(e-SH) 27 Oktober -- Roma 1:18-32 - Hidup dalam Kecemaran

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Minggu, 27 Oktober 2024
Ayat SH: Roma 1:18-32

Judul: Hidup dalam Kecemaran

Manusia sering mengabaikan persoalan kekekalan dan terjebak dalam hawa nafsu yang mematikan. Nafsu membutakan mata, sehingga manusia gagal melihat Allah dan tuntutan hukum-Nya. Dalam keadaan demikian, manusia menghidupi dan bahkan membenarkan dosa.

Paulus mengungkapkan bahwa manusia layak menerima penghukuman dari Allah akibat segala kefasikan dan kelalimannya (18). Meskipun pengetahuan tentang Allah telah dinyatakan kepada mereka (19-20), bahkan sekalipun mereka mengenal Allah, manusia tak kunjung memuliakan Dia sebagai Allah dan mengucap syukur kepada-Nya (21).

Manusia hidup dalam kecemaran (24), sehingga Allah membiarkan mereka hidup dalam hawa nafsu mereka yang memalukan (26-31). Adanya tuntutan-tuntutan hukum Allah, yang menyatakan bahwa hukuman mati menjadi upah dari setiap kecemaran yang dilakukan, tidak membuat manusia berbalik kepada Allah. Justru manusia sibuk dengan dosanya sendiri dan dengan mudah menyetujui perbuatan dosa yang dilakukan orang lain (32). Dalam kondisi tercemar, dosa menjadi sesuatu yang dianggap lumrah, bahkan pada ekstrem tertentu, dosa bukan lagi dipandang sebagai dosa!

Kita hidup dalam zaman yang tidak jauh berbeda dengan zaman di mana Paulus hidup. Kita mengalami perjumpaan dengan orang-orang yang hidup hanya untuk memuaskan hawa nafsunya. Perilaku hidup demikian pastinya berujung pada kebinasaan. Kenyataan bahwa manusia hanya hidup sementara, dan suatu hari harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, tidak cukup kuat untuk menyadarkan mereka.

Banyak argumentasi sengaja dibangun untuk membenarkan tindakan tercemar agar manusia yang hidup dalam kecemaran dapat diterima masyarakat luas. Namun, penerimaan masyarakat tidak dapat dijadikan dalil pembenaran di hadapan Allah. Oleh karena alasan itulah, kehadiran Injil akan menerangi kegelapan hidup yang selama ini mereka jalani. Sudah menjadi tugas kita untuk mewartakan Injil dalam dunia yang tercemar ini. Kiranya, Tuhan Yesus terus menguatkan iman kita! [PMS]

e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2024/10/27/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Roma+1:18-32
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Roma+1:18-32

Roma 1:18-32

18  Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.
19  Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka.
20  Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.
21  Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.
22  Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.
23  Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.
24  Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.
25  Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.
26  Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar.
27  Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.
28  Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas:
29  penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan.
30  Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua,
31  tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan.
32  Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab

0 komentar:

Posting Komentar