Santapan Rohani Hari Ini: Tidak Sekadar Bertahan |
Posted: 12 Jan 2014 09:00 AM PST Senin, 13 Januari 2014 Baca: 1 Tesalonika 2:17-3:72:17 Tetapi kami, saudara-saudara, yang seketika terpisah dari kamu, jauh di mata, tetapi tidak jauh di hati, sungguh-sungguh, dengan rindu yang besar, telah berusaha untuk datang menjenguk kamu. 2:18 Sebab kami telah berniat untuk datang kepada kamu–aku, Paulus, malahan lebih dari sekali–,tetapi Iblis telah mencegah kami. 2:19 Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu? 2:20 Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami. 3:1 Kami tidak dapat tahan lagi, karena itu kami mengambil keputusan untuk tinggal seorang diri di Atena. 3:2 Lalu kami mengirim Timotius, saudara yang bekerja dengan kami untuk Allah dalam pemberitaan Injil Kristus, untuk menguatkan hatimu dan menasihatkan kamu tentang imanmu, 3:3 supaya jangan ada orang yang goyang imannya karena kesusahan-kesusahan ini. Kamu sendiri tahu, bahwa kita ditentukan untuk itu. 3:4 Sebab, juga waktu kami bersama-sama dengan kamu, telah kami katakan kepada kamu, bahwa kita akan mengalami kesusahan. Dan hal itu, seperti kamu tahu, telah terjadi. 3:5 Itulah sebabnya, maka aku, karena tidak dapat tahan lagi, telah mengirim dia, supaya aku tahu tentang imanmu, karena aku kuatir kalau-kalau kamu telah dicobai oleh si penggoda dan kalau-kalau usaha kami menjadi sia-sia. 3:6 Tetapi sekarang, setelah Timotius datang kembali dari kamu dan membawa kabar yang menggembirakan tentang imanmu dan kasihmu, dan bahwa kamu selalu menaruh kenang-kenangan yang baik akan kami dan ingin untuk berjumpa dengan kami, seperti kami juga ingin untuk berjumpa dengan kamu, 3:7 maka kami juga, saudara-saudara, dalam segala kesesakan dan kesukaran kami menjadi terhibur oleh kamu dan oleh imanmu. Timotius datang kembali dari kamu dan membawa kabar yang menggembirakan tentang imanmu dan kasihmu. —1 Tesalonika 3:6
Pada bulan April 1937, serbuan pasukan Mussolini memaksa semua misionaris yang melayani di daerah Wallamo untuk meninggalkan Ethiopia. Hanya ada 48 orang Kristen baru yang tertinggal di sana, dan mereka hanya memiliki Injil Markus untuk mendukung pertumbuhan iman mereka. Lebih dari itu, hanya sedikit di antara mereka yang dapat membaca. Akan tetapi, ketika para misionaris kembali ke Ethiopia 4 tahun kemudian, gereja itu tidak sekadar bertahan, tetapi jumlah jemaatnya telah mencapai 10.000 orang! Ketika Rasul Paulus didesak untuk meninggalkan Tesalonika (lih. Kis. 17:1-10), ia rindu untuk mengetahui kelangsungan hidup dari sekumpulan kecil jemaat Kristen yang ia tinggalkan (1Tes. 2:17). Ketika Timotius mengunjungi jemaat di Tesalonika itu di kemudian hari, ia memberikan kabar kepada Paulus di Athena tentang iman dan kasih yang dimiliki orang-orang percaya di Tesalonika (1Tes. 3:6). Jemaat itu telah menjadi teladan bagi orang-orang percaya di daerah sekitar Makedonia dan Akhaya (1Tes. 1:8). Paulus tidak pernah menuntut pujian atas perkembangan apa pun yang dialami dalam pelayanannya. Ia juga tidak melihat perkembangan itu sebagai jasa siapa pun. Sebaliknya, ia menyatakan pujiannya kepada Allah. Ia menulis, “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan” (1Kor. 3:6). Situasi-situasi sulit mungkin saja menghalangi niat baik kita dan menyebabkan para sahabat terpisah untuk sementara waktu. Namun Allah tetap menumbuhkan gereja-Nya di tengah setiap kesulitan. Kita hanya perlu setia dan menyerahkan hasilnya kepada Dia. —CPH Tuhan, kami begitu mudah merasa takut ketika menghadapi Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. —Yesus (Matius 16:18) |
You are subscribed to email updates from WarungSateKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar