e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Rabu, 31 Desember 2025
Bacaan : RUT 1:1-18
Setahun: Wahyu 20-22
Nats: Tetapi, Rut berkata, "Jangan desak aku meninggalkan engkau untuk pulang dan tidak mengikutimu. Ke mana pun engkau pergi, ke situ aku pergi. Di mana pun engkau bermalam, di situ aku bermalam. Bangsamulah bangsaku dan Allahmu Allahku. (Rut 1:16)
Renungan:
TUHAN YANG SETIA
Demi mempertahankan hidup, mengungsi ke Moab mungkin akan memberi kehidupan yang lebih baik bagi keluarga Naomi. Awalnya, semua berjalan baik. Satu putranya menikahi Rut, dan yang lain menikahi Orpa. Tapi tak berapa lama, peristiwa pahit kembali terjadi. Suami dan kedua putra Naomi mati. Dalam kepedihan Naomi memutuskan pulang ke Betlehem. Ia menasihati kedua menantunya yang ingin mengikutinya dengan berkata, "Janganlah demikian, Anak-anakku, hidupku jauh lebih pahit daripada hidupmu, sebab terhadap akulah tangan Tuhan dilayangkan."
Naomi menyalahkan diri sendiri atas semua peristiwa pahit yang terjadi. Tidak ada yang tersisa, perjalanan pulang pun dilihatnya begitu gelap. Namun, di luar kesadarannya Tuhan tidak meninggalkannya. Sekalipun Naomi menyesali keputusannya yang salah, tetapi Tuhan tidak pernah menyalahkannya. Justru menjalani hidup di tempat yang dianggap Naomi salah itulah Tuhan menghadirkan Rut dalam kehidupannya. Seorang menantu yang setia menemani dan merawat Naomi dalam situasi yang paling sulit.
Kisah Naomi mengajarkan kepada kita tentang kesetiaan dan kehadiran Tuhan kepada orang-orang yang merasa pahit hidupnya. Seperti Naomi, mungkin kita menyalahkan diri atas semua yang terjadi, tetapi Tuhan menyatakan kehadiran-Nya untuk membangkitkan semangat kita. Tuhan hadir menemani Naomi melalui diri Rut yang setia, Tuhan juga hadir melalui orang-orang yang mendukung kita. Keputusan kita di masa lalu mungkin membawa kita pada peristiwa yang pahit, tetapi di tempat itulah kita mengalami kesetiaan dan kehadiran Tuhan. --SYS/www.renunganharian.net
DALAM KEPUTUSASAAN DAN DALAM SITUASI PALING PAHIT SEKALIPUN, TUHAN TIDAK PERNAH SEDETIK PUN MENINGGALKAN KITA.
e-RH situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: https://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2025/12/31/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?RUT+1:1-18
RUT 1:1-18
1 Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
2 Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana.
3 Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua anaknya.
4 Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya.
5 Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya.
6 Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka.
7 Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda,
8 berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku;
9 kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya." Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis dengan suara keras
10 dan berkata kepadanya: "Tidak, kami ikut dengan engkau pulang kepada bangsamu."
11 Tetapi Naomi berkata: "Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti?
12 Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki,
13 masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?"
14 Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.
15 Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu."
16 Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;
17 di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"
18 Ketika Naomi melihat, bahwa Rut berkeras untuk ikut bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya.
Bacaan Alkitab Setahun: https://alkitab.sabda.org/?Wahyu+20-22
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Wahyu+20-22
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Dilarang memperbanyak isi Renungan Harian® tanpa izin tertulis dari penerbit.
Renungan Harian® milik Yayasan Pelayanan Gloria -- Copyright © 2025 Yayasan Pelayanan Gloria.
- - -
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Pelayanan Gloria.
BCA Rekening No. 456 500 8880 a.n. YAYASAN PELAYANAN GLORIA
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Rabu, 31 Desember 2025
Bacaan : RUT 1:1-18
Setahun: Wahyu 20-22
Nats: Tetapi, Rut berkata, "Jangan desak aku meninggalkan engkau untuk pulang dan tidak mengikutimu. Ke mana pun engkau pergi, ke situ aku pergi. Di mana pun engkau bermalam, di situ aku bermalam. Bangsamulah bangsaku dan Allahmu Allahku. (Rut 1:16)
Renungan:
TUHAN YANG SETIA
Demi mempertahankan hidup, mengungsi ke Moab mungkin akan memberi kehidupan yang lebih baik bagi keluarga Naomi. Awalnya, semua berjalan baik. Satu putranya menikahi Rut, dan yang lain menikahi Orpa. Tapi tak berapa lama, peristiwa pahit kembali terjadi. Suami dan kedua putra Naomi mati. Dalam kepedihan Naomi memutuskan pulang ke Betlehem. Ia menasihati kedua menantunya yang ingin mengikutinya dengan berkata, "Janganlah demikian, Anak-anakku, hidupku jauh lebih pahit daripada hidupmu, sebab terhadap akulah tangan Tuhan dilayangkan."
Naomi menyalahkan diri sendiri atas semua peristiwa pahit yang terjadi. Tidak ada yang tersisa, perjalanan pulang pun dilihatnya begitu gelap. Namun, di luar kesadarannya Tuhan tidak meninggalkannya. Sekalipun Naomi menyesali keputusannya yang salah, tetapi Tuhan tidak pernah menyalahkannya. Justru menjalani hidup di tempat yang dianggap Naomi salah itulah Tuhan menghadirkan Rut dalam kehidupannya. Seorang menantu yang setia menemani dan merawat Naomi dalam situasi yang paling sulit.
Kisah Naomi mengajarkan kepada kita tentang kesetiaan dan kehadiran Tuhan kepada orang-orang yang merasa pahit hidupnya. Seperti Naomi, mungkin kita menyalahkan diri atas semua yang terjadi, tetapi Tuhan menyatakan kehadiran-Nya untuk membangkitkan semangat kita. Tuhan hadir menemani Naomi melalui diri Rut yang setia, Tuhan juga hadir melalui orang-orang yang mendukung kita. Keputusan kita di masa lalu mungkin membawa kita pada peristiwa yang pahit, tetapi di tempat itulah kita mengalami kesetiaan dan kehadiran Tuhan. --SYS/www.renunganharian.net
DALAM KEPUTUSASAAN DAN DALAM SITUASI PALING PAHIT SEKALIPUN, TUHAN TIDAK PERNAH SEDETIK PUN MENINGGALKAN KITA.
e-RH situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: https://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2025/12/31/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?RUT+1:1-18
RUT 1:1-18
1 Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
2 Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana.
3 Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua anaknya.
4 Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya.
5 Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya.
6 Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka.
7 Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda,
8 berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku;
9 kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya." Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis dengan suara keras
10 dan berkata kepadanya: "Tidak, kami ikut dengan engkau pulang kepada bangsamu."
11 Tetapi Naomi berkata: "Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti?
12 Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki,
13 masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?"
14 Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.
15 Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu."
16 Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;
17 di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"
18 Ketika Naomi melihat, bahwa Rut berkeras untuk ikut bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya.
Bacaan Alkitab Setahun: https://alkitab.sabda.org/?Wahyu+20-22
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Wahyu+20-22
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Dilarang memperbanyak isi Renungan Harian® tanpa izin tertulis dari penerbit.
Renungan Harian® milik Yayasan Pelayanan Gloria -- Copyright © 2025 Yayasan Pelayanan Gloria.
- - -
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Pelayanan Gloria.
BCA Rekening No. 456 500 8880 a.n. YAYASAN PELAYANAN GLORIA
0 komentar:
Posting Komentar