58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Hai maut, di manakah sengatmu? —1 Korintus 15:55

Soraklah Haleluya!

Beberapa hari lalu, di arena olahraga dalam kompleks kami, saya memperhatikan sahabat karib saya, Bob, sedang mengayuh sepeda dengan bersemangat sambil terus menatap alat monitor tekanan darah yang dipasang pada jarinya.

"Apa yang sedang kau lakukan?" tanyaku.

"Memperhatikan apakah aku masih hidup," gerutunya.

"Lalu apa yang akan kaulakukan jika kau melihat dirimu ternyata meninggal?" balasku.

"Bersorak haleluya!" jawabnya dengan tersenyum lebar.

Selama bertahun-tahun saya telah menyaksikan kekuatan batin yang dahsyat dalam diri Bob: suatu ketahanan yang penuh kesabaran di saat menghadapi ketidaknyamanan dan kemunduran fisik, serta iman dan pengharapan yang bertumbuh menjelang masa senja hidupnya. Jelaslah bahwa ia telah menemukan bukan saja pengharapan, tetapi maut juga telah kehilangan daya untuk menakut-nakutinya.

Siapakah yang dapat menemukan kedamaian dan pengharapan— dan bahkan sukacita—menjelang kematiannya? Hanya mereka yang dipersatukan dengan Allah pemilik kekekalan oleh iman dan yang mengetahui bahwa mereka memiliki kehidupan kekal (1Kor. 15:52,54). Bagi mereka yang memiliki jaminan itu, seperti teman saya Bob, maut telah kehilangan sengatnya. Mereka dapat berbicara dengan sukacita luar biasa tentang kepastian akan bertatap muka dengan Kristus!

Mengapa harus takut pada kematian? Mengapa tidak bersukacita saja? Hal itu akan seperti yang ditulis oleh penyair John Donne (1572-1631), "Menutup mata sesaat, lalu terbangun dalam kekekalan." —DHR

Di balik malam terbitlah fajar,
Bersama Yesus kita senang.
Jerih dunia telah berakhir
Di balik malam sorga terang. —Brock
(Pelengkap Kidung Jemaat, No. 284)

Bagi orang Kristen, kematian adalah bayangan terakhir dari kegelapan duniawi sebelum terbitnya fajar surgawi.

0 komentar:

Posting Komentar