Santapan Rohani Hari Ini: Memandang Dari Awan-Awan

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Memandang Dari Awan-Awan


Memandang Dari Awan-Awan

Posted: 16 Mar 2014 10:00 AM PDT

Senin, 17 Maret 2014

Memandang Dari Awan-Awan

Baca: Ayub 3:3-5; 42:5-6

3:3 “Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan malam yang mengatakan: Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan.

3:4 Biarlah hari itu menjadi kegelapan, janganlah kiranya Allah yang di atas menghiraukannya, dan janganlah cahaya terang menyinarinya.

3:5 Biarlah kegelapan dan kekelaman menuntut hari itu, awan-gemawan menudunginya, dan gerhana matahari mengejutkannya.

42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.

42:6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.”

Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. —Ayub 42:5

Memandang Dari Awan-Awan

Pada tahun 1927, film bisu Wings (Sayap), yang mengisahkan dua penerbang asal Amerika dalam Perang Dunia I, memenangi Academy Award yang pertama dalam kategori Film Terbaik. Proses pembuatan film itu sempat terhenti beberapa hari. Para produser yang frustrasi menanyakan alasan penghentian itu kepada sang sutradara. Jawabnya: "Yang kita lihat sekarang hanyalah hamparan langit biru. Perang di udara tidak akan terlihat jelas tanpa adanya awan. Awan akan memberikan sudut pandang yang jelas." Sang sutradara benar. Ketika adegan pertempuran udara itu dilatarbelakangi oleh awan-awan, barulah penonton bisa menyaksikan apa yang sesungguhnya terjadi.

Mungkin kita lebih sering mengharapkan langit biru daripada awan badai. Padahal langit berawan dapat mengungkapkan kasih setia Allah. Saat kita melihat awan-awan itu, kita dapat melihat dengan jelas kesetiaan Allah kepada kita di tengah beragam pencobaan yang kita hadapi.

Di awal penderitaannya yang besar, Ayub meratap: "Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku . . . . awan-gemawan menudunginya" (Ayb. 3:3-5). Keputusasaannya terus berlanjut untuk suatu masa yang panjang, hingga kemudian Allah berbicara. Saat itulah Ayub berseru, "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau" (42:5). Ayub telah berjumpa dengan Sang Pencipta yang Mahakuasa, dan perjumpaan itu mengubah pandangannya terhadap maksud-maksud Allah.

Apakah awan kesulitan sedang menghiasi langit hidupmu hari ini? Bisa jadi Allah akan memakai awan-awan itu untuk menolongmu melihat kasih setia-Nya dengan jelas. —HDF

Allah, beri kami sayap untuk terbang tinggi
Mengatasi awan ujian yang menghalangi mentari,
Melayang tinggi di angkasa kelabu
Dan melihat kasih dan kebaikan Putra-Mu. —Sper

Sering kali di balik awan dukacita tersingkap sinar wajah Allah yang cemerlang. —Jasper

0 komentar:

Posting Komentar